Sabtu, 27 September 2014

Pantai Kelan

Sabtu siang puluhan anak anak mengerumuni meja yang di isi dengan puluhan benih pohon di pantai Kelan. Anak anak nampak antusias menanyakan beberapa jenis bibit yang memang sudah ditanam dengan media kaleng kecil sisa makanan kaleng dari anjing. Kaleng kaleng ini tidak dibuang tapi dijadikan pot, agar mengurangi sampah ungkap salah satu fasilitator asal Australia kepada saya.

tak lama berselang buku buku baru tersusun menumpuk di meja sisi lainnya. Buku buku ini didonasikan dari organisasi green books. Anak anak di sekitar pantai Kelan berkumpul untuk bermain mengenal hewan hewan di laut, salah satu fasilitator menjelaskan bahwa sampah memberi dampak kepada hewan hewan di laut. Ada penyu yang cangkangnya menyempit karena dari kecil terikan tali di cangkangnya. Ada burung yang mati karena kebanyakan memakan sampah.
Belajar tak sampai disitu, setelah mendengarkan masalah bahaya sampah, anak anak bermain berekspresi tetang habitat laut yang dibawa ombak, tangannya berpegangan , tubuhnya mengikuti arah ombak. Usai bermain anak anak menggambar hewan laut dari pasir yang kemudian dilanjutkan dengan membersihkan sampah di pantai. Acara ini juga di dukung oleh Eco Bali, puluhan kantong difasilitasi Eco Bali.

Uniknya kantong kantong tersebut usai dipenuhi sampah lalu ditumpuk di perut hewan yang tadi di gambar di pantai, kemudian kamera melayang dari udara menggambil beberapa gambar, maka terlihatlah pada kantong perut ikan yang besar dengan media pasir sebagai media gambar, di perut ikan terdapat sampah sampah. Kegiatan ini cukup menarik, semoga bisa dilakukan di lain waktu serta melibatkan lebih banyak orang lagi.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Jumat, 26 September 2014

Masa Muda

Setiap orang inget masa ketika SMA, banyak orang bilang itu masa yang paling indah. Kelas I (5) tahun 1996 yang berada di lantai dua selalu saja bercanda, setiap istirahat jaran ada orang yang mau ke kantin karena males ketemu senior. Masa itu pasti sudah berlalu dimana tidak ada lagi senior junior di Sekolah, kalau pun ada nggak semuanya kali atau masih tetep ?.

Katika ada konser MatallicA di Senayan semua orang mau ikutan nonton, kelas kami selalu ribut karena dua saff ke belakang seneng MatallicA, dua saff ke belakang seneng Iwan Fals, kita ribut lempar lemparan kursi. Kedengerannya serem, tapi itu yang terjadi.

Lantas senior yang kelas dua masuk dan kita semua diamankan. Semestinya tenaga waktu muda untuk yang positif bukan yang liar macem gitu. Banyak kegiatan yang positif untuk merubah diri, keluarga, lingkungan, bahkan dunia.., jadi inget lagu Nosstress  
"Bukan sesuatu hal yang baru , jika kulihat teman berasap ria di lorong
Dan itu waktu SMA , waktu semua ingin terlihat perkasa
Dan itu waktu SMA, waktu kau hisap satu batang untuk semua"
Masa muda masa pencaharian jati diri, tapi bisa banget dilakukan dengan yang positif pluss.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman 

Jumat, 19 September 2014

17 Agustus 2014


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Katakan Tidak Pada Iblis

Setan berusaha menjerumuskan manusia dalam kelalaian dan kebinasaan. Sebagaimana janji Iblis laknatullah,
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ , إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” (Shaad: 79-83)

Cara yang ditempuh Iblis itu adalah membuat aktifis dakwah “merasa memiliki jasa dalam dakwah”
“Kalau bukan saya, dakwah di kita ini tidak jalan”
“Saya yang menggagas dakwah di ma’had ini”
“saya yang membimbing ia agar mendapat hidayah”
“Saya pencetus dan penggerak program hapalan ini”


Bahwa bisa saja Allah meolong agama ini bukan dari tangan kita, melainkan tangan orang lain, atau bahkan bisa jadi dari tangan orang yang fasik.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَأَنَّ اللهَ يُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ
Terkadang/boleh jadi Allah menolong agama ini dengan orang yang fajir/pelaku maksiat
Kita tidak perlu kaget dengan hadits ini, karena bahkan terkadang Allah menolong agama ini dengan orang kafir seperti Abu Thalib paman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ibnu Batthal rahimahullah berkata menjelaskan hadits ini,
وقوله: (إن الله يؤيد هذا الدين بالرجل الفاجر) يشتمل على المسلم والكافر، فيصح أن قوله: (لا نستعين بمشرك) خاص فى ذلك الوقت
“Sabda beliau, ‘Terkadang/boleh jadi Allah menolong agama ini dengan orang yang fajir alias pelaku maksiat’, mencakup orang muslim dan orang kafir, sabda beliau shohih yaitu ‘kita tidak perlu meminta bantuan kepada orang musyrik”, maka hadits ini khusus pada waktu tersebut [tidak bertentangan, pent]”

Ibnu Hajar Al-Asqalaniy rahimahullah menjelaskan hadits ini,
جزم بن المنير والذي يظهر أن المراد بالفاجر أعم من أن يكون كافرا أو فاسقا ولا يعارضه قوله صلى الله عليه وسلم إنا لا نستعين بمشرك
“Ibnul Munir menegaskan bahwa pendapat terkuat yang dimaksud Al-fajir adalah lebih umum dari kafir atau fasik dan tidak bertentangan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ‘kita tidak perlu meminta bantuan kepada orang musyrik.”

Menjaga Semangat Juang

Bagaimana caranya untuk memotivasi diri supaya tetap menjaga semangat juang dalam berdakwah ?
  1. Pahami tujuan hidup.Memberikan pemahaman Tauhid menjadi inti dalam nasehat menasehati. Karena dari, karena Alloh SWT dan untuk Alloh SWT kita berniat baik untuk menggapai ridhonya.
  2. Memahami keutamaan dakwah. Selain wajib, dakwah meninggikan derajat manusia. Setiap Muslim yang menjalankannya akan memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah SWT dengan dikelompokkan ke dalam khairu ummah (umat yang terbaik), memperoleh pahala yang amat besar. Sabda Rasul: "Barangsiapa yang menunjukkan pada suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala orang yang mengerjakannya" (HR Ahmad, Muslim,, Abu Daud dan Tirmudzi). Dakwah mendatangkan keberkahan, keberuntungan, baik dalam kehidupan dunia maupun di akhirat, terhindar dari laknat, dan memperoleh rahmat Allah. “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong sebahagian yang lain, mereka menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, melaksanakan solat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa dan Mahabijaksana." (At-Taubah [9]:71)
  3. Memahami nilai dunia dibandingkan akhirat. Dunia bukanlah segala-galanya, karena itu tidak pantas kita merasa aman di dunia sementara tidak memiliki perbekalan yang memadai untuk menghadap Allah SWT. Kita tentu tak akan rela mengorbankan kehidupan yang kekal abadi hanya untuk mencari kehidupan yang fana ini. Kalaulah dalam menjalani kehidupan ini penuh dengan cobaan, musibah dan ujian, pada dasarnya kita tidak akan hidup selama-lamanya di dunia ini sebab dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman.
  4. Meyakini hari perhitungan (yaumul hisab). Kesadaran akan hari perhitungan, surga dan neraka akan memotivasi diri untuk mengisi seluruh waktu dalam kehidupan untuk aktivitas bernilai ibadah dan dakwah, karena setiap amal sekecil apapun akan ada nilai dan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Setiap amal adalah merupakan investasi abadi.
  5. Mendekatkan diri dengan al-Quran dan Sunnah, serta berupaya untuk selalu berada di tengah orang yang sholeh. Dengan merenungi ayat-­ayat Allah akan dapat memberi semangat dalam memelihara ketaatan dan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan, apalagi didukung dengan pergaulan bersama orang-orang yang shalih. Upayakan untuk selalu hadir dalam pertemuan rutin, niatkan sepenuhnya hanya karena Allah walaupun terdapat kekurangan di dalam pertemuan tersebut, paling tidak niat silaturrahimnya sudah terpenuhi.
  6. Memohon pertolongan dan bantuan Allah SWT. Senantiasa berdoa pada-Nya: Allahumma a’inni ‘ala zikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika (Ya Allah bantulah aku dalam mengingat-Mu, mensyukuri segala nikmat-Mu, dan dalam menyempurnakan ibadah-­ibadahku pada-Mu). Mensyukuri nikmat Allah berupa hidayah adalah dengan berdakwah kembali menyebarkan nilai-nilai hidayah yang telah kita peroleh.

Kamis, 18 September 2014

Zaid bin Haritsah

Beliau bernama Zaid bin Haritsah –semoga Allah meridloinya-, dan sebelum Nabi saw diangkat menjadi Rasul bernama Zaid bin Muhammad.
Ibunya Su’di binti Tsa’labah pernah membawanya berziarah kerumah salah seorang keluarganya di bani Ma’an, saat itu beliau berumur 8 tahun, saat dia tinggal ditengah kaumnya secara tiba-tiba penduduk Ma’an diserang oleh sekelompok orang yang memusuhi mereka, hingga akhirnya mereka kalah dan menjadi tawanan termasuk Zaid, lalu ibunya kembali ke rumahnya (suaminya) sendirian dan tidak pernah mendengar kembali berita tentang Zaid hingga terus mencarinya karena rindu atasnya, membawa tongkat diatas pundaknya, berjalan mengitari perumahan menyusuri padang pasir, bertanya ke setiap kabilah dan kafilah yang lewat tentang anaknya dan buah hatinya, dan pada saat musim haji dan perdagangan tiba, orang-orang dari kabilah Haritsah pergi kesana dan bertemu dengan Zaid di Mekkah, dan mereka menceritakan keadaan kedua orang tuanya dan Zaid menceritakan kejadian yang sebenarnya; bagaimana Banu Al-Qayn menyerang kabilah ibunya dan mereka menahannya, kemudian dijual di pasar Ukaz kepada seseorang dari Quraisy yang bernama Hakim bin Huzam bin Khuwailid, kemudian dihadiahkan kepada bibinya Khadijah binti Khuwailid dan diserahkan kembali ke suaminya Muhammad bin Abdullah, maka beliaupun menciumnya dan memeluknya. Kemudian berkata kepada para hujjaj dari kaumnya : berikanlah kabar ini kepada bapak dan ibu saya bahwa saya berada dalam asuhan orang tua yang paling mulia.
Setelah rombongan kembali dari Mekkah mereka menceritakan perihal Zaid kepada orang tuanya, namun Haritsah sama sekali tidak mengetahui tempat tinggal anaknya sampai dia dan saudaranya memutuskan untuk pergi ke Mekkah dan bertanya tentang Muhammad bin Abdullah, dikatakan kepadanya : bahwa dia (Muhammad) berada di Ka’bah, -saat itu nabi belum diangkat menjadi Rasul- maka keduanya masuk ke rumah tersebut dan berkata : Wahai putra Abdul Mutthalib, wahai putra dari kaum yang mulia, kalian adalah penduduk yang menjaga rumah Allah dan tetangga darinya, pembebas orang yang kesusahan, pemberi makan orang yang ditawan, kami datang untuk mencari anak kami, maka kabulkanlah permohonan kami, dan berikanlah kebaikan dalam menebusnya, maka nabipun memberikan pilihan kepada Zaid, maka Nabi berkata kepada keduanya : “Panggilah Zaid, berikan kebebasan kepadanya untuk memilih, jika dia memilih kalian maka dia milikmu tanpa ada tebusan, namun jika dia memilih saya maka demi Allah tidaklah saya orang yang memilih kepada saya mengiginkan tebusan”.
Maka Haritsah bergembira atas perkataan Nabi, kemudian dia berkata kepadanya : sudikah engkau memberitahukan asal-usul kami, memberi bekal kepada kami dan memberikan kebaikan kepada kami. Setelah Zaid tiba, nabi bertanya kepadanya : tahukah engkau siapa mereka ? Zaid berkata : ya, dialah Bapakku, dan yang satu lagi Pamanku, kemudian Rasul berkata kepada Zaid : adapun Saya, Engkau telah mengetahui dan melihat, sebagai teman bagimu, apakah engkau memilih saya atau mereka ? Zaid berkata : saya bukanlah orang yang engkau paksa untuk memilih, engkau dihadapan saya memiliki kedudukan sebagai Bapak dan Paman. Saat itu pula Bapaknya dan Pamannya kaget dan tercengang lalu berkata : celaka engkau wahai Zaid, apakah engkau lebih memilih menjadi budak daripada merdeka di tengah orang tuamu dan pamanmu serta keluargamu. Zaid berkata : benar, saya telah mengetahui perihal orang ini yang saya tidak memilih seorangpun selainnya”.
Setelah Rasulullah saw melihat kejadian tersebut beliau sangat bergembira hingga air matanya menetes lalu menarik Zaid dan kaluar dari batu Ka’bah mengelilngi orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul, lalu berseru : “Saksikanlah mulai saat ini Zaid adalah anakku, dia berhak menjadi ahli waris dariku dan aku berhak menjadi ahli waris darinya”. (Ibnu Hajar). Setelah Bapak dan Pamannya melihat kejadian tersebut keduanya pasrah. Dan semenjak itu pula Zaid di Mekkah tidak dipanggil oleh seseorang kecuali dengan menyebut Zaid bin Muhammad, kemudian setelah Nabi diangkat menjadi Rasul, Zaid ikut masuk Islam dan menjadi orang kedua yang pertama masuk Islam, sedangkan Rasulullah saw sangat mencintai dan menyayangi beliau.
Setelah Rasulullah saw mengizinkan para sahabatnya berhijrah ke Madinah Zaid ikut serta berhijrah, dan Rasulullah saw mempersaudarkannya dengan Asid bin Khadir, dan pada saat itu Zaid masih dipanggil dengan Zaid bin Muhammad hingga turun firman Allah SWT : “Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka”. (Al-Ahzab:5), maka saat itu pula Zaib dipanggil nama dengan Zaid bin Haritsah, dan Rasulullah saw menikahkannya dengan tuannya Ummu Aiman dan melahirkan anak yang bernama Usamah bin Zaid, kemudian menikahkannya kembali dengan putri pamannya Zainab binti jahsy, namun kehidupan berlangsung tidak harmonis sehingga Zaid pergi menghadap Rasulullah saw mengadukan hal tersebut, maka Rasulullah saw memerintahkannya untuk menahannya dan bersabar atasnya, namun Allah SWT memeirntahkan kepada Rasul-Nya untuk menceraikan Zainab dari Zaid kemudian beliau menikahi mantan istri dari Zaid, yang demikian untuk menghilangkan persepsi kebiasaan mengadopsi anak yang telah menjadi adat dikalangan jahiliyah, bahwa pada waktu itu anak angkat diperlakukan seperti anak sendiri, Allah berfirman : “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang telah Allah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya : “Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang telah allah menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedamg Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), kami kawinkan kamu dengan dia, supaya tidak ada keberatan bagi orang mu’min untuk (mengawani) istri-istri anak-anak angkat mereka, jika anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi”. (Al-Ahzab:37)
Dan cukuplah bagi Zaid mendapatkan kebanggaan namanya dicantumkan dalam Al-Qur’an Al-Karim, dan kemudian Rasulullah saw menikahkan beliau dengan Ummi Kultsum binti Uqbah.
Zaid merupakan seorang panglima perang yang gagah berani, dan terbaik dalam membidik panah, ikut dalam perang Badr, dan menjadi perisai terhadap tubuh Nabi saat perang Uhud, ikut dalam perang Khandak, perjanjian Hudaibiyah, penaklukan Khaibar, dan perang Hunain, dan Rasulullah saw menjadikan sebagai panglima dalam 7 kali perang gerilya : Al-jumu’, Al-thorf, al-‘aish, hismi dan lain-lainnya, Aisyah pernah berkata tentangnya : “Rasulullah saw tidak pernah sama sekali mengutus bala tentara kecuali mengangkat Zaid sebagai panglimanya”.
Saat tentara Romawi mengubah perbatasan negara Islam dan menjadikan Syam sebagai pusat pemerintahan mereka; Rasulullah saw mengirim pasukan ke daerah Balqo di bagian negara Syam, dan memberikan wejangan dan pesan kepada para prajuritnya setelah menunjuk Zaid bin Haritsah sebagai pemimpin pasukan, beliau bersabda : “jika Zaid terluka (syahid) maka penggantinya adalah Ja’far bin Abu Tholib, dan jika Ja’far terluka maka penggantinya adalah Abdullah bin Rowahah”. (Ibnu Ishaq).
Setelah pasukan muslim berjalan dan saat tiba disamping kota yang bernama mu’tah, pasukan muslim bertemu dengan pasukan Romawi yang jumlahnya melebihi 200 ribu tentara, hingga terjadilah peperangan yang sengit, dan Zaid dengan gagah maju ke tengah pasukan musuh tidak mengindahkan jumlah dan perlengkapan mereka, dengan mengayunkan pedangnya ke kiri dan ke kanan sambil membawa bendera di tangan yang lainnya, dan ketika pasukan musuh melihat keberanian beliau mereka menikamnya dari belakang hingga akhirnya beliau menemui syahidnya sambil memegang bendera tersebut, dan Rasulullah saw pun berdo’a untuknya : “Mohonkanlah ampunan untuk saudara kalian, sungguh (Zaid) telah menemui cita-citanya untuk masuk surga”. (Ibnu Sa’ad).

Kamis, 11 September 2014

Lebih Dari

Ketika seorang menabung, mengumpulkan uang untuk berlibur, kemudian berlibur harus ditunda dengan alasan tak memiliki budget untuk membeli oleh oleh. Sesungguhnya oleh oleh tidak diwajibkan, namun pernahkah anda mendengar kisah Indian mengalungi taring beruang.

Pada kalungnya tercatat buku harian, dari kalungnya sejarah hidupnya dibukukan. lain halnya dengan saya, hal hal yang diberikan dalam perjalanan, entah itu kartu nama atau sisa makanan saya kumpulkan, niat awalnya sih agar tidak membuang sampah sembarangan, namun saya berpikir ulang, momen langka ini harus diabadikan.

Untuk itulah hal hal yang mungkin orang aggap sampah itu saya abadikan sehingga bisa lebih bermakna, memang bukan kalung indian, yang jelas bukan juga sampah tak bermakna, kini saya buka lagi album foto lama. Sekarang gambar ini lebih indah dari piagam, lebih keren dari souvenir.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Rabu, 10 September 2014

Bali Tolak Reklamasi

‘’Pemasangan baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa dan pembatalan Perpres 51/2014 merupakan yang kedua kalinya. Karena sebelumnya baliho yang telah dipasang, dirusak orang tak dikenal,’’ kata Kelian Banjar Kedaton Kesiman, AA Yudana Putra, didampingi Kadus Kedaton Kelod, Made Senud dan Kadus Kedaton I, Nyoman Kondra, SE.,
Aksi pemasangan baliho tolak reklamasi, diawali dengan kerja bakti di lingkungan Kedaton Kesiman. Setelah itu dilanjutkan dengan peletakan batu pertama, serangkaian pembangunan patung dan candi bentar, oleh pangelingsir Puri Pemayun Kesiman, Ida Nararya Oka Pemayun, dan tokoh masyarakat Banjar Kedaton, Kesiman, I Gusti Ngurah Gede, SH.

Yuda Putra menegaskan, penolakan reklamasi Teluk Benoa oleh masyarakat Kedaton dan juga paguyugan kadus se-Kesiman Petilan, bukan sekadar ikut-ikutan. Tapi murni didasari atas fakta, di mana abrasi yang terjadi di Pantai Padanggalak sudah semakin parah. Menurutnya, pada awalnya pantai yang selama ini dijadikan pusat kegiatan melasti oleh 16 desa pakraman di Kota Denpasar, luasnya mencapai 80 hektar. Namun setelah Serangan direklamasi, abrasi makin parah dan kini luas pantai tinggal sekitar 16 hektar. ‘’Kebetulan kami yang mewilayahi Pantai Padanggalak merasa prihatin. Kami tak ingin kasus abrasi itu terulang lagi, sehingga kami tetap menolak reklamasi Teluk Benoa,’’ kata Yudana Putra.
Dua baliho berukuran 3 X 5 meter dan 3 X 4 meter dipasang di depan balai banjar dan di perempatan Jalan Waribang. ‘’Dua baliho ini merupakan pengganti, karena yang sebelumnya dirusak oleh orang yang dikenal,’’ ujarnya.
Sementara itu, Koordinator FOR Bali, Wayan ‘’Gendo’’ Suardana, yang juga hadir dalam acara itu mengakui, belakangan ini memang banyak baliho penolakan reklamasi yang dirusak. Pihaknya mencatat ada sekitar 16 baliho yang dirusak. Aksi penolakan reklamasi diakhiri dengan orasi yang dipandu koordiantor Paguyuban Kadus se-Kesiman Petilan, Ir. I Ketut Adi Putraka. (105)

Membuat Daur Ulang Kertas

Banyak orang marah ketika hutan ditebang. Banyak orang protes ketika investor perkebunan lebih memilih hutan untuk kemudian ditanami sawit dibandingkan memanfaatkan lahan tidur. Kuncinya adalah hutan, hutan punya harga, dari hutan proses kehidupan berjalan, bayangkan saja ketika anak TK berteriak, menangis minta menggambar, dia perlu kertas, anak SD, SMP, SMA, bahkan kuliahan yang membutuhkan skripsi ber bab bab banyaknya, tidak hanya itu orang yang melakukan kriminal, jual transaksi dan lain sebangainya memerlukan alat yang bernama kertas. Kertas berasal dari kayu, kayu dari pohon, pohon dari hutan dan sekarang manusia di Dunia kehilangan sedikit demi sedikit sumber udara segarnya. Itu mengapa daur ulang kertas menjadi penting. Termasuk tulisan di blog ini juga penting, nggak perlu cetak buku dalam mensosialisasikan dukungan pemikiran "Go Green".

Semoga kita semua sadar ketika hutan hilang maka bukan hanya udara segar yang hilang, tapi juga sumber air bersih, keanekaragaman hayati satu persatu pupus. Dimana lebah mencari madu, dimana manusia mencari sumber obat obatan, sumber pangan dan inspirasi dari sebuah investasi yang terlupakan. Waduh jadi ngelantur. Langsung aja ke substansi. 

Pertama tama kawan kawan bisa menyiapkan media kertas yang tidak terpakai lagi seperti koran, majalah, tabloid dan sejenisnya, syaratnya kertas tidak memiliki bahan campuran plastik karena ada beberapa majalah yang menggabungkan kertas dan plastik di dalamnya. Hal ini memungkinkan kertas sulit merekat. Oh ya daur ulang kertas sangat berfareasi dari mulai yang sederhana tidak menggunakan lem sampai  dengan menggunakan perekat, pewarna, bahkan pengharum. Berikut proses awal yang kami sudah lakukan. Kertas yang ada bisa disobek, ditumbuk bahkan diblender dengan dicampur air, perbandingannya 1 kertas 3 air. Agar bahan kertas dan air benar benar menyatu, ada baiknya kertas direndam terlebih dahulu, makin lama makin baik, hanya jika terlalu lama mengeluarkan bau tak sedap. Biasanya kami merendam 1 x 24 jam. Untuk lebih lengkapnya mari kita simak bahan, alat serta tahapan yang diperlukan.


Bahan:
  • Kertas bekas
  • Air
  • Lem kayu
  • Zat Pewarna (zat pewarna alami akan lebih baik dibandingkan dnegan zat pewarna buatan)
Alat Yang Dibutuhkan:
  • Screen sablon atau bingkai kayu dengan kain kasa yang seukuran dengan kertas yang akan dibuat
  • Blender
  • Papan ataupun triplek
  • Ember
  • Gunting
  • Kain
Cara Membuat Kertas Daur Ulang
  • Gunting kertas bekas, kemudian rendam dalam ember selama satu hari satu malam.
  • Blender kertas dengan perbandingan 3 untuk air dan 1 untuk kertas, blender sampai menjadi pulp (bubuk kertas).
  • Masukan pulp ke dalam sebuah bak atau ember yang telah diisi air seperempatnya.
  • Masukan zat pewarna secukupunya (tidak diharuskan).
  • Larutkan sedikit lem kayu, satu atau dua sendok makan. Larutkan bersama air lalu masukan ke dalam bak yang telah diisi dengan pulp kemudian aduk sampai rata.
  • Siapkan papan atau triplek yang telah dilapisi dengan kain. Basahi papan tersebut dengan air.
  • Masukan screen ke dalam bak, saring pulp sampai airnya menghilang lalu ratakan. Ketika menyaring usahakan jangan terlalu tebal.
  • Letakan screen secara terbalik di atas papan. Gosok screen atau kain kasa tersebut dengan perlahan dan hati-hati sampai pulp terlepas dan menempel di papan.
  • Tutup pulp di atas papan tersebut dengan kain yang telah dibasahi oleh air.
  • Tutup juga dengan papan ataupun triplek dan berikan sedikit pemberat di atasnya agar bisa mengepres.
  • Diamkan sekitar satu jam sampai kandungan air berkurang. Jika airnya telah berkurang maka bisa di jemur di tempat yang cukup panas. Hal yang harus diingat, jemur bersama dengan kainnya.
  • Setelah benar-benar kering, kainnya dapat dibuka dengan hati-hati. Untuk hasil yang lebih rapi, sebelumnya bisa disetrika terlebih dahulu.
Cara membuat kertas daur ulang ini sangat mudah dan praktis. Hal ini bisa kita lakukan bersama dengan adik, teman atau rekan rekan di sekolah. Materi daur ulang kertas bisa dijadikan bahan edukasi yang cukup baik, sebagai cara untuk belajar melakukan kreatifitas.



Demikianlah cara membuat daur ulang dengan bahan dasar kertas bekas. Semoga ulasan yang kami berikan ini bermanfaat untuk semua pembacanya, terima kasih telah membaca ulasan ini.
 Kertas telah kering dan siap dipakai kembali

Foto foto. Iwayan Sagi Adnyana -Pembina Ekskul PA SMA 1 Abiansemal, Bali-

Selasa, 09 September 2014

Ruqyah

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu bahwa beliau berkata kepada Tsabit Al-Bunani: “Maukah engkau aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Tsabit menjawab: “Ya”. Maka Anas membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Artinya: “Ya Allah, Tuhan segenap manusia….! Hilangkanlah sakit dan sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tidak ada penyembuhan melainkan penyembuhan dariMu, penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari).
Dalam riwayat lain dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata: “Dahulu bila salah seorang dari kami mengeluhkan rasa sakit maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusapnya dengan tangan kanan beliau dan membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah, Rabb sekalian manusia, hilangkanlah petakanya dan sembuhkanlah dia, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tak ada penyembuh kecuali penyembuhan-Mu, sebuah penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Do’a yang dibaca Jibril , ketika meruqyah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
(Bismillaahi arqiika min kulli syai, yu’dziika wa min syarri kulli nafsin aw ‘ainin haasidin, Allaahu yasyfiika bismillaahi arqiika)
Dengan nama Allah, aku mendinding (meruqyah) mu dari segala yang menyakitkanmu, dan dari kejahatan setiap diri atau dari pandangan mata yang penuh kedengkian, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu.” Bacaan ini hendaknya diulang tiga kali.

Kamis, 04 September 2014

Biota laut

Ketika biota laut memberi pesan, terbawa ombak dari samudera
Ketika angin tak tau apa
Ketika udara pun hampa, kegelaman dicicil
Suaranya..
dan kita lengah

Tebing Pulaki

 Tebing terjal gagah menghadang gelombang. Lingkungan Pura bernama Lingkungan Pura Agung Pulaki. Daya tarik Lingkungan Pura ini yang menonjol adalah lokasi dan lingkungan Pura. Bukit terjal yang berbatu dan kering serta laut membentang di depannya dan bukit tidak jauh di sebelah Baratnya yang berbentuk tanjung kecil memberikan suasana yang sangat menarik.

Kera-kera yang hidup di sekitar pura ini, sering berkumpul di halaman pura karena adanya makanan yang diberikan oleh para pengunjung, menambah daya tarik lingkungan pura ini.
Konon pura ini dibangun oleh pendeta dari jawa, Dang Hyang Niratha di awal abad ke 16. Beliau dateng ke Bali karena putrinya dipaksa menikah dengan Raja. Batuan di tebing agaknya rapuh namun pada beberapa bagian yang warnanya nampak seperti menjadi alira air ini terasa keras, sehingga bisa dijadikan destinasi wisata bagi para pemanjat tebing.

Foto-foto. Fadlik

Abrasi di Pantai Banyubiru Bali

Abrasi di pantai Banyubiru kian mengkhuwatirkan.
NEGARA--Abrasi di Kabupaten Jembrana, Bali, meluas hingga Desa Banyubiru yang dikenal sebagai objek wisata kuliner.

Di desa itu, sejumlah warung makanan dan rumah warga hancur diterjang ombak dari selatan Pulau Bali.
"Sudah empat hari ini ombak besar. Selain rumah kami, dua warung lesehan di pinggir pantai juga rusak," kata Sadikin, korban abrasi di Desa Banyubiru, Senin (16/6/2014).

Ia bersama dua warga korban abrasi lainnya mengungsi ke arah utara yang dengan pantai dibatasi jalan desa.

Selain itu, mereka berusaha menyelamatkan material rumahnya yang masih bisa digunakan lagi, khususnya tiang-tiang kayu utama.

Menurut dia, abrasi di pantai Desa Banyubiru sudah berlangsung dua tahun terakhir dan kian parah setiap tahunnya.

"Apalagi yang sekarang, ombak tinggi bergulung hingga ke pantai dan menyeret tanah dalam jumlah besar saat kembali ke laut," katanya.

Kepala Desa Banyubiru, Masturi, mengaku sudah melapor ke Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Sosial Kabupaten Jembrana.
"Ke Dinas Sosial kami usulkan agar para korban ini secepatnya mendapatkan bantuan darurat untuk kebutuhan mereka sehari-hari," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, I Gusti Putu Mertadan, sudah mengusulkan proyek penanggulangan abrasi di wilayah tersebut ke pemerintah pusat dan berharap tahun 2015 bisa direalisasikan.

Sebelumnya, abrasi juga merusak delapan rumah di Dusun Jineng Agung, Kelurahan Gilimanuk, dan mengancam belasan rumah di pinggir pantai lainnya.

Abrasi hebat juga melanda wilayah Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, dan Desa Pengambengan, Kecamatan Negara.
Sumber : Antara
Foto : Fadlik
Editor : Ema Sukarelawanto

Rabu, 03 September 2014

Naik Gunung

Berangsur angsur pendaki naik, dikatakan I Komang Kayun Kordinator Pemandu yang berasal dari banjar Temukus Desa Besakih bahwa sebelumnya sudah ada yang naik, terhitung banyak pendaki dari berbagai daerah, ada yang dari Jakarta, Tangerang, Bandung, Yokyakarta, Malang, Bali, Lombok bahkan dari Manca Negara.
Ribuan pendaki merayakan HUT RI ke 69 Tahun di Puncak Gunung Agung, sedikitnya tercatat 1.108 pendaki dari dua jalur yang ada di Gunung Agung, jalur pendakian konvensional berada di Besakih dan Pura pasar Agung dengan titik puncak yang berbeda. Selain di gunung Agung banyak juga yang merayakan di gunung Batur, Abang serta Batukaru.
Dari jalur Besakih pendakian Gunung Agung ditempuh 7 – 8 jam. Sebelum komunitas Bali Parkour mendaki Komang memberikan kata sambutannya agar di atas berhati hati, agar selalu menjaga kekompakan, dilarang berkata kata kotor. Tahun 2008 ada pendaki tewas, ada juga yang sampai saat ini belum ditemukan, tambahnya.
Kali ini Bali Parkour berjumlah 30 orang dengan target pengibaran bendera merah putih di puncak Gunung Agung. Jalur pendakian di mulai dari Pura Pengubengan Besakih dengan menelusuri aspal yang terputus ke arah utara, kemudaian dilanjutkan jalan kerikil yang kemudian menanjak sampai bertemu dengan jalan setapak yang makin terjal dengan pegangan akar akar pohon.
Satu jam pertama sampailah di Pos Pura Gili, interpreter menjelaskan tentang hutan hujan tropis dan mengapa hutan harus dijaga kelestariannya, tak lama berselang kami bergerak naik. Saya teringat ungkapan Budha “Keinginan adalah sumber penderitaan”, dengan nafas tersengal, tenaga yang pas pasan, menahan dingin dan kantuk yang luar biasa seraya membayangkan betapa sulitnya mencapai puncak kemerdekaan.
Sekitar jam 07.07 beberapa pendaki sudah mencapai Pura Puri Agung,salah satu Camp terakhir sebelum menuju puncak.

Taman Nasional Bali Barat

Kawasan TNBB. foto. fadlik
Kawasan hutan Bali Barat yang terdiri dari Taman Nasional Bali Barat, Hutan Produksi dan Hutan Lindung merupakan satu kesatuan ekosistem. Penebangan ilegal tanaman produksi di Hutan Produksi secara signifikan mempengaruhi keseimbangan ekosistem secara keseluruhan, yang akan menyebabkan penurunan kualitas potensi sumber daya alam hayati.

 Pada saat ini pendekatan pengaman kawasan TNBB yang menekankan kepada kegiatan patroli kawasan dan penegakan peraturan serta pendekatan sentralistik dalam pengelolaan konservasi dan belum berbasis masyarakat, menyebabkan pengelolaan kawasan konservasi ini menjadi sangat mahal dari segi finansial dan social.

 Belum sepenuhnya potensi TNBB diketahui khalayak luas sehingga kegiatan pariwisata alam belum sepenuhnya dapat dikatakan berhasil (kalau indikator keberhasilan dilihat dari banyaknya jumlah kunjungan wisatawan ke TNBB yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata lainnya di Pulau Bali).

Sosial ekonomi masyarakat di beberapa daerah penyangga masih relatif rendah yang ditandai dari tingkat pendidikan serta ketergantungan pada pemanfaatan sumber daya hutan yang ada, menyebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai konservasi.