Rabu, 30 September 2015

DINGIN, GELAP DAN KEJAHATAN

7-menit saja:

Bacalah sekejap, ilmu yang berguna untuk semua.. ,

Seorang profesor yang atheis berbicara dalam sebuah kelas.

Profesor : "Apakah Allah menciptakan segala yang ada ?"
Para mahasiswa : "Betul ! Dia pencipta segala-nya."

Profesor : "Jika Allah menciptakan segala_nya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan."

(Semua terdiam. Agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).

Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.

Mahasiswa : "Prof ! Saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?"

Profesor : "Pertanyaan macam apa itu ? Tentu saja, dingin itu ada."

Mahasiswa : "Prof ! Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin sebenar-nya adalah ketiada'an panas.

Suhu -460 degree Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali.                 Semua partikel menjadi diam. Tidak bisa bertindak pada suhu tersebut.

Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas.

Selanjutnya! Apakah gelap itu ada ?"

Profesor : "Tentu saja ada !"

Mahasiswa : "Anda salah lagi Prof ! Gelap juga tidak ada.

Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya dapat kita pelajari. Sedangkan gelap tidak bisa.. ,

Kita boleh menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna.

Tapi! Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensiti cahaya di ruangan itu.

Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiada'an cahaya.

Jadi! Apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?"

Profesor mulai bimbang tapi menjawab juga : "Tentu saja ada."

Mahasiswa : "Sekali lagi anda salah Prof ! Kejahatan itu tidak ada. Allah tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan. Seperti dingin dan gelap juga.

Kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Allah dalam diri-nya.

Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia."

Profesor terpaku dan terdiam !

Dosa terjadi kerana manusia lupa hadirkan Allah dalam hati-nya.

Hadirkan Allah dalam hati pada setiap sa'at, maka akan selamatlah diri kita.. ,

Itulah IMAN.

SESUNGGUH-NYA DOSA ITU LAHIR SA'AT IMAN TIDAK HADIR DALAM HATI KITA.. ,

🌹semoga bermanfa'at.. ,😄

JUMPA PERS KASUS LUMAJANG

Menindaklanjuti peristiwa kejahatan lingkungan dan kemanusiaan yang terjadi di Lumajang, Jawa Timur, terkait pertambangan pasir, Dinas Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Jawa Timur akan menggelar JUMPA PERS tentang kasus tersebut pada :

RABU 30 SEPTEMBER 2015
PUKUL 14:00 WIB
DI RUANG PERS ROOM KANTOR GUBERNUR JAWA TIMUR DI Jalan Pahlawan Surabaya (DEPAN TUGU PAHLAWAN).

Demikian informasi ini semoga bermanfaat dan berfaedah untuk mendukung upaya pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup.

--

KJPL INDONESIA mendukung upaya pengungkapan kasus pembunuhan SALIM "Kancil" Warga Penolak Penambang Pasir di Lumajang, Jawa Timur, Indonesia.

Salam Hijau Lestari...!!!


Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan | KJPL Indonesia
www.kjpl.or.id | www.kjpl.wordpress.com
HP. 08563001707 | WA. 08563001707 | BB. 2131AA86
HP. 08983616377 | WA. 08983616377 | BB. 218830D0

DONASI UNTUK KJPL INDONESIA VIA BANK JATIM
KODE TRANSFER BANK JATIM : 114
NOMOR REKENING KJPL INDONESIA : 001 720 7300

AKSI SOLIDARITAS

Lagi!!! kekerasan terhadap warga yang mempertahankan ruang hidupnya terjadi. Sabtu 26 September 2015 pagi hari, telah terjadi penganiayaan dan pembunuhan terhadap petani penolak tambang di Desa, Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Korban yang mati terbunuh yakni Salim Kancil (46 th) dan Tosan, yang mengalami penganiyayaan, yang kini masih kritis di rumah sakit. Kedua korban (Salim Kancil dan Tosan) adalah bagian dari petani yang dari awal sudah bersuara lantang menolak kegiatan penambangan.

Tragedi di Desa Selok Awar-Awar itu tentu perlu diusut tuntas, dan jangan dibiarkan berulang di tempat lain mengingat banyaknya konflik serupa dari upaya warga mempertahankan ruang hidupnya. Sebut saja contohnya para petani yang menolak bisnis pasir dengan TNI AD di Kebumen tahun 2011, konflik tanah di Bima, NTT, penolakan PLTU Batang tahun 2013, kekerasan pada para petani di Rembang yang menolak pabrik Semen, penolakan pembangunan waduk Jatigede, penggusuran di Kampung Pulo, Kulon Progo hingga Papua.

Aksi Solidaritas untuk Salim Kancil dan Tosan ini adalah salah satu bentuk solidaritas kami terhadap perjuangan warga dalam mempertahankan  ruang hidupnya. A luta continua

Hari dan Tanggal : Kamis, 1 Oktober 2015
Tempat  : Depan Istana Negara-Jakarta
Waktu     : 14.00 – 16.00
Kegiatan  : Performance Art dari Haryo Hutomo dan Ridwan Rau-Rau, penyebaran poster, dan musik oleh Edi Bonetski

Kontak :
Awang (08176950995)
Ananto (081908871477)
Ambon (087788878570)

BAKTI SOSIAL

Bakti Sosial ini sebagai bentuk partisipasi komunitas antar alumni SMA di wilayah-wilayah di Tanah Air untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat marjinal. Pembiayaan diperoleh dari kas organisasi dan dukungan donasi perorangan maupun korporat seperti WALUBI, PDSPK Kemendiknas, Kalbe, PT IKIN, PuPaPu, Jasa Raharja, JNE, PT Semen Padang.
Daftar permohonan bantuan dan dokumentasi Baksos terdahulu dimuat dalam proposal.
Usai kegiatan, kami selalu memberikan laporan kegiatan kpd donatur.

Kegiatan Bakti Sosial yang ke-9 kalinya diselenggarakan oleh Sevenist Club Alumni SMA 7 Jakarta, dan kali ini dalam koordinasi dengan Ikatan Keluarga SMA Negeri Tiga Malang (IKA SMARI AGITMA).

Tema Kegiatan : Satukan Hati - Bakti Sosial 9
Bentuk Kegiatan : Sosialisasi/edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat), Pemeriksaan Laboratorium Sederhana dan IVA (deteksi dini kanker servix), Pengobatan Umum, serta pemberian bingkisan-natura.
Hari/Tanggal  : Minggu, 1 November 2015
W a k t u : Pukul 08.00 – selesai
T e m p a t  : Balai Desa Tlogosari, Kec. Tutur - Pasuruan, Jawa Timur
Sasaran : 1000 orang, terdiri dari anak-anak, remaja, dan Lansia. Mobilisasi pasien dilaksanakan oleh kader-kader PKK Desa Tlogosari.
Pelaksanaan : Informasi segmentasi masyarakat sasaran Baksos, adalah masy. perkebunan dan peternak dengan masalah kesehatan kulit, ISPA dan diare.
Seraya menunggu giliran, pasien mendapat snack berikut air mineral, sosialisasi/edukasi PHBS, dan hiburan lagu-lagu yang mendukung kegiatan edukasi PHBS. Tim medis pelaksana berasal dari kolaborasi alumni, dan sosialisasi/edukasi PHBS dilaksanakan oleh relawan Tim dari Jakarta dan Tim dari Malang dengan menjelaskan kepada pasien yang menunggu.
Dhitce ketua Kegiatan Bakti Sosial ke 9

Sejak Baksos ke-5 di Gunung Kidul (2011), liputan Baksos oleh TVRI disiarkan melalui siaran nasional Indonesia Pagi. (Jika diperlukan, copy dokumentasi siaran dapat diberikan)

Sabtu, 12 September 2015

Di Pihak Yang Mana

Banyak sekali bentuk berkorban, kata ini berasal dari kata qurban. Dalam aplikasinya orang berkorban untuk kekasih, Almamaternya, orang tua,  saudara dan masih banyak lagi.

Sering kali orang berbondong bodong,  mengejar idola, meski  tak merasa dirinya berkorban. Dengan membeli tiket konser, berapa pun biayanya. Pasti diupayakannya. Yang menarik ketika nonton konser outdoor, meski lambung belum terisi, namun rokok sudah pasti.
Ilustrasi. Fadlik 
Jika dilihat pengeluaran rokok pehirhari Rp. 15.000 maka jika dalam sebulan dan dikalikan satu tahun, maka kisarannya cukup mencengangkan, yakni Rp. 5.400.000,- hal ini bisa sebanding dengan satu hewan qurban.

Jadi bisa dipastikan,  selama ini kita berqurban untuk siapa dan kita berada dipihak yang mana?.

Salam berbagi 

Kamis, 03 September 2015

Walhasil

Negeri yang kaya raya semakin tak nampak karena masyarakatnya tidak dibiasakan menghargai alam, lihat kekayaan yang memancar dari puncak gunung sampai ke dalam lautan.

Para pendidik dan pelajar nampaknya jauh dari aplikasi praktek kerja nyata. Semua asik dengan teori.

Banyak organisasi yang menamakan diri sebagai Pecinta Alam namun jauh dari harapan, alam justru diperkosa karena praktek praktek pencemaran,  mendengarkan musik keras, merokok,  membuang sampah sembarangan,  menebang kayu dan lain sebagainya.

Mestinya kita melihat lagi untuk apa kita hidup,  kita sebagai pemimpin di muka bumi mestinya secara arif belajar dan bersikap, dengan tidak melulu menelantarkan alam.

Walhasil dengan praktek praktek yang tak terarah dari para agen yang katanya mampu merubah belum bisa dilihat upaya penyelamatan alam yang signifikan. Lihat saja sekarang,  kita diserbu impor ratusan produk.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman 

Selasa, 01 September 2015

Jalan ini

Sudut pandang satu ruang, mendinginkan rindu tentang tempat lama. Dulu dimana kita sama sama naik bis menuju kebersamaan, melihat rona di Melawai kemudian bising membawa kita pasrah.

Dulu kita pernah bilang,  mau jadi apa kita ketika polutan di udara, bising mengikatkan sementara buku buku harga pendidikan formal makin melangit.

Kita cuma punya terminal dan persahabatan, bersama Mbah Surip, bersama kopi, bersama suara samar dari Bulungan.

Kini dan nanti jalan ini berubah, sementara maksud telah meninggalkanku bersama pemodal dengan rahang yang kuat menjapit.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman