Manusia terus berkembang, semua mencari caranya masing masing untuk maju. Saya orang yang tidak punya kompetensi dalam hal pendidikan lingkungan. Berawal belajar, bermain dan bertualang sebagai moto dari Klub Indonesia Hijau (KIH) saya soba nikmati semuanya. Saya ingat sekali Alm. Zamroni mengajak enam orang dari kami Mahasiswa Pecinta alam "Stacia" Universitas Muhammadiyah Jakarta yang tadinya cuma punya hobi naik gunung coba belajar Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Tahun 1998 saya mulai menemukan jalannya, belajar dari banyak orang yang nggak pelit sama ilmu. Belajar fasilitasi dan bla blanya. Hingga seperti sekarang. Kata orang kalau mau jadi pemimpin harus kompeten dulu.
Tidak mati disitu, saya coba belajar kanan kiri, depan belakang. Belajar dari organisasi Politik, coba belajar dari Event Organizer, berpindah dari satu isu ke isu lainnya, hingga memiliki koneksi. Berapa banyak orang pintar namun tidak diiringi koneksi, sehingga rutinitas yang ditemukan, improvisasinya tumpul, mereka tidak sadar sebenarnya sedang tertidur. Lima tahun saya di Kalimantan banyak hadiah yang saya petik dimana satu moto terucap : "setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah", saya makin yakin bahwa koneksi sangatlah penting.
Orang tua saya bilang, apa bisa hidup dari itu, saya bilang "bisa", semua orang berjalan dengan keyakinannya masing masing. Keputusan yang saya ambil sedikit demi sedikit juga menempa saya untuk berani mengambil resiko, baik buruk. Ambil alih yang kita sudah ukur, bisa apa enggak. Ketika kita sudah yakin maka harus dilakukan. Karakter harus kita miliki, beradaptasi harus kita lakukan. Yakinlah, orang yang mampu menjadi pemenang adalah orang yang fleksibel dan terus mau belajar serta bisa mengambil keputusan.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak mati disitu, saya coba belajar kanan kiri, depan belakang. Belajar dari organisasi Politik, coba belajar dari Event Organizer, berpindah dari satu isu ke isu lainnya, hingga memiliki koneksi. Berapa banyak orang pintar namun tidak diiringi koneksi, sehingga rutinitas yang ditemukan, improvisasinya tumpul, mereka tidak sadar sebenarnya sedang tertidur. Lima tahun saya di Kalimantan banyak hadiah yang saya petik dimana satu moto terucap : "setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah", saya makin yakin bahwa koneksi sangatlah penting.
Orang tua saya bilang, apa bisa hidup dari itu, saya bilang "bisa", semua orang berjalan dengan keyakinannya masing masing. Keputusan yang saya ambil sedikit demi sedikit juga menempa saya untuk berani mengambil resiko, baik buruk. Ambil alih yang kita sudah ukur, bisa apa enggak. Ketika kita sudah yakin maka harus dilakukan. Karakter harus kita miliki, beradaptasi harus kita lakukan. Yakinlah, orang yang mampu menjadi pemenang adalah orang yang fleksibel dan terus mau belajar serta bisa mengambil keputusan.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar