Kamis, 18 Desember 2014

Gunung Batukaru

Pendakian gunung batukaru yang kami lakukan pada bulan Desember ini memiliki carita tersendiri. Kami yang berjumlah 10 orang tiba dengan memakai jalur Pupuan ke arah utara melewati Pura. Pukul 21.20 kami tiba di Pura, karena hujan yang lebat kami putuskan untuk membuat dua tenda di balai yang ada di Pura.

Sambil menunggu hujan kami membuat masakan untuk menghapus rasa dingin yang tembus sampai ke tulang, pada pendakian kali ini kami mengajak tujuh pendaki pemula yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan di Bali. Setelah lebih kurang satu jam kami menyiapkan makanan hangat, maka kami semua beristirahat di tenda masing masing.

Keesokan harinya kami putuskan untuk tracking ke puncak gunung Batukaru, kami mulai pendakian pada pukul 00.45 wita. Perjalanan dimulai dengan menempuh jalan setapak yang datar, jalan setapak datar ditempuh lebih kurang 200 meter, kemudian jalan mulai menanjak sampai ke puncak.

Pura Kedaton, Puncak Gunung Batukaru

Uniknya 100 meter sebelum puncak jalan lebih banyak mendatar. Pada ketinggian 2100 mdpl tanaman paku pakuan yang menjadi ciri puncak batukaru mulai terlihat, kami menjadi semakin semangat, sebagian ada yang melakukan lari lari kecil, kira kira pukul 04.20 dinihari kami tiba di puncak gunung Batukaru dengan ketinggian 2275 Mdpl.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Jumat, 05 Desember 2014

Gunung Agung

Pura Pasar Agung, 30 November 2014. Bagi para pelancong yang memiliki hobi mendaki gunung di Indonesia tentunya gunung Agung menjadi salah satu destinasi yang menarik. Hal ini dikarenakan gunung Agung merupakan gunung Agung tertinggi di pulau Bali. Gunung ini sendiri memiliki dua jalur konvensional, pertama dari Pura Besakih dan yang ke dua di PuraPasar Agung, jalan masuk ke Pura Pasar Agung lebih jauh dibandingkan jalan ke Besakih, namun jangan keliru, ketika mendaki jalur dari Pura Besakih lah yang jauh di jangkau jika ingin menggapai puncak.

Di awal musim hujan pada ketinggian 1500 mdpl - 2000 mdpl di lereng barat gunung Agung kami melihat ribuan hektar hutan terbakar, meski ini adalah hal biasa dalam proses siklus alam, pemerintah terkait telah berupaya semampunya untuk meminimalisir kebakaran hutan, namun demikian sepanjang mata kami memandang sedih karena melihat peredu di hutan terbakar.

Tidak hanya itu, di ketinggian 1700 mdpl ada pipa yang terbakar karena tumbuhan di sekitarnya terbakar, pipa ini adalah pipa air untuk di tampung ke waduk yang disiapkan pemerintah untuk sistem pengairan pertanian. Dari waduk ini para warga memiliki bank air untuk pasokan di musim kemarau.

Dua jam perjalanan melelahkan kami menemui batas vegetasi, nama tenpatnya biasa dikenal dengan sebutan Cadas lava Tohlangkir, entah kenapa namanya demikian. Dari sini angin lebih keras terasa, terik juga tak terelakkan, karena sebelumnya kanopi memayungi selama perjalanan.
Perjalanan dari cadas terlihat dekat namunjalurnya lebih terjal dibanding sebelumnya, jika dibandingkan dari jalur Pura Besakih pun ini lebih terjal, bibir kawah sudah terlihat dari kejauhan namun terasa masih jauh karena lelah yang dirasa. Kabut berganti terik hingga tak terasa 4 jam lama sudah kami berjalan hingga puncak gunung Agung kami gapai.

Bentuk kawah bulat sempurna seperti bak, terdapat dua pohon cemara di mulut kawah yang tertidur, beberapa koloni kembang abadi menyempurnakan bentuk kawah di pinggir jurang. Dari puncak berpatung di sebelah barat terdapat segitiga lancip sempurna, seolah menjadi icon pemandangan puncak dari barat.
foto foto (Fadlik Al Iman)
Tak terasa jam 11 siang, kami harus beranjak turun. Selama perjalanan kami disuguhkan kabut, sesekali hunjan rintik mewarnai, jam 16.00 kami tiba di Pura Pasar Agung dan kembali pulang ke Denpasar. Gunung Agung dari Pura Pasar Agung bisa ditempuh hingga menggapai puncak sesungguhnya di puncak tiga jalur Besakih, hal ini yang menjadi PR bagi saya, semoga bisa terealisasi di akhir Desember 2014.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman