Senin, 30 Juni 2025

Merawat Cita Cita

Merawat cita-cita berarti menjaga agar semangat dan keyakinan terhadap impian tetap hidup, serta terus berusaha untuk mewujudkannyaIni melibatkan berbagai aspek, mulai dari memelihara motivasi, menetapkan tujuan yang jelas, hingga berani menghadapi tantangan dan belajar dari kegagalan. 




Berikut adalah beberapa cara untuk merawat cita-cita:

  • Memelihara Motivasi:
    Temukan sumber inspirasi yang kuat dan terus ingatkan diri tentang alasan mengapa cita-cita itu penting bagi Anda. 


  • Menetapkan Tujuan yang Jelas:
  • Buatlah tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batasan waktu (SMART). 
  • Belajar dan Berkembang:
  • Teruslah belajar, kembangkan keterampilan yang relevan, dan jangan takut untuk keluar dari zona nyaman. 


  • Berani Menghadapi Tantangan:
  • Cita-cita tidak selalu mudah dicapai. Belajarlah untuk menghadapi rintangan, jangan mudah menyerah, dan jadikan kegagalan sebagai pelajaran. 
  • Mencari Dukungan:
  • Jangan ragu untuk meminta bantuan, baik dari keluarga, teman, atau mentor. Berbagi cerita dan mendapatkan dukungan bisa menjadi dorongan yang besar. 
  • Berpikir Positif:
  • Pertahankan sikap optimis, fokus pada hal-hal positif, dan percayalah pada kemampuan diri sendiri. 


  • Membuat Rencana Aksi:
  • Buatlah langkah-langkah konkret yang akan Anda ambil untuk mencapai cita-cita. Rencana aksi ini akan membantu Anda tetap fokus dan terorganisir. 
  • Evaluasi dan Koreksi Diri:
  • Lakukan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan yang telah dicapai. Jika ada yang tidak berjalan sesuai rencana, jangan ragu untuk melakukan koreksi. 
  • Menikmati Proses:
  • Ingatlah bahwa perjalanan menuju cita-cita juga penting. Nikmati setiap langkah, belajar dari setiap pengalaman, dan jangan biarkan diri Anda terlalu fokus pada hasil akhir. 

  • Dengan merawat cita-cita, Anda akan lebih siap untuk menghadapi tantangan, tetap termotivasi, dan pada akhirnya mewujudkan impian Anda. 

Belajar Dari Lebah

Ketika ratu lebah mati, koloni tak panik. Mereka tak menunggu penyelamat dari luar. Dengan naluri kolektif yang menakjubkan, para lebah pekerja memilih larva biasa, bukan karena gen yang istimewa, tapi karena keputusan bersama.



Larva ini diberi royal jelly: makanan eksklusif penuh protein dan zat aktif. Dalam hitungan hari, tubuhnya berubah. Ovarium aktif. Ukuran membesar. Umur dipanjangkan hingga 20 kali lipat.


Ia tak akan bekerja. Ia akan memberi kehidupan. Dan semua ini bukan karena ia dilahirkan berbeda, tapi karena ia dipilih dan diberi perhatian penuh.


Di sarang lebah, takdir bukan soal garis keturunan, sang ratu dilahirkan dari krisis, solidaritas, dan harapan. 

Minggu, 29 Juni 2025

Keutamaan Menjenguk Orang Yang Sedang Sakit

Keutamaan menjenguk orang sakit dalam Islam sangat besar. Selain mendapatkan pahala dari Allah SWT, menjenguk orang sakit juga merupakan bentuk ibadah yang dianjurkan, mempererat tali silaturahmi, dan memberikan hiburan serta semangat bagi yang sakit. 

Berikut beberapa keutamaan menjenguk orang sakit dalam Islam:

Mendapatkan Rahmat dan Ampunan Allah:

Allah SWT menjanjikan rahmat dan ampunan bagi mereka yang menjenguk orang sakit. 


Didoakan Malaikat:

70.000 malaikat akan mendoakan orang yang menjenguk orang sakit, baik di pagi maupun sore hari. 


Mendapatkan Tempat di Surga:

Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang menjenguk orang sakit akan mendapatkan tempat di surga, seperti berjalan di taman surga. 

Mempererat Tali Silaturahmi:

Menjenguk orang sakit mempererat hubungan antar sesama dan menjaga tali silaturahmi. 


Membantu Orang yang Sakit:

Kunjungan dan doa dari orang yang menjenguk dapat memberikan semangat dan menghibur orang yang sedang sakit. 




Menjadi Pengingat:

Menjenguk orang sakit juga menjadi pengingat bagi yang sehat untuk selalu bersyukur atas nikmat kesehatan yang diberikan Allah SWT. 


Amalan yang Dicintai Allah:

Menjenguk orang sakit adalah amalan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. 


Dengan demikian, menjenguk orang sakit adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam karena memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik bagi yang menjenguk maupun yang dijenguk. 

Rabu, 25 Juni 2025

Stop Kriminalisasi

 


Menyesuaikan Peradaban




1. Mesopotamia menjadi Irak

Latar Belakang Sejarah:

Mesopotamia, sering disebut sebagai "Tempat Lahir Peradaban," terletak di antara sungai Tigris dan Eufrat, yang sekarang menjadi wilayah negara Irak. Daerah ini merupakan rumah bagi beberapa peradaban manusia paling awal, seperti Sumeria, Akkadia, Babilonia, dan Asyur. Wilayah ini dikenal karena perkembangan tulisan, urbanisasi (kota-kota awal), dan masyarakat kompleks. Seiring waktu, wilayah ini menjadi bagian dari berbagai kekaisaran, seperti Kekaisaran Persia dan kemudian Kekhalifahan Islam. Nama "Irak" mulai digunakan pada abad ke-6 selama Kekaisaran Sassania, dan menjadi nama resmi negara modern setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman di awal abad ke-20.


2. Lembah Indus menjadi Pakistan

Latar Belakang Sejarah:

Peradaban Lembah Indus adalah salah satu budaya urban paling awal di dunia, berkembang sekitar tahun 2600–1900 SM di wilayah yang kini menjadi Pakistan dan India bagian barat laut. Dikenal karena kota-kotanya yang maju seperti Mohenjo-Daro dan Harappa, peradaban ini mengembangkan sistem tulisan awal, arsitektur, dan organisasi sosial. Setelah peradaban ini runtuh, wilayah tersebut dikuasai oleh berbagai kerajaan dan kekaisaran, termasuk Kekaisaran Maurya dan Gupta, lalu oleh Kekhalifahan Islam. Pada tahun 1947, setelah Inggris meninggalkan India, wilayah ini menjadi negara merdeka bernama Pakistan, yang mencerminkan identitas Islam bangsa tersebut.


3. Kekaisaran Romawi menjadi Italia

Latar Belakang Sejarah:

Kekaisaran Romawi, yang mencapai puncaknya pada tahun 117 Masehi, meliputi sebagian besar Eropa, Afrika Utara, dan Timur Tengah. Kota Roma adalah pusat kekaisaran ini, yang meninggalkan warisan besar dalam bidang hukum, pemerintahan, arsitektur, dan bahasa. Setelah Kekaisaran Romawi Barat runtuh pada tahun 476 Masehi, wilayah ini terpecah menjadi berbagai kerajaan kecil. Negara modern Italia bersatu kembali pada abad ke-19, namun warisan Romawi tetap menjadi bagian penting dari budaya dan identitas nasionalnya.


4. Persia menjadi Iran

Latar Belakang Sejarah:

Persia, dikenal karena sejarah panjang kekaisaran seperti Achaemenid, Parthia, dan Sassania, adalah salah satu peradaban kuno paling penting, memberikan kontribusi besar dalam seni, ilmu pengetahuan, dan pemerintahan. Nama "Persia" digunakan oleh orang Barat selama berabad-abad, diambil dari wilayah "Pars." Namun, nama asli yang digunakan rakyatnya adalah "Iran," yang berarti "Tanah Bangsa Arya." Pada tahun 1935, Reza Shah meminta dunia internasional untuk menggunakan nama "Iran," agar sesuai dengan sebutan lokal yang sudah digunakan selama ribuan tahun.

Senin, 09 Juni 2025

Kurban VS Poligami

 


Save Raja Ampat

 


70 KO WI


 

Gie

 Soe Hok Gie, pria kelahiran 17 Desember 1942 dikenal sebagai seorang aktivis mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962–1969. Hingga sosoknya cukup dikenal di kalangan aktivis mahasiswa 1960-an.


16 Desember 1969 aktivis Soe Hok Gie, Gie sapaannya, menghembuskan nafas terakhirnya saat mendaki Gunung Semeru. Ia diduga menghirup asap beracun dari kawah gunung itu.



Soe Hok Gie mendaki bersama rombongan. Kelompok pendaki itu terdiri dari Gie, Idhan Dhanvantari Lubis, Abdurrachman, Herman Onesimus Lantang atau Herman Lantang, Anton Wijaya, Rudy Badil, dan Freddy Lodewijk Lasut. Ada juga seorang wartawan Sinar Harapan, Aristides Katoppo.


Gie punya maksud, selain hendak menaklukkan gunung tertinggi di Jawa itu, dia ingin merayakan hari ulang tahunnya ke-27 di puncak Semeru. Gie ulang tahun pada 17 Desember, sehingga hari keberangkatan dipilih sebelum tanggal itu, 16 Desember. Mereka berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, pukul 07.00 ke Stasiun Gubeng, Surabaya.


Bisa menaklukkan Semeru kala itu menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya belum banyak pendaki yang mengunjunginya gunung ini. Mereka berbekal buku panduan mendaki Gunung Semeru buatan Belanda, yang berusia hampir 40 tahun atau terbit pada 1930.


Rombongan pendaki itu disebut mengambil jalur yang tidak umum. Mereka melewati Kali Amprong dan mengikuti pematang Gunung Ayek Ayek hingga turun menuju Oro Oro Ombo.


Gie dan kawan-kawan mendirikan kemah di sana sebelum kemudian melanjutkan perjalanan ke Recopado. Sementara tenda dan tas mereka tinggal agar tak membebani perjalanan.


Saat di Oro Oro Ombo, mereka membagi rombongan ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah Gie, Aristides, Rudy Badil, Anton Wijaya, Abdurrachman, dan Freddy.


Sedangkan kelompok kedua terdiri dari Herman dan Idhan. Kelompok pertama tiba lebih dulu. Mereka berhasil mencapai puncak Semeru menjelang sore.


Sembari mengumpulkan tenaga, Gie menunggu kelompok Herman yang tertinggal. Namun, saat menunggu tersebut, tiba-tiba rekan Abdurrachman atau Maman mulai meracau. Aristides dan Freddy akhirnya memutuskan membawa Maman kembali ke shelter.


Tak lama berselang, kelompok kedua akhirnya sampai di puncak Semeru. Idham yang melihat Gie tengah duduk kemudian membersamainya. Sementara Herman tetap berdiri. Karena duduk itulah, Gie dan Idham diduga menghirup gas beracun yang massanya lebih berat dari oksigen.


Menurut kesaksian Herman, Gie tampak diam sebelum akhirnya menggelepar. Akibat keracunan gas tersebut, Gie dan Idham menjadi lemas. Gie dinyatakan meninggal beberapa saat kemudian. Tak lama berselang, Idham menyusul. Keduanya meninggal setelah menaklukkan Gunung Semeru. Tetapi Gie gagal merayakan ulang tahunnya yang ke-27 sehari setelahnya.


Evakuasi jenazah kedua pendaki terkendala karena jalur yang ekstrem. Berita tewasnya Gie dan Idham baru tersiar pada 22 Desember 1969 atau lima hari setelah kematian. Para pendaki ini sempat dikabarkan hilang.


Sehari sebelumnya, 21 Desember 1969, TNI Angkatan Laut mencoba mencari mereka. Tetapi pencarian terhalang kabut sehingga prosesnya semakin sulit.


Jenazah Soe Hok Gie baru dimakamkan pada 24 Desember 1969 di Menteng Pulo. Tetapi kemudian, dipindahkan ke Pekuburan Kober Tanah Abang. Saat Pekuburan Kober dibongkar oleh Ali Sadikin pada 1975, keluarga dan kerabat menolak kuburan Gie dipindah.


Semula mereka memutuskan jasad aktivis mahasiswa itu dikremasi dan abunya ditebar di Gunung Pangrango. Namun, Gie kemudian dimakamkan yang saat ini menjadi lokasi Museum Taman Prasasti.


Source : Tempo/Hendrik Khoirul Muhid


#semeru #semerumountain #soehokgie

Minggu, 08 Juni 2025

Idul Qurban

 

Takbir membahana Allohu Akbar !

Wafatnya Ustaz Yahya Waloni Sang Pejuang

Saya ucapkan dulu “innalilahi wainna ilahi rojiun.” Ustaz Yahya Waloni, nama yang tidak asing lagi. Ia keras, tanpa kompromi. Banyak yang membencinya, namun tak sedikit mencintainya. Semua itu telah berakhir. Ia telah tiada meninggalkan kita selamanya. Kisah wafatnya ustaz ini banyak disambut dengan ucapan, “Subhanallah!” Mari kita simak perjalanan hidup beliau sambil memanjatkan doa untuknya.



Langit Makassar siang itu tidak hanya mendung. Ia seperti berselimut kabut duka yang enggan bergerak. Awan menggantung malas, seolah menunggu satu jiwa mulia ditarik dari bumi ke pelukan langit. Di Masjid Darul Falah, Minasa Upa, khutbah Jumat dimulai seperti biasa. Tapi tidak ada yang tahu bahwa khutbah itu akan menjadi khutbah terakhir dari seorang pria yang hidupnya adalah perpaduan dari pertobatan, perjuangan, kontroversi, dan keberanian langka. Ustaz Yahya Waloni berdiri di atas mimbar, pada pukul 12.30 WITA, menyampaikan pesan tentang tauhid dengan suara lantang seperti biasanya. Tidak ada tanda bahwa detak jantungnya sedang berpacu menuju ajal. Tidak ada tanda bahwa tubuh yang tampak tegar itu akan rebah di atas tempat suci, menjadi tubuh tak bernyawa dalam hitungan menit.


Ia tiba pagi hari, setelah sebelumnya mengisi khutbah Iduladha di pusat Kota Makassar. Energinya tampak biasa saja, wajahnya tenang, bahkan sempat bersenda gurau dengan beberapa pengurus masjid. Tapi malaikat maut sudah menulis jadwalnya hari itu. Ketika khutbah masuk ke bagian kedua, suaranya mulai mengecil. Bukan seperti orang lelah, tapi seperti seseorang yang mulai ditarik dari dunia secara perlahan. Lalu sebelum doa penutup terucap, tubuh itu jatuh. Tiba-tiba. Membentur mimbar dengan bunyi samar yang membuat jamaah tercekat. Tidak ada yang tertawa. Tidak ada yang panik berlebihan. Yang ada hanya kesunyian yang menjerit, lalu tangisan yang pecah.


Pukul 13.00 WITA, ia dilarikan ke rumah sakit terdekat. Tapi semua usaha menjadi sia-sia. Jantung itu telah berhenti. Suara itu telah diam. Ia wafat dalam keadaan suci, dalam posisi mulia, saat menunaikan ibadah yang terhormat. Jenazahnya lalu dibaringkan di samping mimbar. Beberapa jamaah mendekat, ada yang mencium keningnya, ada yang hanya duduk terpaku. Wajahnya teduh. Tidak menakutkan. Seolah tidur, tapi bukan tidur biasa, melainkan perpisahan yang menggetarkan.


Yahya Yopie Waloni lahir pada 30 November 1970 di Manado, Sulawesi Utara, dari keluarga Kristen Minahasa. Ia mengabdi dalam dunia Kristen selama puluhan tahun. Ia adalah rektor di Sekolah Tinggi Theologia Eben-Haezer, bergelar doktor dari Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado. Ia pernah menjadi pengkhotbah yang dihormati, lalu, dengan keberanian yang sangat langka, memutuskan masuk Islam bersama istrinya Lusiana (yang kemudian menjadi Mutmainnah) pada 11 Oktober 2006 di Tolitoli, Sulawesi Tengah. Keputusan yang memutus sejarah keluarganya. Keputusan yang tidak kembali.


Setelah syahadat itu, hidupnya berubah. Ia menjadi dai yang tidak biasa. Ia tidak punya latar belakang pondok, tapi ceramahnya tentang tauhid dan perbandingan agama mengguncang banyak majelis. Ia tidak lembut, tapi jujur. Ia tidak manis, tapi penuh keyakinan. Ia pernah dipenjara, pada 26 Agustus 2021. Lima bulan ia jalani di balik jeruji, hingga bebas pada 31 Januari 2022. Ia tidak kapok. Ia tidak menyesal. Ia terus berdakwah, seakan waktu tak penting lagi baginya.


Kini, ia wafat di tempat yang paling dicintainya, mimbar. Di waktu paling sakral, Jumat. Dalam ibadah paling mulia, khutbah. Ini bukan kebetulan. Ini bukan kecelakaan. Ini karunia. Jenazahnya akan diterbangkan ke Jakarta, tapi sejatinya jiwanya sudah lebih dulu diterbangkan ke tempat yang tak terjangkau kamera, rating, atau like. Surga mungkin sudah lama menunggunya.


Kita yang tinggal, hanya bisa menangis. Bukan hanya karena ia tiada, tapi karena kita tahu, sedikit sekali manusia yang hidup dan wafat seperti itu.


#camanewak

Rosadi Jamani

Ketua Satupena Kalbar

Selasa, 03 Juni 2025

Kami Tidak Takut

 Kalau kalian mengira kami takut, kalian salah besar!


Kalau kami takut, maka Rismon Sianipar akan tetap di Jepang dan Amerika, untuk tetap  jadi Konsultan  Digital Forensic Internasional dengan bayaran Miliaran per tahun, keliling dunia dengan istri tercintanya, Vivi, melanjutkan petulangan Travelling yang sangat menyenangkan, tanpa memikirkan carur marut gaduh dan jahatnya hukum di Indonesia.


Tetapi dia tergerak untuk pulang. Tergetar dengan sebuah keganjilan  ijazah yang secara kebetulan dia temukan, skripsi aneh yang mengusik jiwa penelitinya, yang keduanya dia temukan di almamater yang sangat dia cintai.


Kalau kami penakut, maka Roy Suryo, akan melanjutkan hobby fotografi dan penelitian telematika yang menjadi passionnya, sambil berkeliling dari kota ke kota dengan koleksi mobil-mobil tuanya yang legendaris.


Tetapi dia tergelitik melihat ijazah dan berbagai foto-foto seseorang yang berserakan di internet. Kok aneh secara fotografi dan telematika, maka di sela-sela waktu ya mengajar, foto, merawat mobil-mobil dan 20 ekor  kucing-kucing eksotisnya, dan terperanjat ketika makin lama jejak kepalsuan dari dokumen dan foto-foto itu makin terbongkar dengan keahliannya.


Kalau kami takut, maka dr Tifa akan terus berjalan kesana kamari melihat persoalan epidemiologi yang terjadi di lapangan, di desa desa, menulis dan menganalisis, filosofi, sosiologi, histori, metafisika, dan berpikir dan merenung, dan membaca dan mensintesis, dan menghitung segala sesuatu dengan rumus rumus matematika,  sambil melihat awan-awan di langit, larik-larik hujan, dan bulan dan bintang-bintang yang tampak jelas di kediamannya di ketinggian.


Tetapi dokumen yang berisikan foto foto  yang muncul di internet, yang tidak sinkron dengan karakter seseorang, dan ketika anatomi, fisiologi, dan behavior semakin menunjukkan anomali dan pola yang tidak konsisten, semakin menarik fokusnya dan naluriya.


Ketika hasil observasi kami bertemu di satu titik hipotesisi yang sama, kami sangat heran dan cemas. Heran karena kami bertiga sebelumnya belum pernah bertemu belum pernah diskusi tetapi temuan kami menghasilkan hasil yang sama!


Jangan jangan dokumen ini palsu?


Maka pergilah kami ke UGM, tanggal 15 April 2025, tanpa janjian sebelumnya, dengan membawa niat ingin mendapatkan kejelasan, dan the rest Will history.


Orang yang punya dokumen ganjil dan foto-foto yang sangat meragukan itu rupanya marah, dan merasa terhina-hina, meresa terendah-rendah. 


Dan merasa perlu memenjarakan kami dengan melaporkan kami ke Polisi dengan pasal-pasal yang sangat berat hukumannya: 8.tahun dan 12 tahun.


Seakan-akan tidak cukup dia memenjarakan Bambang Tri..seakan akan tidak cukup dia memenjarakan Gus Nur!


Sesungguhnya jika hatinya tidak jahat dan kejam, ketika Bambang Tri dan Gus Nur bertanya tentang ijazah, tinggal dia tunjukkan saja ijazah, selesai!


Seakan tidak cukup, ketika kami bertiga bertanya tentang ijazah, hatinya yang jahat dan kejam, ingin membungkam kami dengan memenjarakan kami!


Apakah kami takut?


Kalian semua bisa melihat sendiri, kami terus melanjutkan penelitian kami tentang ijazah yang meragukan itu, tentang foto foto yang mencurigakan itu, dan kami terus sampaikan ke media dan tulisan dan karena kami sungguh ingin, rakyat semua tahu kebenaran, anak anak dan masa depan negara ini tak lagi berada dalam kabut keraguan yang menggelisahkan.


Jadi, orang orang picik dan kusam pikiran saja yang mengira kami takut kalian bikin meme seperti ini!


Penakut itu seperti kalian!. Yang hanya diam dan membisu. Yang keroyokan membully dan menista kami.


Tuhan tahu, apa yang di hati kami..kami hanya tidak mau gagal jadi manusia yang diberi otak cerdas oleh Allah, yang harus digunakan untuk berpikir dan memberi manfaat banyak


Termasuk menguak kebenaran..walaupun penuh onak dan duri..walau pilu dan perih seperti sembilu.



Kami hanya tidak mau menghadap Tuhan nanti dengan malu.

Karena membiarkan kebohongan terpampang di depan mata dan kami hanya diam saja seperti batu!

Fadlik Al Iman

 


Senin, 02 Juni 2025

Jangan lupa ama Tuhan

 


Jilbab Simbul Peradaban

 Seorang wanita muslimah yang juga seorang doktor diundang untuk berbicara di hadapan publik. Tapi bukan isi pidatonya yang jadi sorotan, melainkan pakaiannya.



Ada yang menyindir, katanya jilbab yang ia kenakan adalah simbol keterbelakangan. Bahwa cara berpakaiannya dianggap tidak mencerminkan tingkat intelektualitas dan pendidikan yang tinggi.


Tapi siapa sangka, jawabannya sangat cerdas, menampar stigma dan stereotip yang selama ini melekat di masyarakat.


Ia menjelaskan bahwa hijab bukan penghalang ilmu. Justru menjadi simbol dari identitas, prinsip, dan pilihan sadar seorang perempuan.


"Pada zaman awal, manusia hidup tanpa busana. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, manusia mengenakan pakaian. Apa yang saya kenakan hari ini adalah simbol kemajuan berpikir yang telah dicapai manusia berabad-abad".


"Adapun ketelanjangan saat ini adalah simbol keterbelakangan dan kembalinya manusia ke zaman kebodohan. Seandainya ketelanjangan dianggap sebagai kemajuan, maka binatang bisa dikatakan telah mencapai puncak peradaban".


Source: Scribd


#MotivasiHariIni #HijabInspirasi #HijabItuPilihan