Selasa, 31 Maret 2015

Ketika Tanya Menjadi Bulat

Lama menunduk tak melihat segala, menerawang lanjut tak sadar disapa. Untuk apa lagi, bila kau hanya itu.

Sembuh.. Sungguhlah tumbuh
Tabuh.. Menatilah ringai

Hanya itu katamu
Hanya ini tangkapku

Dunia tak semua dirasa
Bumi setengahnya dilihat
Kita manusia beriring nafas
Bersambut pikir
Naluri zikir, karena takut dan rindu

Selimut dulu diri dengan teduh
Dilanjutkan doa dan laku

Sembunyi hanya menunggu
Meriangkan gerak tak terasa
..dan hingga semuanya kau anggap begitu cepat.

Aku tak lupa siapa aku
Kamu disitu berlalu
Sungguh kita memang beda

Semerbak kenanga malam
Nyerembab bunyi kenangan

Susah dua dua
Senang hanya satu
Hidup ini kini
Lampau kalau sedih
Esok kalau angan

Jangan sembunyi dn meradang
Rajut mimpi bagai bunyi lubang seruling

Indah meski sementara
Fungsi pada bunyi

Lalu.kemana lagi perluku
Ketika tanya menjadi bulat
Dan di akhiri titik (.)
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman 

Kader Konservasi

Kerusakan lingkungan di Indonesia lebih cepat dari penanganannya, diibaratkan kerusakan berlari penanganannya jalan kaki.

Hal ini juga terjadi pada penyelamatan hutan dan orangutan di Kalimantan. Konflik lahan konservasi dengan masyarakat dan perorangan serta konflik satwa dengan penghuni lahan.

Dari kejadian itu saja manusia harus secara sadar melihat kepentingan bersama yang selaras. Untuk itu BKSDA SKW II Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah melibatkan Kader Konservasi agar peka terhadap permasalahan lingkungan dan penanganannya.

Hal ini bukan saja pada hutan.dan orangutan, permasalahan sampah disekitarnya, mengenalkan gaya hidup hijau yang secara langsung maupun tidak langsung mampu menekan perubahan iklim pada level terendah.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman 

Jumat, 27 Maret 2015

KAMI KINI ADALAH MONSTER

Salah siapa ketika kota memgiming imingi kesempurnaan.
Ketika pegawai pemerintah dipelihara haknya.
Ketika harga pupuk dinaikkan
Lautan sulit ikan dan lahan jadi bangunan.

Sedemikian terlalu pintarkah para pakar,
Atau jomblo dalam pemikiran,
Kreativitas dikebiri,
Yang kritis diracun,
Yang bodohnya dipelihara.
Tanah subur dibeton

Bibir lembut pakai lipstik
Rambut pria diwarnai

Salah siapa..
Ketika prioritas dilupakan
Penunjang jadi wajib

Salah siapa ketika orang orang tak malu lagi melanggar marka, korupsi sudah biasa yang jujur jadi sampah, terpinggirkan, sunyi, sendiri.

Untuk nanti kita yang berperang dalam gelap.
Untuk nanti bela nurani seorang diri.

Kebohongan di atas panggung
Kejujuran dalam selokan.

Orang tua.. Yang sudah mati..
Bolehkah kami mengadu,
Memberi pelajaran bagi diri
Meski meranggutnya dalam rayuan.

Kami kini adalah monster
Esok sepi berkawan luka.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman 

Kamis, 26 Maret 2015

Bagai Angan dan Angin

Semua insan berangan, memeluk mimpinya. Memprakirakan langkah, menghitung resiko hingga jalan dan terhenti.

Setiap orang memiliki niat, baik dan jahat, lanjut atau bertobat.

Seberapa besar niat dan anganmu, akan kosong dan hampa jika tanpa laksana.
Ilustrasi. Fadlik
Memberikan yang terbaik semampunya,  hingga mempuni dalam melangkah. Kelak berlari dan diikuti, bersama bayang bayang kesadaran. Membawa bangga yang merundukkannya.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Sispala dan Mapala

Ada banjir, ada topan, begitu juga kemarau.
Gempa bumi dan longsoran 
Di tanah juga di rantau 
Dijadikan hutan hutan, 
Tanpa hirau akibatnya, 
Apalagi lautan lautan 
Mati karang dan imannya. 

Bencana dimana mana, 
Laut gelora, amuk topan,
Mengisyaratkan manusia 
Tingkah laku yang tak sopan. 

Petikan lirik di atas adalah lagu Amanat dari Grup Musik Religi Debu. Yang menceritakan bahwa selama ini manusia tidak amanah, memperlakukan alam semaunya. Yang pada akhirnya alam marah dengan bencana.

Di Indonesia terdapat organisasi yang berpotensi merawat alam, namun secara umum belum optimal. Lihat saja Sispala dan Mapala, masih berkutat di Dunia alam bebas yang notabene Adventur murni.

Namun demikian Sispala perlahan berbenah memikirkan kegelisahan lingkungan sekitar, ada Sapta Pala SMA Negeri 7 Jakarta yang bekerjasama dengan salah satu NGO di Jakarta, mengusung isu pencemaran udara.

Ada Mapala Stacia UMJ yang mengusung hak air untuk rakyat dan masih banyak Mapala yang perlahan bergerak untuk keselamatan Bumi.

Semoga kegiatan kegiatan Sispala dan Mapala memiliki warna pelestarian untuk hidup harmonis berkelanjutan.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman



Rabu, 25 Maret 2015

Kegiatan KIH (Part I)

Kegiatan Pelatihan Fasilitator Lingkungan Klub Indonesia Hijau (KIH) memiliki cerita seru. ketika melewati serasa yang penuh dengan daun kering, ranting lapuk serta serangga, juga ditemui kupu kupu yang sempurna sekali dalam melakukan penyamarannya.

Dia adalah Ded Leaf Butterfly (Kalimat Inachus). Kupu kupu daun mati ini ditemukan terutama di daerah tropis Asia. Banyak di India, Jepang dan langkah Izha salah satu dari proses ditemukannya kupu kupu ini di Hutan Kota Serengseng.

Kegiatan KIH (Part II)

Siapa kira bermain di taman hanya bisa untuk olah raga, gelar tikar makan bersama, nyanyi bareng.

Beberapa Mapala di Jakarta kini kerap mengunjungi Taman Kota, bukan sekedar merasakan keteduhannya,  namun lebih dari itu, menguak yang sepi di Hutan Kota.

Kali ini kita bersama mengunjungi Hutan Kota Serengseng. Hijau sudah pasti, namun kelembaban hutan yang memicu jamur tumbuh kembang di hutan ini.

Tidak hanya itu, mereka juga mengamati burung, capung, burung, kupu kupu, katak, kodok, kadal, biawak dan masih banyak lagi.

Mereka mengamati sebab akibat, serta apa yang harus dilakukan. Belum lama ini Klub Indonesia Hijau (KIH)  melakukan Pelatihan Fasilitator Lingkungan.

Tujuannya jelas, merangkul generasi muda penyelamat lingkungan. Sys salah satu fasilitator KIH memaparkan bahwa kegiatan ini bersamaan dengan peringatan hari air Se Dunia.

Dari kegiatan ini diharapkan banyak kader yang lebih peduli pada Alam dan lingkungan.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman


Selasa, 24 Maret 2015

PROGRAM KIH

Area hutan kota semakin menyempit, tata ruang hijau yang direncanakan selalu kalah dengan kepentingan, atas nama pembangunan.

Meski demikian di taman kota, hutan kota atau sejenisnya kita bisa belajar, bermain dan bertualang. Begitulah ungkapan Sys salah seorang pemateri dalam pelatihan Fasilitator Lingkungan yang diadakan Klub Indonesia Hijau (KIH) minggu lalu.

Di sini kita bisa mengenal satu sama lain. Membaca lawan bicara, mengartikan apa kemauan alam untuk penjaganya yakni manusia, sambung Sys.

Dalam materi ini setelah para peserta memetakan potensi hutan kota serengseng, peserta juga dilatih bagaimana menyampaikan informasi yang telah mereka miliki untuk lawan bicaranya atau yang lain.

Ninil salah seorang fasilitator KIH memaparkan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk menjaring orang orang yang memiliki kepedulian terhadap alam dan lingkungan.

Hal ini sejalan dengan harapan Ojan dan Thabrani yang berasal dari Mapala Stacia UMJ. Dimana hal yang disebutkan Ninil juga termaktub dalam janji dan hakekat Stacia UMJ yang ada di poin ke tiga.

Kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa Mapala, Mahasiswa UNAS, pelajar dan Umum.

Ninil berharap agar kegiatan ini berlanjut, mengingat KIH juga memiliki program program yang sejalan. Untuk diketahui bahwa KIH memiliki program Pendidikan Konservasi Alam (PEKA ALAM), Keterampilan Alam Bebas (TRABAS) serta Ekspedisi Alam Bebas (EKPA).

Hal ini bersambut sama dengan pesan Baihaqi, salah seorang peserta yang menyimpulkan kegiatan positif ini agar terus berlanjut.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman


Sabtu, 21 Maret 2015

Jalan

Di era sekarang ini semua menuntut sajian cepat. Makanan siap saji, cuci kendaraan dan masih banyak lagi jasa jasa yang dituntut menyediakan waktu singkat bah sulap ini.

Salah satu prasarana yang digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah kendaraan. Namun di Kota-kota besar dan padat kendaraan semakin menjadi masalah karena terlalu banyak jumlahnya.

Para analis, peneliti dan pelaku coba mencari alternatif bagaimana memecahkan permasalahan macet ini.
Foto. Fadlik 
Jumlah kendaraannya yang banyak atau jalannya yang kesempitan ya?,apapun itu masalahnya, yang dikalahkan adalah lingkungan asri, pohon pohon di pinggir jalan dikalahkan jalan bebas hambatan.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman 

Jumat, 20 Maret 2015

Informasi

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran seminar dalam rangka memperingati hari air ini. Peserta datang dari berbagai elemen, Mahasiswa, Pelajar, Umum juga Media.

Semoga hal ini bisa menjadi awal dalam kita melangkah, sesungguhnya hal yang kita lakukan sehari-hari tidak lepas dari permasalahan lingkungan.

Selama ini begitu banyak hal yang melenakan kita sehingga kadang kita keliru dalam berbuat, tak tanggap dalam menyikapi. "Betapa alam telah banyak memberi tanpa mengharap imbalan".

Mari mulai melangkah agar bisa lebih berbagi.

Untuk kawan-kawan yang masih mau menindaklanjuti kegiatan kegiatan lingkungan bisa mengikuti kegiatan di Klub Indonesia Hijau, 22 Maret nanti, Bertempat di Hutan Kota Serengseng, dari jam 09.00-16.00 kita belajar lebih peka, menjadi fasilitator lingkungan.

Belajar melihat alam, maksudnya dan apa yang mestinya kita lakukan. Pesertanya dari Pelajar, Mahasiswa dan Umum.

Beberapa peserta yang mau bergabung sementara ini dari Mapala Stacia UMJ,  Sapta Pala SMA Negeri 7 Jakarta, dari komunitas di Surabaya, SMA 4 Tangerang Selatan, peserta individu dan beberapa yang belum mengkonfirmasi ulang.

Salam berkegiatan,
Fadlik Al Iman 

Selasa, 10 Maret 2015

BAHAYA BALON TIUP

Anak anda suka bermain balon? waspadalah! tulisan berikut mengupas tentang bahaya bermain balon tiup dan daftar mainan yang berbahaya bagi balita maupun anak-anak.
Mainan balon tiup bisa berbahaya bagi anak karena mengandung zat berbahaya dan merusak tubuh ketika anak memasukkannya ke mulut waktu meniupnya. Balon tiup juga berbahaya bagi anak di bawah usia 8 tahun karena sering menyebabkan anak tersedak.
Seperti dikutip dari Childrenmercy, Jumat (7/8/2009) ada beberapa kasus dimana ketika balon yang pecah saat ditiup kemudian masuk ke dalam mulut dan tenggorokan atau tertelan yang membuat anak tersedak. Bagian tersebut akan menempel pada tenggorokan dan menutupi saluran pernafasan, karena bagian dari balon tersebut lengket sehingga sulit untuk mengeluarkannya.

Sejak tahun 1988, Consumer Product Safety Commission (CPSC) telah memberikan peringatan keselamatan terhadap bahaya mati lemas akibat balon tiup ini, karena balon penyebab utama kematian anak karena tersedak.
“Sebaiknya tidak memberikan anak mainan balon tiup karena bisa mengandung zat berbahaya dan merusak tubuh. Anak-anak akan meletakkannya dimulut, dan hal ini bisa berisiko anak menghisap zat tersebut hingga masuk ke tubuh atau anak bisa tertelan mainan tersebut,” ujar Nychelle Fleming, juru bicara Consumer Product Safety Commission (CPSC).
Kecelakaan akibat balon tiup ini bisa terjadi dengan dua cara. Beberapa anak akan meletakkan balon tersebut ke dalam mulutnya sambil ditiup. Ini bisa terjadi ketika anak yang meniup balon menghisap zat-zat yang bisa jadi berbahaya bagi tubuh seperti etil asetat yang sangat berbahaya jika terhisap dan memberikan efek jangka panjang.
Atau bisa juga disebabkan oleh bagian dari balon tersebut yang pecah saat ditiup dan tertelan oleh anak, yang menyebabkan anak tersedak dan tidak bisa bernapas karena salurannya terhambat.
Karena bahaya tersebut, CPSC merekomendasikan bahwa anak di bawah usia 8 tahun tidak boleh memainkan balon tiup dan perlu pengawasan dari orang dewasa. Serta jika ada balon yang pecah sebaiknya membuang semua serpihan-serpihannya agar tidak dimainkan kembali oleh anak.

Berikut ada beberapa mainan lain yang sebaiknya dihindari untuk diberikan kepada anak-anak berdasarkan National Safe Kids Campaign:
1. Mainan yang kecil dan bisa dilepas, karena bagian-bagian kecil tersebut bisa tertelan oleh anak-anak dan bahaya untuk anak dibawah usia 3 tahun.
2. Mainan dengan ujung yang tajam, karena bagian tersebut bisa melukai anak maupun orang lain disekitarnya.
3. Mainan yang menghasilkan suara yang keras, mainan ini seperti senjata atau perekam suara yang suaranya keras karena bisa merusak sistem pendengaran anak.
4. Mainan elektrik, hindari mainan yang menggunakan elemen listrik untuk anak di bawah usia 8 tahun karena berisiko terbakar dan anak belum terlalu mengerti.
5. Mainan cat warna yang berbahaya, khususnya jika zat warna tersebut mengandung zat kimia yang bisa menyebabkan kerusakan pada otak, ginjal dan sistem saraf anak.
6. Mainan dengan tali yang panjang, karena bisa berbahaya dan anak bisa tercekik.
Fotos by Fadlik 
“Sebaiknya tidak mencampur mainan untuk anak yang lebih tua dengan mainan anak yang masih kecil, karena jika anak yang lebih kecil belum bisa memahami cara menggunakan mainan kakaknya akan berakibat merugikan sang anak,” ujar Fleming.
Berikan mainan yang sesuai dengan umur sang anak, sehingga anak mengerti bagaimana cara menggunakannya dan menghindari kecelakaan yang timbul.
Tulisan tentang bahaya balon tiup dan daftar mainan yang berbahaya bagi balita ini bersumber dari: DetikHealth, National Safe Kids Campaign, Childrenmercy, Consumer Product Safety Commission (CPSC).

Sumber:https://kautsarku.wordpress.com/2011/04/14/balon-tiup-daftar-mainan-berbahaya-bagi-balita/

Jumat, 06 Maret 2015

MENGENANG ZAMRONI

Sosok yang satu ini takkan lekang bagi kami. Satu hari di tahun 1998 beliau mengajak kami (Abd. Azis, Arif gemblong, Widi, Bang Bule serta Saya) untuk mengikuti kegiatan Klub Indonesia Hijau (KIH) di Bogor.

Tak lama berselang krisis moneter hadir menimpa Indonesia, aksi Mahasiswa dan Masa menemani kisah kami. Ini petikan komentar tetangganya "Alm. Zamroni adalah pemberani yang humoris." Bagi kami pun begitu.

Kami menginap di Gedung MPR/DPR. Zamroni lah menurut saya yang mampu mencairkan masa. Ceritanya yang lucu membuat kami takkan lupa dengan itu.

Waktu berjalan begitu cepat. Inyonk, Budi Rahmat dan Alm adalah beberapa gelintir Stacia yang punya sumbangsih terhadap terjadinya Propinsi Bangka Belitung. Kami bergerak berkali-kali, memobilisasi masa menuju gedung wakil rakyat di Senayan.

Satu lagi di sudut sekretariat yang seperti kapal pecah terdapat Musholla bernama At-Taubah. Jasa Almarhum juga ada disitu. "Namanya At-Taubah aja, biar anak Stacia pada tobat", ungkap Almarhum ketika itu. Merinding saya mengingatnya.

Untuk kesekian kalinya,  terima kasih sahabat. Bila waktu tlah berlalu, teman sejati hanyalah amal. Zamroni, jasamu abadi.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Kamis, 05 Maret 2015

SAMPAH MENUMPUK

Penumpukan sampah sering terjadi di trotoar jalan raya, bukan hanya tak enak dipandang, hal ini juga berdampak pada bau yang tak sedap.

Terlebih sampah sehabis hujan, volumenya pun makin berat serta sampah yang organik juga lebih mudah membusuk.
Sampah di Pasar Palmerah
Di skala rumah tangga sebetulnya kita bisa menghemat sampah, hal ini bisa dibiasakan dengan gaya hidup sehari-hari. Ketika skala rumah tangga lebih sedikit jenis dan volumenya maka sampah di TPS akan lebih mudah diangkut.
Sampah yang menumpuk di trotoar mengganggu pejalan kaki 
Saya teringat tentang PERDA yang diterapkan di Denpasar. Dilarang membuang sampah di TPS dekat jalan raya. Sehingga pemandangan pagi di sekitar trotoar lebih asri.

Rabu, 04 Maret 2015

Simfoni Mang Udjo









PRIVATISASI AIR

Penurunan kualitas lingkungan di sebagian besar belahan Dunia, negara negara berkembang seperti Indonesia juga tak lepas dari cekikikan itu.

Penurunan kualitas udara, tanah yang marak sekarang adalah penurunan kualitas air. Sialnya hal ini berbanding lurus dengan kebutuhan air berkualitas.

Maka tak heran banyak pihak terutama swasta memprivatisasi air demi keuntungannya. Sedikitnya 400 daerah di belahan Dunia, bahwa airnya telah mengalami swastanisasi.

Jika ditelaah lebih dalam maka hal ini kurang harmonis dengan bunyi pasal di dalam UUD pasal 33, bahwa air dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat, bukan swasta.

Dari 400 kasus privatisasi air 100 kasus diantaranya ditetapkan bahwa air kembali diserahkan pengelolaannya untuk kepentingan rakyat banyak.

Semoga privatisasi air bisa dikendalikan, sementara pihak yang diamanatkan bisa mengemban amanahnya dengan baik, sehingga rakyat bisa hidup Makmur.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman



MENYENTUH HATI

Mengawali pagi dengan menggunakan taxi menuju stasiun Gambir memang hal yang tidak biasa bagi kami, namun ketidakbiasaan ini justru menjadi menarik dan pada akhirnya akan mudah diingat.
Dim Sum. Foto Fadlik 
Usai beberapa stasiun terlewati dari gambir menuju Bandung, istri tercinta mengeluarkan makanan dengan aroma menggiurkan. Perjalanan kami memang biasa diupayakan untuk menghemat sampah, bila perlu tanpa sampah 🚮 .

Aroma sedap menyentuh hati ini tak lain adalah Dim Sum, masakan khas Hong Kong ini lezat dinikmati ketika panas . Pas sekali dengan AC dingin di kereta yang terus menyelusup sampai ke tulang .
Panorama menuju Bandung 
Tak terasa makanan habis, hamparan sawah nan hijau menjadi menu sarapan untuk mata selanjutnya. Bandung, meski semakin panas, namun magnetmu masih kuat menarikku.

Salam berbagi ,
Fadlik Al Iman 

Selasa, 03 Maret 2015

RAJA NYELUSUP

Alat angkut umum ini dikenal lincah, untuk para pengejar waktu, selain ojeg maka dialah andalannya. Menyelusup bagai cemar di air Jakarta. Dia ada meski tak sedikit orang mencibirnya.
Foto. Fadlik 
Bajaj adalah alat angkut roda tiga tanpa argo. Egonya mengalahkan kecepatan lawan. Gayanya nyungsep menyelusup, bagi supir supir yang nakal ketika menggunakan trotoar sebagai media menyusul sekitarnya.

Tak hanya trotoar, lampu merah, jalan satu arah kadang dilanggar. Meski tak memiliki sabuk pengaman, helm atau alat ukur emisi, namun eksistensi raja nyelusup ini tetap diperhitungkan.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman 

Dan kita

Jalan panjang sehabis hujan, masih ditipu mendung, kamu riang berjalan. Menatap segalanya penuh keriangan.

Pagi sunyi sendiri, makin terpinggirkan oleh mesin kendaraan yang makin bangga karena asa manusia. Penuh serbuk tembaga.

Lama lalu kau bisikan dua isi surat. Tentang tumbuhan makin jarang, plastik penuh rupa, lalat lalat bangga, asap luar biasa, pedagang gorengan,  bahan pengawet, swastanisasi air.

Lalu kita mencret karena kurang cairan.
Orang orang terbawa arus tanpa ada pemerintah yang memperhatikan.
Lalu kemana kota ini tiga belas tahun lagi..

Kemuning kah
Jari jari gir gila
Asap penuhi kota
Jalan jalan jadi tembok
Tumbuhan dimakan usia atau manusia sarapan menjualnya.

Kaki kaki lima yang terang,  mengendarai pagi bersama modal yang pas pas an.
Ia membayar pemerintah yang memanipulasi pajak daerah.

Perempuanku

Nasib kita bahkan sama..
Terbawa arus,
Lonceng tak buta,
Daun menua dan kita smua binasa

Bandung, 2maret
Foto 📷 Fadlik 

TAMAN

Taman adalah surga kecil penikmatnya. Biasanya terdapat tanaman yang memiliki buah, bunga yang menawan, kolam sampai fasilitas bermain bagi anak.
Taman salah satu Hotel di Bandung. Foto.Fadlik
Taman bisa kita buat dengan menggunakan pot yang bisanya diisi media tanah. Untuk yang ingin berhemat bisa menggunakan ember bekas, panci, kaleng cat sampai karung, semua tergantung kreativitas menanam serta merawatnya.

Bila anda memiliki lahan yang sudah tertutup ubin, paling, beton atau sejenisnya, maka media yang disebutkan di atas bisa menjadi acuannya. Selamat mencoba.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman