Banyak kesan di Desa Les, mulai dari snorkeling sampai merasakan air terjun Yeh Mempeh. namun ada kisah yang lebih berasa di dalam perjalanan dari Desa Les yakni batu batu di pinggir jalan, kata katanya hampir mirip, desa Les dan Ngeleles. ya.. beberapa tahun yang lalu kami pernah memberdayakan batu batu yang tidak terpakai di jalan untuk ngeleles, ngeleles sendiri adalah satu sikap atau perbuatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang dengan mengumpulkan batu ada barang yang lainnya yang sudah tidak terpakai lagi untuk diberdayakan yang kemudian bisa difungsikan sebagai penghias taman agar semuanya nampak indah dan lain sebagainya.
Ada cerita senang dibalik itu semua, biasanya menjelang sore ketika waktu lengang kami isi dengan mencari sisa sisa batu besar, sambil mengintai kanan, kiri, depan, belakang, pasukan yang ada di dalam mobil matanya seperti burung hantu mencari mangsa. tengok kiri dan kanan sementara tangannya bagai cakar elang yang siap menerkam. Menerkam batu tentunya.
Batu batu pinggir jalanIni bukan pencurian, ini memberdayakan, betapa banyak batu batu yang tergeletak di pinggir jalan dibiarkan, bisa jadi berbahaya bagi pengendara. Bagai pasukan kuning dari Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kotawaringin Barat, membersihkan jalan. Namanya batu nggak bisa ngomong, mungkin sekarang dalam tempatnya di samping kolam ada yang bergumam, terima kasih sudah diletakkan di tempat yang indah, tidak lagi di samping jalan. Ada juga yang berkelakar, tertawa kegirangan karena tempatnya tenang. Tak terasa waktu itu berlalu, ngeleles menjadi spirit kreativitas membangun bersama sama, tanpa memikirkan kendala, semua bermula dari keterbatasan, melihat penghalang jadi peluang, memiliki mimpi yang dilakukannya sendiri.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar