Kamis, 27 November 2014

23 Tahun Stacia

Tepat tanggal 27 November yakni 23 tahun yang lalu Mapala Stacia didirikan. Stacia UMJ merupakan salah satu Unit Kegiatan mahasiswa yang resmi dan diakui di tingkat Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sejak berdiri pada tahun 1991 Mapala Stacia UMJ telah mengukir segudang prestasi. Mapala Stacia sendiri berdiri dari gabunggan beberapa mapala ditingkat fakultas yang kemudian dilebur menjadi satu ditingkat Universitas, berangkat dari hal itulah para perintis menyepakati nama Mapala adalah Stacia yang berasal dari bahasa Jerman kuno yang berarti "Kebangkitan".

Pada hari ini salah satu anggota Mapala Stacia mempublikasikan kegiatan sederhananya dengan mengadakan pelayanan kesehatan gratis. Adalah Sardha S yang menuliskan pesan singkat dalam statusnya : "HUT Mapala STACIA UMJ ke23th,makin berjayalah dan terus maju bersemangat untuk terus menciptakan prestasi" di.kepecintaalaman dan dibidang lainnya.terus lahh pererat tali persaudaraan antar mapala dan saudara bagi stacia lainnya,
dan siang ini sedang berlangsungnya medical check up (check gula darah,kolestrol dan tensi darah) gratis at belakang wall climbing stacia.."
mari merapat abang abang, mpok mpok dan kakak kakak semua nya..
"mari perduli kesehatan mereka"
‪#‎BravoSTACIA‬

Kegiatan lain juga dilakukan, nampak beberapa agggota sejak jauh jauh hari menyosialisasikan kegiatan Stacia Pantai Abis yang dilakukan di luar Jakarta, dalam sosialisasinya mereka mengajak untuk mengikuti kegiatan tersebut, rencananya kegiatan ini dilakukan beberapa hari setelah HUT Mapala Stacia UMJ.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Sabtu, 15 November 2014

Pelatihan Manajemen Penelitian

Selama ini Keluarga Besar Mapala Perguruan Tinggi Muhammadiyah Se Indonesia (Mapala PTM SI) telah melakukan banyak kegiatan, baik formal maupun informal khususnya di Rayon III (Jakarta, Jawa Barat, Banten dan sekitarnya). Sedikitnya dalam beberapa tahun terakhir melakukan kegiatan bersama, dimulai dari Safari ramadhan beberapa tahun yang lalu kemudian dilanjutkan dengan Pelatihan Pengamatan Konservasi Perairan serta pada tahun ini Rayon III melakukannya kembali dengan tema yang lebih umum yaitu Pelatihan Manajemen Penelitian.
Rapat persiapan Pelatihan Manajemen Penelitian
Rayon III sendiri mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir ini, sedikitnya sembilan organisasi Mapala bergabung dalam kegiatan ini, bukan hanya itu, kegiatan yang juga mengundang peserta umum juga melibatkan Sispala serta guru setra tenaga pengajar lainnya.
Kegiatan di lakukan di kampus UMJ
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati hari pahlawan yang jatuh pada 10 November lalu, persiapan kegiatan ini dilakukan dengan singkat, Dendi ketua kegiatan Pelatihan Manajemen Penelitian dari Imapala Uhamka memaparkan bahwa kegiatan ini seperti biasa dilakukan dari kita untuk kita, pembicaranya dari senior senior yang memang memiliki spesifikasi dibidangnya seperti Bang Agus salah satu pemateri yang pernah studi di Fakultas Biologi Uhamka yang sekarang menjadi Dosen. Dendi memaparkan kegiatan dibuat sesederhana mungkin tanpa mengurangi nilai keilmuan yang bisa diambil.

Tabrani salah seorang dari tim publikasi bercerita bahwa kegitan yang dirancang dalam beberapa hari ini adalah sebagai kegiatan pengikat tali silaturrahmi sesama Mapala PTM SI. karena selama ini kegiatannya rutin jadi tidak susah mengundang mereka, hanya dari no Hp dan Sarana sosial media tambahnya.

Kegiatan dilakukan dari tanggal 14 - 15 November 2014. Selain pembicara dari dalam kita juga menghadirkan pembicara dari luar, misal Bang Mulfi dari S2 Trisakti yang memang memiliki disiplin ilmu fotogrfi yang sekarang bekerja sebagai fotografer.
Pengamatan Kodok di sekitar fakultas Kedokteran UMJ
Arif salah satu peserta mengaku berkesan terhadap kegiatan yang dilakukan,terlebih ketika materi pengamatan kodok. Di akhir acara Arif memaparkan hasil presentasinya. Di sekitar aliran sungai menuju tanggul di Situ Gintung dalam waktu kurang dari satu jam beliau dan tim menemukan 6 kodok bangkong. 

Bersambung..

Senin, 03 November 2014

Pemasangan Papan Informasi

Tiga hari belakangan ini Ata dan Mahmud masih berpikir bagaimana papan informasi tentang zonasi di kawasan bisa terpasang di tempat tempat strategis. Ata dan Mahmud adalah seberapa gelintir yang peduli pada keberlangsungan Gili Matra, dijelaskan Ata salah satu aktivis lingkungan Gili Cares bahwa permasalahan sampah menjadi permasalahan utama di tiga Gili, namun demikian Ata berusaha dengan sekemampuannya membersihkan minimal Gili Air dulu yang diselamatkan sehingga bisa menjadi contoh buat dua Gili lainnya.
Seperti diketahui bahwa Gili Matra adalah Taman Wisata Perairan yang mencakup di dalamnya Gili Terawangan, Gili Air dan Gili Meno. Gili Matra sendiri memiliki luas wilayah 2.954 Ha. Kawasan ini dikelola dengan sistem zonasi serta dapat dimanfaatkan untuk tujuan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian serta menunjang kegiatan pariwisata dan perikanan berkelanjutan.

Ditambahkan Hasbi salah satu staf WCS bahwa kawasan ini juga di dalam kawasan konservasi perairan yang dibedakan menurut fungsi dan kondisi ekologis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan, zona perikanan berkelanjutan, zona rehabilitasi, zona perlindungan dan zona pelabuhan.

Hari pertama Ata dan Mahmud menyebarkan papan informasi ke tiga pulau, hari kedua kami coba melobi Pak Kades Gili serta tiga Kadus yang mengerti tentang keadaan di tiap Gili, kami melakukan Pengamanan Bersama dengan kegiatan pengamanan yang dilakukan secara bersama-sama antara petugas BKKPN, Polisi air dan udara, dan kelompok pengamanan partisipatif (Front Pemuda Satuan Tugas Gili). Di harapkan, kita semua bisa berpartisipasi membangun Gili ke rah yang lebih baik, sambung Hasbi.

Dalam paparan sebelumnya Hasbi menjelaskan bahwa Tim telah sepakat bahwa ada beberapa pengamanan yang dilakukan beberapa diantaranya adalah Pengamanan pre-emtif, dimana sistem pengamanan kawasan konservasi ini bersifat pembinaan dan penyuluhan terhadap masyarakat pengguna kawasan.

Pengamanan berikutnya adalah Pengamanan prevent berupa tahapan kegiatan dalam sistem pengawasan kawasan konservasi yang bersifat pengawasan dan pencegahan.

Dalam kesempatan berbeda sebelumnya Pak Zulkarnain Lubis Kepala BKKPN juga menjelaskan bahwa ada pengamanan lain yakni Pengamanan represif.  Yang dimaksud dengan pengamanan ini adalah berupa pengamanan kawasan konservasi yang bersifat penindakan secara hukum terhadap pelaku serta ada beberapa pengamanan lainnya.

Selain Gili Cares kami juga telah lama bekerjasama dengan kelompok di Gili Meno yakni kelompok Mina Lestari, salah satu orang yang sering membantu adalah Pak Tarpo mantan guru Sekolah Dasar.

Pagi itu Pak Tarpo dengan beberapa sahabatnya memasang papan informasi untuk penyadar tahuan masyarakat, karena informasi tentang pentingnya konservasi dalam satu kawasan harus disebar luaskan, ingatnya.

Tak terasa pagi terlewatkan dengan papan informasi telah terpasang, matahari mulai meninggi, angkutan air tertuju ke Gili di sebelahnya, kawan kawan Gili Cares beserta Hasbi sibuk memasang papan informasi selanjutnya.

Yang terakhir adalah memasang papan di kawasan Gili Terawangan dengan harapan semua tau informasi tentang ini, harapan saya jikalau masyarakat bisa mengelola sampahnya dengan bijaksana, pengunjung juga dengan bijak bisa menghormati nilai nilai konservasi dengan tidak menginjak karang ketika sedang melakukan snorkeling atau diving. Hal itulah yang kita harapkan menuju Gili Matra yang lebih lestari, tutup Ata.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman