Jumat, 30 Mei 2014

Tiga Indikator Pencemaran

Tingkat polusi di lingkungan perlu diketahui supaya bisa mentukan Iangkah-langkah  penanggulangan dampaknya. Untuk mengetahuinya, dibutuhkan suatu pengukuran terhadap faktor-faktor fisik, kimia, atau biologi yang menunjukkan adanya degradasi atau kerusakan pada lingkungan yang tercemar.
Faktor-faktor ini disebut dengan indikator polusi.

a)    Secara Fisik
  • Polusi Udara : sifat-sifat udara yang dapat diamati, udara yang bersih seharusnya tidak berwarna dan tidak berbau,udanya warna atau bau pada udara menunjukkan adanya polutan.
  • Polusi Air : kekeruhan, bau, warna, dan suhu, dapat menjadi indikator bagi polusi., Air yang bersih seharusnya jernih (tidak keruh), tidak berbau, tidak berwarna, dan suhunya relatif sedang. Kekeruhan air berhubungan dengan konsentrasi partikel padat yang tersusupensi dalam air. Kekeruhan air dapat diukur secara sederhana menggunakan alat yang disebut cakram Secchi (secchi disc). Cakram Secchi ditandai dengan warna hitam dan putih. Cakram masih dapat dilihat dengan jelas menunjukkan tingkat penetrasi cahaya pada perairan tersebut. Bau dan warna atau perubahan suhu ekstrirr pada air dapat menunjukkan keberadaan senyawa kimia atau polutan tertentu dalam air.
  • Polusi Tanah : Contoh indikator fisik yang menunjukkan kualitas tanah, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, dan endapan pada tanah.

b)    Secara Kimia


  • Polusi Udara : indeks standar pencemar udara (ISPU) memberi informasi tingkat pencemaran udara yang merupakan hasil pemantauan ¬konsentrasi rata-rata berbagai polutan udara selama periode 24 jam. Jenis polutan yang dipantau antara lain karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), ozon (03), da¬materi partikulat (debu). Peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa polutan di udara merupakan indikator bagi tingkat polusi udara
  • Polusi Air : Kandungan senyawa-senyawa kimia dalam air dapat menjad. indikator terjadinya pencemaran/polusi air. Contohnya :
  1. Kandungan Nutrisi :  Nutrisi yang terlarut di air seperti unsur nitrogen, fosfor, dan karbon dibutuhkan untuk pertumbuhan organisme fotosintetik di perairan.
  2. Kandungan Logam berat : timbal, merkuri, sanida, dan kadmium, menunjukkan telah terjadi polusi air.
  3. Oksigen Terlarut (dissolved oxygen/DO) : Pengukuran oksigen terlarut akan menunjukkan volume oksigen yang terlarut di air. Masuknya zat polutan, seperti buangan pupuk atau sampah organik, dapat menurunkan volume oksigen terlarut. Jumlah oksigen terlarut di air sebaiknya antara 4,0 hingga 12,0 rng/L.
  4. Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/ BOD)  : BOD berhubungan dengan DO,  Semakin rendah kadar oksigen terlarut DO) dalam air, semakin tinggi kadar BOD dalam air tersebut.pengukuran terhadap BOD secara tidak langsung menunjukkan kadar DO.
  5. pH/ tingkat keasaman : pH air yang normal adalah antara 6,5 hingga 9,0. Masuknya polutan yang bersifat asam dapat menurunkan nilai pH air dengan ekstrim (sangat asam atau sangat basa).
  • Polusi Tanah : pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor nitrogen, logam berat, dan radioaktif merupakan contoh indikate¬kimia bagi tingkat polusi tanah.

c)    Secara Biologi
  • Polusi Udara : Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi zat polutan di udara dapat dijadikan indikator biologi.Contoh indikator biologi untuk mengamati tingkat polusi udara adalah lumut kerak (Lichenes). Lumut kerak merupakan simbiosis antara algae fotosintetik atau cyanobakteria dengan fungi. Lumut kerak terdiri atas beberapa kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap polutan udara. Oleh karena itu, keberadaan kelompok lumut kerak tertentu di suatu wilayah dapat menjadi indikator bagi tingkat polusi udara di wilayah. lumut kerak Usnea sp. dan Evernia sp. tidak akan dapat bertahan hidup Iiikit konsentrasi sulfur dioksida di udara terlalu tinggi.
  • Polusi Air : Jumlah dan susunan organisme dalam air sangat berhubungan dengan tingkat polusi air. Beberapa fitoplankton, seperti diatom dan dinoflagelata, dan zooplankton dari kelompok rotifera, rentan terhadap polutan sehingga keberadaannya di perairan mengindikasikan kondisi air yang cukup bersih. Sebaliknya keberadaan protozoa parasit dan bakteri koliform dalam air mengindikasikan telah terjadi polusi air. Tingginya jumlah bakteri koliform pada perairan menunjukkan bahwa perairan tersebut telah tercemar kotoran/ tinja manusia dan hewan. Keberadaan bakteri koliform pada perairan dapat mengindikasikan adanya mikroorganisme patogen, seperti protozoa parasit, bakteri patogen, dan virus, yang juga biasa terdapat pada manusia dan hewan.
  • Polusi Tanah : Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran tingkat polusi tanah. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi, dan tekstur tanah.
  • Polusi Udara : indeks standar pencemar udara (ISPU) memberi informasi tingkat pencemaran udara yang merupakan hasil pemantauan ¬konsentrasi rata-rata berbagai polutan udara selama periode 24 jam. Jenis polutan yang dipantau antara lain karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), ozon (03), da¬materi partikulat (debu). Peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa polutan di udara merupakan indikator bagi tingkat polusi udara
  • Polusi Air : Kandungan senyawa-senyawa kimia dalam air dapat menjad. indikator terjadinya pencemaran/polusi air. Contohnya :
  1. Kandungan Nutrisi :  Nutrisi yang terlarut di air seperti unsur nitrogen, fosfor, dan karbon dibutuhkan untuk pertumbuhan organisme fotosintetik di perairan.
  2. Kandungan Logam berat : timbal, merkuri, sanida, dan kadmium, menunjukkan telah terjadi polusi air.
  3. Oksigen Terlarut (dissolved oxygen/DO) : Pengukuran oksigen terlarut akan menunjukkan volume oksigen yang terlarut di air. Masuknya zat polutan, seperti buangan pupuk atau sampah organik, dapat menurunkan volume oksigen terlarut. Jumlah oksigen terlarut di air sebaiknya antara 4,0 hingga 12,0 rng/L.
  4. Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/ BOD)  : BOD berhubungan dengan DO,  Semakin rendah kadar oksigen terlarut DO) dalam air, semakin tinggi kadar BOD dalam air tersebut.pengukuran terhadap BOD secara tidak langsung menunjukkan kadar DO.
  5. pH/ tingkat keasaman : pH air yang normal adalah antara 6,5 hingga 9,0. Masuknya polutan yang bersifat asam dapat menurunkan nilai pH air dengan ekstrim (sangat asam atau sangat basa).
  • Polusi Tanah : pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor nitrogen, logam berat, dan radioaktif merupakan contoh indikate¬kimia bagi tingkat polusi tanah.

Tips Sholat Khusuk

Tips agar sholat kita khusyuk

1. Shalatlah seakan itu adalah shalat terakhirmu.
2. Renungi banyaknya dosa dan kesalahan.
3. Jangan pernah menganggap ibadah kita telah cukup dan sempurna.
4. Hayati makna bacaan shalat.
5. Dalami kepada Siapa engkau bersimpuh dan menyembah.



Yuuk Saling Mengingatkan.

Kamis, 29 Mei 2014

KH. ZAINUDDIN, MZ

Nikmat bisa berubah menjadi azab jika manusia tidak pandai mensyukurinya. (KH Zainuddin MZ)
 

Dengan ILMU, segala sesuatunya menjadi lebih mudah. Dengan SENI, segala sesuatunya menjadi lebih indah. Dengan AGAMA, segala sesuatunya menjadi lebih terarah. (KH Zainuddin MZ).



Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Ilmu, Amal, Dakwah dan Sabar

Jangan sampai ia beribadah tanpa ilmu seperti kaum nashrani yang Allah katakan mereka adalah kaum yang sesat.
Rasulullah mengajarkan kita sebuah doa yang dibacakan setelah salam seusai shalat shubuh.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, rizki yang halal dan amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah)


Berdakwah adalah sebuah kegiatan yang sangat mulia. Dimana para Nabi dan Rasul mengemban misi ini. Dan dakwah yang paling mulia adalah menyeru kepada Tauhid dan menjauhkan seseorang dari segala macam bentuk kesyirikan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu’.” (An-Nahl: 36)
Rasulullah juga memotivasi umatnya untuk gemar menyebarkan kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjukkan sebuah kebaikan, maka baginya pahala seperti pelaku (yang mengerjakan kebaikan).” (HR. Muslim)
Allah juga memuji seorang yang menyeru berjuang di jalan Allah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, dan mengerjakan amal yang saleh…” (QS. Fushshilat: 33)

Gangguan dalam berdakwah tentulah ada, karena tidak ada 1 dakwah pun yang mulus tanpa gangguan, termasuk dakwahnya para Nabi dan Rasul. Para ulama menjadikan sabar terbagi atas 3 macam
  1. Sabar dalam menjalankan ketaatan
  2. Sabar dalam menjauhi kemaksiatan
  3. Sabar dalam menghadapi musibah
Dalam dakwah, gangguan yang diterima termasuk sabar dalam menjalankan ketaatan. Karena dakwah adalah sebuah bentuk ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Ke empat konsep di atas, yaitu ilmu, amal, dakwah dan sabar, semuanya telah tercakup dalam Firman Allah Ta’ala dalam surah Al-‘Ashr. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ” Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran. (QS. Al-‘Ashr: 1-3)

Demikianlah 4 konsep dasar yang harus dimiliki seorang muslim dalam mengembangkan kegiatan dakwah Islam dan Sunnah. Semoga kita bisa mengamalkan semuanya dan Allah beri kemudahan  dalam menjalankannya.

Penulis: Wiwit Hardi Priyanto
Artikel Majalah Muslim.Or.Id

Keadaan Minggu ini

Kalau sudah selang seling liburnya banyak orang menamakannya HARPITNAS (Hari Kejepit Nasional) kebiasaannya terjadi di institusi pemerintahan, kalaupun emang masih masuk mungkin setengah dari jumlah orng orang di kantor.

Nggak tau robot bernyawa seperti saya, orang menggambarkan robot bernyawa adalah pekerja swasta, sapi perahan di jaman modern, buruh buruh pabrik yang selalu dimanfaatkan oleh perusahaan dengan sedikit melunasi hak haknya sebagai buruh.

Jangan ngomong ke petani, mereka memiliki hari tanpa libur. Jika membicarakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pemalas, maka keluarkan petani dari negeri ini, beliau berangkat di pagi buta dan pulang di sore hari, kadang harus jagain kebunnya dari rongrongan hama.

Meski di minggu ini banyak liburnya semoga kita bisa mengambil makna, mengapahari hari besar diliburkan, ketika tidak bisa memaknai hari hari libur tersebut maka tak heran kebengisan terjadi dimana mana, korupsi terus menyeruak, kasus kasus negatif yang tak terkira membumbung tinggi ke angkasa. Ups_tuh kan batrenya mau abis, jadi nggak bisa ngomong lagi.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Senin, 26 Mei 2014

Mohon Petunjuk dan Keselamatan

Di antara akibat maksiat adalah membuat Allah itu melupakan dan meninggalkan hamba, lalu Allah akan membiarkannya menjadi ‘konconya’ (teman dekatnya) setan. Ini sungguh suatu kesengsaraan dan bukan suatu keselamatan yang diharap.
Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18) وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (19)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr: 18-19).

Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan pada hamba-Nya yang beriman untuk bertakwa dan melarang dari punya kemiripan dengan orang yang melupakan Allah dengan meninggalkan sifat takwa. Akibatnya apa bagi orang yang enggan bertakwa? Yaitu Allah akan melupakannya. Allah akan melupakan kemaslahatan dirinya. Juga Allah akan melupakan dirinya sehingga ia tidak selamat dari siksa. Di samping itu pula, Allah tidak akan membuat ia selamat di akhirat kelak yang merupakan kehidupan abadi seorang muslim. Ia pun tidak bisa meraih kelezatan, kesenangan dan kenikmatan kehidupan negeri akhirat nanti. Itulah akibat dari seseorang yang lupa akan keagungan Allah dan tidak punya rasa takut pada Allah. Itu pun balasan dari enggan taat pada Sang Kholiq karena hari-harinya diisi terus dengan perbuatan dosa.

Ini menunjukkan bahwa ahli maksiat akan sulit meraih kemaslahatan untuk dirinya sendiri. Allah akan menutupi hatinya dari mengingat-Nya di mana Allah yang memberikan keterangan jiwa. Ahli maksiat semacam ini hanya mengikuti hawa nafsunya dan ia termasuk orang yang melampaui batas. Ia akan luput dari maslahat dunia dan akhiratnya. Ia pun akan sulit meraih kebahagiaan di negeri yang kita akan kekal abadi di dalamnya.

Hakekatnya hamba itu yang berbuat zholim, mencelakai dirinya sendiri dengan maksiat yang ia perbuat. Perbuatan maksiatnya sama sekali tidak mencelakakan Allah.

Demikian penjelasan dari Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Ad Daa’ wad Dawaa’ yang penulis sarikan.

Moga Allah menjadikan hati kita selalu mengingat Allah dengan ketaatan dan jangan sampai kita menjadi orang yang dilupakan oleh Allah. Karena jika Allah melupakan kita, siapa yang bisa beri pertolongan dan kebahagiaan?

Hanya pada Allah kita memohon petunjuk dan keselamatan dari perbuatan maskiat, lebih-lebih perbuatan syirik, kufur, dan dosa besar.

Minggu, 25 Mei 2014

Tentang ad-Dajjaal

 Disebutkan dalam hadits- hadits Rasulullah saw. :

“Selain Dajjaal lebih aku takuti atasmu dari dajjaal. Jika Dajjaal keluar dan aku berada di hadapan kalian, maka aku melawannya membela kalian. Tetapi jika ia keluar dan aku tidak di antara kalian, maka setiap orang membela diri sendiri. Allah akan melindungi setiap muslim. Dajjaal adalah pemuda berambut keriting, mata (kirinya) menonjol, seperti saya umpamakan dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Siapa yang menjumpainya, maka bacalah awal surat al-Kahfi. Dajjaal akan keluar di antara jalan Syam dan Irak. Berjalan membuat kerusakan di kanan dan di kiri. Wahai hamba-hamba Allah, tetap teguhlah (pada ajaran Islam).” [HR Muslim]

‘Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari buruknya fitnah al-Masih ad-Dajjaal.’

“Setiap negeri pasti didatangi Dajjaal, kecuali Mekkah dan Madinah.” 
[HR Muslim]

“Mengikuti Dajjaal 70 ribu orang-orang Yahudi dari Asbahan yang memakai topi.”
[HR Muslim]

“Setiap Nabi pasti memperingatkan kaumnya dengan si buta pendusta. Ingatlah bahwa Dajjaal adalah buta, dan Rabb kalian Azza wa Jalla tidak buta. Dajjaal ditulis di antara dua matanya k f r (kafir).”
[Muttafaqun alaihi / ijma antara Bukhari dan Muslim]

“Maukah aku ceritakan berita tentang Dajjaal, sesuatu yang pernah diceritakan setiap nabi pada kaumnya. Dajjaal adalah buta, dia datang dengan sesuatu seperti surga dan neraka. Apa yang dikatakan surga adalah neraka.” [Muttafaqun ‘alaihi / ijma antara Bukhari dan Muslim]

 “Dajjaal akan muncul pada umatku, maka ia hidup selama 40 (saya tidak tahu apakah 40 hari, atau bulan atau tahun). Kemudian Allah mengutus Isa bin Maryam, ia seperti Urwah bin Mas’ud. Maka Isa as. mencari Dajjaal dan menghancurkannya. Kemudian Isa tinggal bersama manusia 7 tahun, tidak akan terjadi permusuhan di antara dua kelompok.” [HR Muslim]


“Perang besar, pembukaan kota Konstantinopel dan keluarnya Dajjaal (terjadi) dalam 7 bulan.”
[H.R Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah]




Ciri-Ciri Dajjaal

Banyak lagi hadits-hadits yang menjelaskan ciri-ciri dan karakteristik Dajjaal yang akan datang di akhir zaman. Dan dari beberapa hadits di atas dapat disimpulkan tentang sifat dan karakteristik Dajjaal adalah:

Mahluk dari bangsa manusia keturunan Yahudi.
Ciri khas fisiknya: berambut keriting, mata kanannya buta, mata kirinya menonjol, di antaranya tertulis kafir.
Senantiasa berdusta dan menipu manusia agar menjadi kafir dan menjadi pengikutnya. Aktivitasnya membuat kerusakan di bumi. Pengikut setianya orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir.
Senantiasa keliling dunia, kecuali Mekkah dan Madinah.
Datang membawa keajaiban yang dapat menyihir dan menipu manusia, dengan harta, kekuasaan, dan wanita. Dajjaal akan berhadapan dan dibunuh oleh Nabi Isa a.s.

Namun, di samping Dajjaal yang sebenarnya, Rasulullah saw. juga mengingatkan umatnya akan bahaya orang-orang yang memiliki sifat Dajjaal. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw. bersabda : “Tidak akan terjadi hari kiamat sampai munculnya Dajjaal-Dajjaal pendusta sekitar 30 orang, semuanya mengaku utusan Allah.”
[HR Muslim]

 “Selain Dajjaal ada yang lebih aku takuti atas umatku dari Dajjaal, yaitu para pemimpin yang sesat.”
[HR Ahmad]


Fitnah Dajjaal

Dajjaal hadir untuk membuat fitnah yang menyebabkan orang beriman menjadi sesat dan kafir. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, di samping ada Dajjaal yang sebenarnya, ada juga manusia-manusia yang mempunyai karakteristik seperti Dajjaal. Oleh karena itu umat Islam juga harus mewaspadainya. Mereka adalah para pemimpin yang sesat dan nabi-nabi palsu. Mereka sangat berbahaya karena datang pada setiap tempat dan waktu. Sedangkan Dajjaal akan datang hanya menjelang hari kiamat. Maka para pemimpin yang sesat yang memiliki sifat-sifat Dajjaal tingkat bahayanya lebih kuat dari Dajjaal yang sebenarnya. Namun keduanya adalah fitnah yang harus diwaspadai oleh setiap muslim.

Para pemimpin di sepanjang masa selalu ada yang menjadi musuh para nabi dan para dai yang mengajarkan kebenaran. Dari mulai Raja Namrud, Fira’aun, dan Abu Jahal, sampai pemimipin sesat setelah wafatnya Rasulullah saw. Mereka di antaranya pemimpin-pemimpin dunia yang membantai dan menghancurkan negeri muslim, dan pemimpin-pemimpin dunia lainnya yang menimbulkan fitnah, menebar kesesatan, dan membuat kerusakan di dunia.

Fitnah Dajjaal, baik yang sebenarnya maupun para pemimpin yang memiliki sifat Dajjaal, adalah bahaya laten yang harus dihadapai umat Islam. Fitnah Dajjaal membuat umat Islam menjadi sesat dan kafir. Dan umat Islam dapat saling bunuh karena fitnah Dajjaal tersebut. Dajjaal memutarbalikan fakta, sehingga yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar, yang haram menjadi halal dan yang halal menjadi haram. Fitnah tersebut didukung dengan dana, media masa, dan oknum-oknum yang memang telah sesat. Lebih dahsyat lagi Dajjaal didukung lembaga internasional dan negara-negara adidaya.

Fitnah yang paling bahaya dari Dajjaal adalah yang keluar dari mulutnya. Dan fitnah ini didukung media masa dan disebarkan keseluruh penduduk dunia. Masuk ke rumah-rumah keluarga muslim dan menyesatkan mereka. Dajjaal –baik yang sebenarnya atau yang mirip-mirip– senantiasa mengucapkan kata-kata yang membuat manusia sesat dari agama Allah. Dajjaal senantiasa memproduk ungkapan sesat, batil, dan kontroversial. Sehingga kebenaran menjadi kabur dan tidak jelas, sedangkan kebatilan seolah-olah indah dan menarik. Kebenaran selalu ditutup-tutupi dan dibungkus dengan dusta. Syariat Islam dianggap kejam dan tidak manusiawi, sedangkan nilai-nilai sekular dianggap baik, adil, dan paling cocok untuk kehidupan di era modern. Nilai-nilai agama dijauhkan dan direduksi dari kehidupan sosial dan kenegaraan. Bid’ah dianggap sunnah dan sunnah dianggap bid’ah. Umat Islam dicap fundamentalis, ekstrem, dan teroris; sedangkan non-muslim dianggap humanis, baik, dan demokratis.

Apakah Ibnu Shayyaad adalah Dajjaal ?

Disebutkan dalam hadits:

Dari Abdullah berkata, kami bersama Rasulullah saw. maka kami melewati anak-anak, di antaranya Ibnu Shayyaad. Anak-anak lari, sedangkan Ibnu Shayyaad tetap duduk. Seolah-olah Rasulullah saw. tidak suka padanya. Rasuullahl saw. berkata padanya: ”Apakah engkau bersaksi bahwa aku Rasulullah saw.?” Ibnu Shayyaad berkata: ”Tidak, tapi apakah engkau bersaksi bahwa aku Rasulullah saw.“ Berkata Umar, ”Wahai Rasulullah saw., biarkanlah aku membunuhnya.” Rasulullah saw. berkata: ”Jika benar yang engkau lihat (adalah Dajjaal), maka engkau tidak akan bisa membunuhnya.” [H.R Muslim]


Rasulullah saw. tidak memastikan bahwa Ibnu Shayyaad adalah Dajjaal yang dimaksud itu, walaupun demikian beliau juga membiarkan dan tidak menafikan ketika sebagian sahabat bersumpah bahwa dia adalah Dajjaal. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat di antara para ulama, apakah Ibnu Shayaad adalah Dajjaal? Memang ketika Rasulullah saw. menyebutkan sifat-sifat Dajjaal yang akan muncul menjelang hari kiamat, di antaranya bahwa Dajjaal adalah kafir dari keturunan Yahudi, tidak akan memasuki Mekkah dan Madinah, dan tidak punya anak. Sedangkan Ibnu Shayaad mengaku muslim, walaupun dari keturunan Yahudi. Dia lahir di Madinah, mempunyai orang tua, dan punya anak. Dan Ibnu Shayyaad sempat berangkat haji menuju Mekkah bersama Abu Said al-Khudri.

Ilmu secara pasti tentang Ibnu Shayyaad Dajjaal atau bukan, hanyalah Allah yang tahu. Tetapi dari isyarat Rasulullah saw. dan sifat-sifatnya, maka para ulama mengambil kesimpulan bahwa Ibnu Shayyaad salah seorang yang memiliki sifat Dajjaal. Dia ahli sihir, dukun, dan mengaku banyak tahu tentang masalah ghaib. Sehingga, ketika sebagian sahabat bersumpah, diantaranya Umar bin Khattab bahwa Ibnu Shayyaad adalah Dajjaal, Rasulullah saw. tidak menafikannya. Wallahu Alam.

Kiat-kiat Menghadapi Fitnah Dajjaal

Untuk menghadapi fitnah Dajjaal, maka umat Islam harus berjihad melawan kebatilan. Ulama harus menjelaskan kepada umat antara yang hak dengan yang batil agar mereka tidak menjadi bingung dan tidak tersesat. Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baiknya jihad adalah perkataan yang benar pada penguasa yang sesat.”[H.R Ahmad]

Seluruh bentuk fitnah harus dilawan oleh umat Islam. Fitnah kemusyrikan, fitnah pelecehan terhadap kehormatan Nabi saw., fitnah pembunuhan, fitnah pornografi dan pornoaksi, fitnah pelecehan terhadap Islam dan umat Islam, dan fitnah lainnya. Dan fitnah itu harus dilawan dengan semua bentuk kekuatan yang dimiliki dan bisa dimiliki umat Islam sehingga Islam menjadi ajaran yang eksis di muka bumi ini. Allah swt. berfirman: ”Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.”
[Al-Anfal: 39]

Sedangkan kiat praktis yang harus dilakukan oleh umat Islam, yaitu senantiasa membaca Al-Qur’an dan menghafalkannya. Khususnya surat Al-Kahfi.

“Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada Allah dari 4 hal: [1] siksa neraka jahannam, [2] siksa kubur, [3] penyimpangan ketika hidup dan mati, [4] kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” Do’a yang diajarkan, “Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qobri, wa ‘adzabin naar, wa fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarri fitnatil masihid dajjal”

[HR. Muslim]

dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ فِئَتَانِ عَظِيْمَتَانِ يَكُوْنُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيْمَةٌ دَعْوَتُهُمَا وَاحِدَةٌ وَحَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُوْنَ كَذَّابُوْنَ قَرِيْبٌ مِنْ ثَلاَثِيْنَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ وَحَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ وَحَتَّى يَكْثُرَ فِيْكُمُ الْمَالُ فَيَفِيْضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُ صَدَقَتَهُ وَحَتَّى يَعْرِضَهُ عَلَيْهِ فَيَقُوْلَ الَّذِي يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ: لاَ أَرَبَ لِي بِهِ؛ وَحَتَّى يَتَطَاوَلَ النَّاسُ فِي الْبُنْيَانِ وَحَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُوْلُ: يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ؛ وَحَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا فَإِذَا طَلَعَتْ وَرَآهَا النَّاسُ يَعْنِي آمَنُوا أَجْمَعُوْنَ فَذَلِكَ حِيْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا

“Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga dua kelompok besar saling berperang dan banyak terbunuh di antara dua kelompok tersebut, yang seruan mereka adalah satu. Dan hingga dibangkitkannya para Dajjal lagi pendusta hampir 30 orang, semuanya mengaku bahwa dirinya Rasulullah, dicabutnya ilmu, banyak terjadi gempa, zaman berdekatan, fitnah menjadi muncul, banyak terjadi pembunuhan, berlimpah ruahnya harta di tengah kalian sehingga para pemilik harta bingung terhadap orang yang akan menerima shadaqahnya. Sampai dia berusaha menawarkannya kepada seseorang namun orang tersebut berkata: ‘Saya tidak membutuhkannya’; orang berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan. Ketika seseorang lewat pada sebuah kuburan dia berkata: ‘Aduhai jika saya berada di sana’; terbitnya matahari dari sebelah barat dan apabila terbit dari sebelah barat di saat orang-orang melihatnya, mereka beriman seluruhnya (maka itulah waktu yang tidak bermanfaat keimanan bagi setiap orang yang sebelumnya dia tidak beriman atau dia tidak berbuat kebaikan dengan keimanannya).”

Dari keterangan di atas jelaslah bahwa kata Dajjal sering dipakai untuk menamai seseorang yang banyak berdusta dan banyak menipu umat. Para dedengkot kesesatan yang memproklamirkan diri sebagai nabi setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para Dajjal. Dan bila disebutkan Dajjal secara mutlak (tanpa keterangan tambahan, red.) maka tidak ada yang tergambar dalam benak setiap orang melainkan Ad-Dajjal Al-Akbar (yang terbesar), yang akan muncul di akhir zaman sebagai tanda dekatnya hari kiamat dengan sifat-sifat yang sudah jelas sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Mengimani Munculnya Dajjal Al-Akbar

Tidak ada keraguan bagi orang yang beriman terhadap segala berita yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, masuk akal ataupun tidak. Karena mereka meyakini bahwa segala yang diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sepanjang riwayatnya shahih, merupakan berita wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan segala perkara yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terkait dengan Dajjal –seperti sifat-sifatnya, kejadian-kejadian luar biasa yang diperbuatnya, masa tinggalnya di atas dunia, para pengikutnya, tempat turunnya, siapa yang akan membunuhnya dan sebagainya– bagi orang yang beriman bukanlah sebuah khurafat dan tahayul yang menjajah akal serta hati mereka. Bukan pula sebuah keanehan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menjadikan keluarbiasaan pada diri Dajjal. Dan ini tidak akan mengurangi kemuliaan Allah Subhanahu wa Ta’ala sedikitpun. Mereka menjadikan segala yang terkait dengan Dajjal sebagai perkara yang akan menambah dan mengokohkan keimanan mereka terhadap kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta kebenaran berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka akan menjadikan segala yang terkait dengan Dajjal sebagai ujian yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menambah kebajikan mereka di atas kebajikan. Tidak ada ucapan yang keluar dari orang-orang yang beriman melainkan:

آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا “Kami beriman kepadanya, semuanya itu dari sisi Rabb kami.”

[Ali ‘Imran: 7]

سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا “Kami mendengar dan kami patuh.”

[Al-Baqarah: 285]


Dajjal sebagai Tanda Hari Kiamat

Munculnya Dajjal merupakan salah satu tanda hari kiamat kubra (tanda-tanda yang besar). Artinya, tanda-tanda yang muncul mendekati hari kiamat dan bukan tanda yang biasa terjadi. Seperti munculnya Dajjal, turunnya ‘Isa, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, serta terbitnya matahari dari sebelah barat.

[Lihat At-Tadzkirah karya Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu hal. 264, Fathul Bari 13/485, dan Ikmal Mu’allim Syarah Shahih Muslim, 1/70]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan akan munculnya Dajjal di dalam banyak hadits. Di antaranya yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:

ذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ فَخَفَّضَ فِيْهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِيْنَا. فَقَالَ: مَا شَأْنُكُمْ؟ قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً فَخَفَّضْتَ فِيْهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ. فَقَالَ: غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ، إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيْكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ دُوْنَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيْكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَفْسِهِ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkisah tentang Dajjal pada pagi hari dan beliau mengangkat dan merendahkan suaranya seakan-akan kami menyangka dia (Dajjal) berada di sebagian pohon korma. Lalu kami berpaling dari sisi Rasulullah. Kemudian kami kembali kepada beliau dan beliau mengetahui hal ini, lalu beliau berkata: ‘Ada apa dengan kalian?’ Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, engkau bercerita tentang Dajjal pada pagi hari dan engkau mengangkat serta merendahkan suara, sehingga kami menyangka bahwa dia berada di antara pepohonan korma.’ Rasulullah lantas bersabda: ‘Bukan Dajjal yang aku khawatirkan atas kalian. Dan jika dia keluar dan aku berada di tengah kalian maka akulah yang akan menyelesaikan urusannya. Dan jika dia keluar dan aku tidak berada di tengah kalian, maka setiap orang menyelesaikan urusannya masing-masing’.”

[H.R muslim no. 5228]

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullahu dalam Kitabul Fitan dari Hudzaifah bin Usaid Abu Suraihah radhiyallahu ‘anhu:

كُنَّا قُعُوْدًا نَتَحَدَّثُ فِي ظِلِّ غُرْفَةٍ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْنَا السَّاعَةَ فَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَنْ تَكُوْنَ – أَوْ لَنْ تَقُوْمَ – السَّاعَةُ حَتَّى يَكُوْنَ قَبْلَهَا عَشْرُ آيَاتٍ طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوْجُ الدَّابَّةِ وَخُرُوْجُ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَالدَّجَّالُ وَعِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَالدُّخَانُ وَثَلاَثَةُ خُسُوْفٍ خَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ تَخْرُجُ نَارٌ مِنْ الْيَمَنِ مِنْ قَعْرِ عَدَنٍ تَسُوْقُ النَّاسَ إِلَى الْمَحْشَرِ

" Kami sedang duduk-duduk berbincang di bayang-bayang salah satu kamar Rasulullah. Kami berbincang tentang hari kiamat, dan suara kami pun menjadi meninggi. Lalu beliau bersabda: ‘Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul sepuluh tanda; yaitu terbitnya matahari dari sebelah barat, munculnya Dajjal, munculnya asap, keluarnya binatang, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, turunnya Isa putra Maryam, dan tiga khusuf (terbenam ke dalam bumi), satu di timur, satu di barat dan satu di Jazirah Arab, dan api yang keluar dari arah Yaman dari dataran terendah ‘Adn yang menggiring manusia ke tempat mahsyar’.

[H.R Muslim No. 4045]

Dalam riwayat dari Janadah bin Abi Umayyah, Rasulullah Saw bersabda 'Dajjal tidak akan bisa datang kepada empat Masjid yaitu Ka'bah,Masjid Nabawi,Masjidil Aqsa dan Gunung Thur'
[alhadist]


Pada akhirnya dajjal bertemu seorang mujahid yang menentangkanya hingga terjadi perdebatan sengit,ksatria itu pun berkata dihadapan pengikut dajjal 'wahai manusia,ingatlah! Inilah dajjal si pembohong besar yang telah disabdakan Nabi Muhammad Saw dari dahulu.' akhirnya ksatria itu dihukum dan disiksa bahkan dajjal hendak membunuhnya namun dia tidak sanggup. Demikian dikisahkan di riwayat Muslim dari hadist yang panjang.diriwayat lain ksatria tsb meninggal pada masa itu juga sebagai syahid.

Akhirnya kita berlindung dan bertaqwa pada Allah Swt dan agar kita dimudahkan mengikuti tuntunan Rasulullah Saw. Laa ilaha illa anta subhanaka innii kuntu minazh zhalimin , Robbi audzubika min hamazaatisy syayaathiini wa audzu bika Robbi an yahduruun , washalallahu ala sayyidina Muhammadin wa ala alihi washahbihi wasalam walhamdulillahi Robbil alamin.


Menyingkap Keberadaan Dajjal Lewat Hadits

Asal-Usul Keluarganya:
Dajjal adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau apajua makhluk lain selain ia sebagai manusia yg ditangguhkan ajalnya “MinalMunzharin”.

...Seperti halnya Nabi Isa as yg di angkat oleh Allah swt ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya turun semula keatas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan di kuburkan di Madinah AlMunawwarah. Sama juga halnya dgn Iblis yg di tangguhkan kematiannya sehingga hari kiamat nanti.

Ayah Dajjal seorang yg tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti Paruh burung. Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya. Menurut Imam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahwa asal keturunan bapaknya ialah seorang Dukun Yahudi yg di kenali dgn “syaqq” manakala ibunya adalah dari bangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman as dan mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Lalu oleh Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Walau bagaimanapun kelahiran dan kehidupan masa kecil tidak diketahui dgn jelas.

Sifat Badannya:
Hadis Huzaifah r.a katanya: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: "Dajjal ialah orang yang buta matanya sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai Syurga dan Neraka. Nerakanya itu merupakan Syurga dan Syurganya pula ialah Neraka" (Hadis Sahih Muslim)

Ada beberapa ciri perawakan Dajjal yg disebutkan dalam Hadis Rasulullah saw, diantaranya: Seorang yg kelihatannya masih muda; Berbadan Besar dan agak kemerah-merahan; Rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang seolah-olah dahan kayu yg rimbun.

Dan tandanya yg paling ketara sekali ada dua:
1. Buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yg kecut, manakala mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-kelip laksana bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat.
2. Tertulis didahinya tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapat dibaca oleh setiap org Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak. Mengikut hadis riwayat At-Thabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diri Dajjal setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tanda yg terakhir ini belum ada pada dirinya.

Tempat Tinggalnya Sekarang:
Menurut riwayat yg sahih yg disebutkan dlm kitab “Shahih Muslim”, bahwa Dajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau dan ditunggu oleh seekor binatang yg bernama “Al-Jassasah”. Terdapat hadis mengenainya.. (tetapi terlalu panjang utk ditulis.. anda boleh membaca terus dari buku). Daripada Hadis ini jelaslah bagi kita bahwa Dajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yg diizinkan oleh Allah swt untuk keluar menjelajah permukaan bumi ini dan tempat “transitnya” itu ialah disebelah Timur bukan di Barat.

Berapa lama ia akan hidup setelah kemunculannya:

Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selama empat puluh hari. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dgn setahun dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama dengan satu minggu dan hari-hari selanjutnya sama seperti hari-hari biasa.

Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia akan tinggal di muka bumi ini? Nabi saw, menjawab: Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hari yg pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yg masih tinggal lagi (iaitu 37hari) adalah sama seperti hari kamu yg biasa.

Lalu kami bertanya lagi: Wahai Rasulullah saw! Di hari yg panjang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sembahyang sehari sahaja (iaitu 5 waktu sahaja). Nabi saw menjawab: Tidak cukup. Kamu mesti mengira hari itu dgn menentukan kadar yg bersesuaian bagi setiap sembahyang..”

[Kitab Akhir Zaman H.R Muslim]

Fitnah Dajjal:

Dajjal telah diberi peluang oleh Allah swt utk menguji umat ini. Oleh kerana itu, Allah memberikan kepadanya beberapa kemampuan yg luar biasa. Di antara kemampuan Dajjal ialah:

1. Segala kesenangan hidup akan ada bersama dengannya.
Benda-benda beku akan mematuhinya. Sebelum kedatangan Dajjal, dunia Islam akan diuji dahulu oleh Allah dgn kemarau panjang selama 3 tahun berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akan kurang sepertiga dari biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasa dan tahun ketiga hujan tidak akan turun langsung.

Umat akan dilanda kebuluran dan kekeringan. Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian. Maka daerah mana yg percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan: Hujanlah kamu di daerah ini! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi subur. Begitu juga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil pada org yg bersekutu dgn Dajjal. Manakala penduduk yg tidak mahu bersukutu dgn Dajjal..mereka akan tetap berada dlm kebuluran dan kesusahan.

Dan ada diriwayatkan penyokong Dajjal akan memiliki segunung roti (makanan) sedangkan org yg tidak percaya dengannya berada dalam kelaparan dan kebuluran. Dalam hal ini, para sahabat Rasullullah s.a.w. bertanya:”Jadi apa yg dimakan oleh org Islam yg beriman pada hari itu wahaiRasulullah?” Nabi menjawab:”Mereka akan merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih dan bertaubat. Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan.”

[H.R IbnuMajah]

2. Ada bersamanya seumpamanya Syurga dan Neraka:
Di antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama syurga dan neraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan menggunakan kedua-duanya ini untuk menguji iman org Islam kerana hakikat yg benar adalah sebalik dari apa yg kelihatan. Apa yg dikatakan Syurga itu sebenarnya Nerakadan apa yg dikatakannya Neraka itu adalah Syurga.

3. Kepantasan perjalanan dan Negeri-Negeri yang tidak dapat dimasukinya:
Kepantasan yg dimaksudkan ini tidak ada pada kendaraan org dahulu. Kalau hari ini maka bolehlah kita mengatakan kepantasan itu seperti kepantasan jet-jet tempur yg digunakan oleh tentara udara atau lebih pantas lagi daripada kenderaan tersebut sehinggakan beribu-ribu kilometer dapat ditempuh dalam satu jam”… Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana kepantasan perjalanannya diatas muka bumi ini? Nabi menjawab:”Kepantasan perjalanannya adalah seperti kepantasan “Al Ghaist” (hujan atau awan) yang dipukul oleh angin yang kencang.”

[H.R Muslim]

Namun demikian, Dajjal tetap tidak dapat memasuki dua Bandar suci umat Islamia itu Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah.

4. Bantuan Syaitan-Syaitan untuk memperkukuhkan kedudukannya:
Syaitan juga akan bertungkus-lumus membantu Dajjal. Bagi syaitan, inilah masa yg terbaik utk menyesatkan lebih ramai lagi anak cucu Adam a.s.

Hadist lain mengenai Ad Masih Ad Dajjal :

Dajjal akan keluar dari arah timur, dari Khurasan, dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan. Kemudian mengembara ke selurah penjuru bumi. Maka tidak ada satu pun negeri yang tidak dimasukinya kecuali Makkah dan Madinah, karena kedua kota suci ini selalu dijaga oleh malaikat.

Dalam hadits Fatimah binti Qais terdahulu disebutkan bahwa Nabi saw bersabda mengenai Dajjal,
“Artinya : Ketahuilah bahwa dia berada di laut Syam atau laut Yaman. Oh tidak, bahkan ia akan datang dari arah timur. Apa itu dari arah timur? Apa itu dari arah timur… Dan beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah timur.”

[Shahih Muslim 18 : 83]

Diriwayatkan dari Abubakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kami.

“Artinya : Dajjal akan keluar dari bumi ini di bagian timur yang bernama Khurasan. ”

[Jami' Tirmidzi dengan Syarahnya Tuhfatul Ahwadzi, Bab Maa Saa-a min Aina Yakhruju Ad-Dajjal 6: 495. Al-Albani berkata, "Shahih. " Vide: Shahih Al-Jami' Ash-Sha-ghir 3: 150, hadits nomor 3398]

Dari Anas Radhiyalahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama tujuh puluh ribu orang Ashbahan. ”

[Al-Fathur Rabbani Tartib Musnad Ahmad 24: 73. Ibnu Hajar berkata, "Shahih. " Periksa: Fathul-Bari 13: 328].

Ibnu Hajar berkata, "Adapun mengenai tempat dari mana ia keluar? Maka secara pasti ia akan keluar dari kawasan timur. "

[Fathul-Bari 13: 91]

Ibnu Katsir berkata, “Maka Dajjal akan mulai muncul dari Ashbahan, dari suatu kampung yang bernama Al- Yahudiyyah. ”

[An-Nihayah fil Fitan wal Ma-lahim 1: 128 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini]


DAJJAL TIDAK MEMASUKI KOTA MAKKAH DAN MADINAH

Dajjal diharamkan memasuki kota Makkah dan Madinah ketika ia muncul pada akhir zaman, berdasarkan hadits-hadits yang shahih. Adapun tempat-tempat selain Makkah dan Madinah akan dimasukinya satu demi satu.

Dalam hadits Fatimah binti Qais Radhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Dajjal mengatakan, “Maka saya akan keluar dan mengembara di bumi, dan tiada satu pun tempat kecuali saya masuki selama empat puluh malam kecuali Makkah dan Thaibah (Madinah), karena kedua kota itu diharamkan bagi saya untuk memasukinya. Apabila saya hendak memasuki salah satu dari kedua kota tersebut. saya dihadapi oleh malaikat yang menghunus pedang untuk menghardik saya, dan pada tiap-tiap lorongnya ada malaikat yang menjaganya.”

[Shahih muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyrotis Sa'ah, Bab Qishshotil Jasasah 18: 83]

Juga diriwayatkan bahwa Dajjal tidak akan memasuki empat buah masjid, yaitu masjidil Haram, Masjid Madinah. Masjid Thir, dan masjid Al-Aqsho. Imam Ahmad meriwayatkan dari Jinadah bin Abi Umayyah Al-Azdi, ia berkata. ”Saya pernah pergi bersama seorang lelaki Anshar kepada salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu kami berkata. “Tolong ceritakan kepada kami apa yang pernah Anda dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai Dajjal, lantas ia mengemukakan hadits itu seraya berkata, “Sesungguhnya ia akan berdiam di bumi selama empat puluh hari yang dalam waktu itu ia dapat mencapai semua tempat minum (sumber air), dan ia tidak mendekati empat buah masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjid Madinah, Masjid Thur. dan Masjidil Aqsho.”

[Al-Fathu Rabbani 24: 76 dengan tartib As-Sa'ati. Al-Haitsami berkata. "Diriwayatkan oleh Ahmad dan perawi-perawinya adalah perawi-perawi shahih." Majma'uz Zawaid 7: 343. Ibnu Hajar berkata, "Perawi-perawinya kepercayaan." Fathul Bari 13: 105]

Adapun yang tersebut dalam riwayat Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahihnya

[Shahih Bukhari, Kitab Ahaditsul Anbiya’, Bab Qaulillah “wadzkur Fil Kitabi Maryam” 6: 477; dan Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih Ibni Maryam ‘alaihissalam wal- Masihid Dajjal 2: 233-235]

yang menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat seorang berambut kribo dan buta matanya sebelah kanan sedang meletakkan thawaf di Baitullah, lantas ditanya, kemudian orang-orang menjawab bahwa dia adalah Al-Masih Ad-Dajjal, maka riwayat ini tidak bertentangan dengan terhalangnya Dajjal memasuki kota Makkah dan Madinah, karena terhalangnya Dajjal memasuki kota Makkah dan Madinah adalah besok pada pemunculannya pada akhir zaman. Wallahu a’lam.

[Periksa: Syarah Nawawi terhadap Shahih Muslim 2: 234 dan Fathul-Bari 6: 488-489]

PENGIKUT-PENGIKUT DAJJAL

Kebanyakan pengikut Dajjal adalah orang-orang Yahudi, orang Ajam, orang Turki, dan banyak lagi manusia dari berbagai bangsa dan golongan yang kebanyakan dari orang-orang Arab dusun dan kaum wanita.

Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya: Dajjal akan diikuti oleh orang-orang Yahudi Ashfahan sebanyak tujuh puluh ribu orang yang mengenakan jubah tiada berjahit. ”

[Shahih Muslim. Kitabul Fitan wa Asyrotis Sa'ah, Bab Fi Baqiyyah Min Ahaadiitsid Dajjal 18: 85-86)]

Dan dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan:

“Tujuh puluh ribu orang yang mengenakan topi. ”

[Al-Fathur Rabbani Tartib Musnad Ahmad 24: 73. Hadits in: shahih. Periksa: Fathul-Bari 13: 328]

Dan di dalam riwayat Abubakar disebutkan.

“Dia diikuti oleh kaum yang mukanya gelap.”

[Riwayat Tirmidzi]

Ibnu Katsir berkata. “Menurut lahirnya -wallahu a ‘lam- yang di maksud dengan Tark itu adalah pembantu-pembantu Dajjal.”

[An-Nihayah Fil Fitan wal Malahim 1: 117]

Demikian pula yang dimaksud dalam hadits Abi Hurairah.

“Tidaklah datang kiamat sehingga kamu memerangi bangsa Khauz dan Kirman dari orang-orang Ajam yang wajahnya merah, hidungnya pipih (pesek). matanya sipit, wajahnya seperti tembaga, dan sepatunya beludru.”

[Shahih Bukhari, Kitab Al-Manaqib, Bab 'Alamatin Nubuwwab Fil Islam 6: 604]

Adapun pengikut Dajjal kebanyakan dari orang-orang Arab kampung disebabkan pada waktu itu mereka dilanda kebodohan. Di dalam hadits Abi Umamah yang panjang antara lain disebutkan:

Dan di antara fitnahnya –yakni fitnah Dajjal- ialah ia akan berkata kepada orang-orang Arab kampung, “Bagaimana pendapatmu jika aku membangkitkan ayahmu dan ibumu, apakah kamu mau bersaksi bahwa aku adalah tuhanmu ?” Dia menjawab, “Ya.” Kemudian ada dua syetan yang menyerupakan diri dengan ayahnya dan ibunya, lantas keduanya berkata, “Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dia adalah tuhanmu.”

[Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitan 2:1359-1363. Hadits ini shahih. Periksa: Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 6: 273- 277, hadits no. 7752]

Sedangkan kaum wanita yang banyak mengikutinya disebabkan lebih mudah terpengaruh dari pada orang-orang Arab kampung, di samping kebodohan mereka. Di dalam hadits Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Dajjal akan turun di lembah air Murqonah’ ini, maka orang yang datang kepadanya kebanyakan kaum wanita, sehingga seseorang akan pergi menemui sahabat karibnya, ibunya, anak perempuanya, saudara perempuannya, dan kepada bibinya untuk meneguhkan hatinya karena kuatir mereka akan pergi menemui Dajjal.”

[Musnad Ahmad 7: 190 dengan tahqiq Ahmad Syakir, dan beliau berkata, "Isnadnya shahih."]

Muhammad Isa Dawud (MID) memulakan kata pengantarnya dengan merujuk kepada respon pembaca-pembaca berasaskan buku karangannya sebelum ini yang bertajuk “Awas! Dajjal Menggempur Dunia dari Segitiga Bermuda” (Buku ini masih sukar diperolehi sama ada dalam bahasa Arab, Inggeris atau Melayu, atau mungkin tiada langsung dalam bahasa Melayu). Beliau memberitahu bahawa buku karangannya itu telah mendapat maklum balas yang baik sama ada pro atau pun kontra. Beliau juga menyatakan masih belum sempat menjawab beratus-ratus surat dari pembaca.

“…sehingga saya tidak mempunyai cukup waktu untuk membalas ratusan surat yang dilayangkan ke alamat saya.”

Menurut MID, hanya 2 surat yang menyatakan rasa tidak setuju tentang pendapatnya. Bayangkan pembaca bukunya adalah melebih 100,000 orang di seluruh dunia dan hanya kontra 2 orang sahaja. Maka disini penulis boleh simpulkan bahawa karangan dan penyampaian MID amat bagus dan berjaya meyakinkan para pembaca walaupun fakta-fakta yang dibincangkan nampak tahyul dan penuh mistik. Namun begitulah yang boleh kita simpulkan apabila seseorang yang berfikiran luas berjumpa dengan sesuatu perkara yang menjadi rahasia dalam umat Islam (khususnya soal DAJJAL), golongan seperti ini tidak mudah mengalah dan akan terus mencari fakta dan bukti-bukti yang boleh menyokong pandangan mereka. Malah dalam masa yang sama juga MID tidak keberatan untuk menolak hujahnya sendiri jika pandangannya itu kurang betul.

“…..juga untuk memperbaiki pelbagai pandangan dan teori yang agak mudah yang saya kemukakan dalam buku ‘Ihdzaru al-Masikh ad-Dajjal’ yang telah tersebar dulu itu.”

MID memberitahu bahawa…

“Buku ini mengemukakan rinci perhubungan antara Dajjal dengan Segitiga Bermuda dan Piring Terbang…” Kemudian, beliau berkata…

“…saya akan mengemukakan lebih dahulu pelbagai realiti yang menyatakan bahawa Dajjal, yang dikutuk Allah termasuk dalam kelompok yang ditangguhkan kematiannya.”

Mungkin MID tersilap menyusun kata-kata. Dalam bukunya ini, persoalan asal-usul Dajjal, tempat kelahiran, panjang umur Dajjal dan pengembaraannya lebih dahulu diceritakan. Kemudian barulah persoalan kaitan Dajjal dengan piring terbang dihuraikan dengan panjang lebar. Penilaian Penulis+ Huraian, fakta dan hujah MID dalam bahagian asal usul Dajjal amat baik sekali dan terdapat banyak fakta-fakta terbaru yang dikemukakan. Antara fakta yang paling besar hikmahnya ialah cerita Samiri membina patung anak lembu. Dahulunya kita semua kurang ambil kisah tentang kisah Samiri, kita cuba mengetahuinya sebagai penyesat Bani Israel. Tetapi kini, rahsia penonjolan nama Samiri dalam Al-Quran sudah TERBONGKAR, Samiri adalah ad-Dajjal dan Dajjal adalah Samiri. Cuma nama Dajjal adalah sebagai gelaran dan Samiri adalah nama sebenar. + Huraian MID dalam bab piring terbang agak lemah. Maksud penulis kerana fakta-fakta yang dihujahkan adalah fakta lama yang meleret-leret. Hanya satu ayat yang boleh dikaitkan dengan Dajjal iaitu “teknologi Dajjal sudah menjangkau berabad ke hadapan”, kemudian MID terus menyatakan hal ehwal piring terbang. Diharap pada penulisan akan datang MID boleh membincangkan dengan lebih lanjut berkaitan bagaimana Dajjal membina piring terbang dan mengapa piring terbang selalu tidak terbang di kawasan yang ada ramai orang. Seringkali di dengar hanya 2 atau 3 orang sahaja yang melihat. Seolah-olah piring terbang tersebut hanya sengaja ditayangkan kepada tempat tidak ramai orang. Namun penulis masih tidak memahami suatu perenggan dalam buku ini iaitu

“Sesungguhnya Dajjal yang dilaknati Allah berserta Iblis tidaklah sama dengan Samiri; pelaku fitnah dahulu kala yang membuat patung anak lembu bersama Bani Israel.”

Agak menghairankan apabila MID menyatakan demikian, iaitu Samiri tidak sama dengan Dajjal. Sedangkan 60 peratus muka surat dalam buku ini mengisahkan hal ehwal Samiri yang panjang umur yang akhirnya mendiami Kerajaan Segi Tiga Bermuda. Penulis tidak pasti apa yang dimaksudkan oleh MID, adakah berlaku kesilapan terjemahan, kesilapan penulisan atau sememangnya MID bermaksud begitu. Jika benar MID bermaksud begitu, amatlah pelik. Penulis tidak berjaya mendapatkan naskah berbahasa Arab, jika ada naskah Arab bolehlah dirujuk adakah berlaku terjemahan Melayu itu silap. Tidak mengapa, mungkin itu perkara kecil sahaja, kita tinggalkan dahulu bab kesilapan tulisan.

Dari Fatimah binti Qais mengatakan: "Saya telah mendengar muazzin memanggil untuk solat. Saya pun pergi ke masjid dan solat bersama RasuLULLAH SAW. Selesai solat, RasuLULLAH SAW naik ke atas mimbar. Nampak semacam bergurau Baginda SAW tertawa dan berkata: "Jangan ada yang bergerak. Hendaklah semua duduk di atas sejadahnya." Kemudian berkata: "Tahukah kamu mengapa aku memerintahkan kamu jangan ada yang pulang?" Kami menjawab: "ALLAH dan RasulNYA yang lebih tahu."

RasuLULLAH SAW berkata lagi: "Demi ALLAH aku menyuruh kamu berkumpul di sini bukan ingin menakut-nakuti dan bukan memberi khabar gembira. Aku ingin menceritakan kepada kamu bahawa Tamim Al-Dariy adalah seorang Nasrani, kemudian dia datang menjumpai aku dan masuk Islam. Dia ada bercerita kepadaku tentang satu kisah tentang Dajjal. Kisah yang dia ceritakan itu sesuai dengan apa yang telah aku ceritakan kepada kamu sebelumnya.

Katanya dia bersama 30 orang kawannya pergi ke laut dengan menaiki kapal. Angin kencang datang bertiup dan ombak besar membawa mereka ke tengah-tengah samudera yang luas. Mereka tidak dapat menghalakan kapalnya ke pantai sehingga terpaksa berada di atas laut selama satu bulan. Akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau menjelang terbenamnya matahari. Di pulau yang tidak ditempati orang itu mereka berjumpa dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga tidak nampak mana jantina dan duburnya.

Mereka bertanya kepada binatang itu: "Makhluk apa engkau ini?" Binatang itu menjawab: "Saya adalah Al-Jassasah." Mereka tanya: "Apa itu Al-Jassasah?" Binatang itu hanya menjawab: "Wahai kumpulan lelaki, pergilah kamu ke tempat ini untuk menjumpai lelaki macam ini, sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kamu. Mereka pun pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh binatang itu.

Di sana mereka menjumpai seorang lelaki yang sangat besar dan tegap. Ertinya mereka tidak pernah melihat orang sebesar itu. Dari tangannya sampai ke tengkuknya dikuatkan dengan besi, begitu juga dari lututnya sampai ke telapak kakinya. Mereka bertanya: "Siapakah anda?" Orang seperti raksaksa itu menjawab: "Kamu telah mendengar cerita tentang aku. Sekarang aku pula ingin bertanya: "Siapa kamu ini?"

Mereka menjawab: "Kami adalah manusia berbangsa Arab. Kami pergi ke laut menaiki kapal, tiba-tiba datang ombak besar membawa kami ke tengah-tengah samudera luas dan kami berada di lautan selama satu bulan. Akhirnya kami terdampar di pulau yang tuan tempati ini.

"Pada mulanya kami berjumpa dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga kami tidak dapat mengenali jantinanya. Kami tanya siapa dia katanya Al-Jassasah. Kami tanya apa maksudnya dia hanya menjawab: "Wahai kumpulan lelaki, pergilah kamu ke tempat ini untuk menjumpai lelaki macam ini, sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kamu."

Itulah sebabnya kami datang ke tempat ini. Sekarang kami sudah berjumpa dengan tuan dan kami ingin tahu siapa tuan sebenarnya." Makhluk yang sangat besar itu belum menjawab soalan mereka terus sahaja mengemukakan soalan: "Ceritakan kamu kepadaku keadaan kebun kurma yang di Bisan itu," nama tempat di negeri Syam. Mereka menjawab: "Keadaan apanya yang tuan maksudkan?" Orang besar itu menjawab: "Maksudku apakah pokok kurma itu berbuah?" Setelah mereka menjawab bahawa pokok kurma itu berbuah, orang besar tadi berkata: "Aku takut pokok itu tidak berbuah."

Orang besar itu bertanya lagi: "Ceritakan kepadaku tentang sungai Tabariah." Mereka menjawab: "Tentang apanya yang tuan maksudkan?" Lelaki itu menjawab: "Maksudku airnya apakah masih ada." Mereka menjawab: "Airnya tidak susut." Lelaki itu berkata: "Air sungai itu disangsikan akan kering."

Akhirnya lelaki seperti raksaksa itu berkata: "Kalau begitu ceritakan kepadaku tentang Nabi Al-Amin itu, apa yang dia buat?" Mereka menjawab: "Dia telah berhijrah dari Makkah ke Madinah." Lelaki itu bertanya lagi: "Apakah dia diperangi oleh orang-orang Arab?" Mereka menjawab: "Ya, mereka memeranginya." Lelaki itu bertanya lagi: "Kalau begitu apa pula tindakan dia terhadap mereka?" Mereka ceritakan bahawa RasuLULLAH SAW telah mengembangkan dakwahnya dan sudah ramai pengikutnya.

Orang besar itu berkata lagi: "Memang begitulah, padahal mereka beruntung jika taat kepadanya." Kata orang besar itu lagi: "Sekarang aku terangkan kepada kamu bahawa aku adalah Al-Masih Dajjal. Nanti aku akan diberi izin keluar, lalu aku pun akan menjelajah dunia ini. Dalam masa empat puluh malam sudah dapat aku jalani semua, kecuali Makkah dan Madinah yang aku tidak dapat memasukinya. Negeri Makkah dan Madinah dikawal oleh para Malaikat, maka aku tidak dapat menembusinya."

Katanya lagi, "RasuLULLAH SAW menekankan tongkatnya di atas mimbar sambil berkata: "Inilah negeri yang tidak dapat dimasukinya itu, iaitu Madinah. Saudara-saudara sekalian apakah sudah aku sampaikan cerita ini kepada kamu?" Mereka menjawab: "Ya, sudah ya RasuLULLAH." RasuLULLAH SAW berkata lagi: "Sememangnya hadis Tamim itu lebih meyakinkan saya lagi. Ceritanya itu bersesuaian dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kamu sebelumnya, iaitu tentang Makkah dan Madinah yang dikatakan tidak dapat dimasuki Dajjal. Cuma dia ada mengatakan di lautan Syam atau di laut Yaman. Tidak, bahkan ia dari arah timur. Ia dari arah timur," kata RasuLULLAH SAW sambil menunjuk ke arah timur.

Daripada Abu al-Darda sesungguhnya Nabi s.a.w telah bersabda – Barangsiapa yang menghafaz sepuluh ayat daripada awal surah al-kahfi, pasti terlindung daripada dajjal

[HR Muslim No.809]

RasuLULLAH SAW telah menguatkan lagi bahawa Dajjal akan datang dari arah timur. Ada yang mengatakan bahawa Dajjal akan datang dari Khurasan atau Isfahan.

Di akhir zaman, Dajal merupakan fitnah dan ujian yang paling besar terhadap keimanan seseorang. Rasulullah menyuruh kita meminta perlindungan kepada Allah dari fitnah dajjal pada tiap-tiap akhir shalat dan bahkan beberapa ulama salaf mengatakan bahwa meminta doa perlindungan dari fitnah dajal adalah wajib hukumnya.

Sabda Rasulullah: “Apabila salah seorang dari kamu sudah selesai membaca tasyahhud dalam shalatnya hendaklah ia berlindung kepada Allah dari empat perkara yaitu dengan mengucapkan: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari azab neraka Jahannam dan dari adzab kubur dan dari fitnah hidup dan mati dan dari fitnah Dajal.”

[Riwayat Muslim dari Abi Hurairah]

Sabda Rasulullah yang lainnya:
“Sungguh aku benar-benar akan memperingatkan kamu akan bahaya dajjal, tidak ada satu Nabi pun, kecuali ia memperingatkan kaumnya (akan fitnahnya) dan Nuh juga telah memperingatkan kaumnya, akan tetapi aku akan mengatakan kepada kalian suatu perkataan yang belum pernah dikatakan oleh para Nabi sebelum aku terhadap kaum mereka, sesungguhnya ia bermata sebelah dan Allah bukanlah bermata sebelah (bermata satu).”

[Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Ibn’Umar]

Fitnah dajal adalah fitnah syahwat dan syubhat (yang hak terlihat sebagai kebatilan dan sebaliknya). Dajal dengan subhat (pemutarbalikan kebenaran dan kebatilan) dan hal-hal luar biasa yang dipunyainya akan memikat hati dan Iman yang lemah dari kaum Muslimin apalagi terhadap kaum Musyrikin dan kaum atheis.

Sabda Rasulullah:
“Semenjak Adam diciptakan sampai berdirinya kiamat tidak ada cobaan yang lebih besar dari dajal.”

[Hadis Riwayat Muslim]

“Tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah dajal.”

[Hadis riwayat Ahmad]

“Barang siapa yang mendengar nama dajal hendaklah ia berpaling darinya. Karena, demi Allah, sesungguhnya apabila ia menemuinya dan ia mengira bahwa dirinya adalah seorang Mu’min, maka ia akan mengikutinya (dajal tersebut) dengan segala syubhat (kebatilan) yang ia timbulkan.”

[Hadis shahih diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan Hakim dari ‘Imran bin Hushain. Dishahihkan oleh Al Albaani dalam Al Misykat, nomer 5488]

“Sungguh orang-orang akan berlarian ke gunung-gunung untuk menjauhkan diri dari fitnah dajal.”

[Hadis Riwayat Muslim]

Hidup di dunia merupakan sebuah perjalanan panjang menghadapi ujian dari waktu ke waktu. Setiap orang yang mengaku beriman pasti diuji Allah dalam hidupnya. Jika seseorang tidak mau diuji caranya mudah. Tinggalkan saja pengakuan diri sebagai seorang beriman. Selesai, dia tidak bakal diuji lagi oleh Allah.

Sehingga syaithan-pun tertawa, dan itu berarti pekerjaan syaithan sudah selesai terhadap orang itu karena ia lebih memilih kekafiran sebagai jalan hidup daripada keimanan. Namun bagi seorang yang mengaku beriman, maka mustahil ia dapat menghindari ujian dalam hidupnya. Sebab Allah memang sengaja menghadapkannya kepada ujian hidup agar tersingkap siapa sesungguhnya dirinya.
Apakah ia seorang yang jujur dalam pengakuan keimanannya? Ataukah ia sekedar lip service alias dusta yakni manis di mulut namun faktanya berperilaku, bersikap, berfikir layaknya seorang yang tidak beriman.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ﴿٢﴾وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ ﴿٣﴾

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

[QS. Al-Ankabut 29:2-3]

Jadi, Allah menyajikan fitnah atau ujian bagi orang beriman supaya menjadi jelas siapa jatidiri sesungguhnya di mata Allah. Apakah ia seorang muslim-mukmin yang jujur ataukah muslim yang dusta. Dan bila tingkat kedustaannya sedemikian mendasar dan meluas, maka bukan mustahil ia bahkan akan dinilai Allah sebagai seorang munafiq. Wa na’udzubillaahi min dzaalika. Sebab di antara ciri orang beriman sejati ialah mustahil berdusta.

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّابًا فَقَالَ لَا

Telah menceritakan kepadaku Malik dari Shafwan bin Sulaim berkata; "Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut?" Beliau menjawab: 'Ya." Kemudian ditanya lagi; "Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil?" Beliau menjawab: "Ya." Lalu ditanyakan lagi; "Apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong?" Beliau menjawab: "Tidak."

[HR. Malik No. 1571]

Ujian paling berat dalam kehidupan di dunia ialah sosok Ad-Dajjal. Semenjak manusia pertama dihadirkan ke muka bumi hingga datangnya hari Kiamat ummat manusia tidak dihadapkan kepada fitnah yang lebih dahsyat daripada fitnah Ad-Dajjal.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

“Allah tidak menurunkan ke muka bumi —sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat— fitnah yang lebih dahsyat daripada fitnah Ad-Dajjal.”

[HR. Thabrani No. 1672]

Sedemikian seriusnya urusuan ini sehingga Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam menegaskan bahwa para Nabiyullah sebelum beliau selalu memperingatkan ummatnya masing-masing akan bahaya fitnah Ad-Dajjal. Tidak ada seorang Nabipun yang diutus Allah ke muka bumi kecuali memperingatkan ummatnya akan puncak fitnah tersebut.

خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَأَطْنَبَ فِي ذِكْرِهِ ثُمَّ قَالَ مَا بَعَثَ اللَّهُ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا قَدْ أَنْذَرَهُ أُمَّتَهُ لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوحٌ أُمَّتَهُ وَالنَّبِيُّونَ مِنْ بَعْدِهِ

Pada saat Haji Wada' Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berkhutbah, beliau menyebut-nyebut Al-Masih Ad-Dajjal kemudian beliau terus menyebutnya berulang kali hingga beliau bersabda: "Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi melainkan telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Dan Nabi Nuh ’alaihis-salam telah memperingatkan hal itu kepada umatnya, juga para Nabi yang datang sesudahnya."

[HR. Ahmad No. 5909]

Para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Salam juga sangat peduli dengan urusan puncak fitnah ini. Sehingga dalam obrolanpun mereka biasa memperbincangkan persoalan Ad-Dajjal. Sungguh berbeda dengan obrolan manusia di era yang katanya modern ini.

ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ

Dajjal disebut-sebut di dekat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam lalu beliau bersabda, "Sungguh fitnah sebagian dari kalian lebih aku takutkan dari fitnahnya Dajjal. Dan tiada seseorang dapat selamat dari aneka fitnah sebelum fitnah Ad-Dajjal melainkan pasti selamat pula darinya (fitnah Ad-Dajjal) setelahnya. Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini —baik kecil ataupun besar— kecuali untuk menyambut fitnah Ad-Dajjal."

[HR. Ahmad No. 22215]

Berdasarkan hadits di atas berarti kondisi fitnah di dunia akan kian memuncak seiring dengan semakin dekatnya saat keluarnya Ad-Dajjal. Sungguh kita wajib waspada menghadapi keadaan dunia saat menjelang munculnya puncak fitnah tersebut.

Sehingga Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: Dan tiada seseorang dapat selamat dari aneka fitnah sebelum fitnah Ad-Dajjal melainkan pasti selamat pula darinya (fitnah Ad-Dajjal) setelahnya. Yang berarti hal sebaliknyapun bakal terjadi: Barangsiapa yang terjatuh ke dalam jeratan aneka fitnah sebelum fitnah Ad-Dajjal, niscaya ia bakal terjatuh ke dalam jeratan fitnah Ad-Dajjal sesudahnya.

Sungguh, keadaan dunia dewasa ini sedemikian diselimuti oleh aneka fitnah sehingga banyak sekali ummat manusia yang terjerat ke dalamnya, tanpa kecuali sebagian kaum muslimin yang mengaku beriman. Dan celakanya, tidak sedikit di antara mereka yang menganggap ringan akan hal ini. Padahal ada yang sampai terjerat fitnah yang bukan saja mengakibatkan dirinya menjadi berdosa di sisi Allah secara biasa-biasa saja.

Melainkan ia telah terjerat ke dalam fitnah yang mengakibatkan batalnya (terhapusnya) eksistensi iman dirinya di mata Allah. Wa na’udzubillah min dzaalika.

بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan paginya menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia."

[HR. Ahmad No. 8493]

Sejujurnya, dunia dewasa ini menawarkan jebakan fitnah secara lengkap. Fitnah meliputi segenap aspek kehidupan manusia modern. Fitnah dapat ditemukan dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pendidikan, medis, militer, pertahanan keamanan, media-massa, hiburan, olah-raga bahkan pemahaman dan pelaksanaan ajaran agama…! Singkat kata, rangkaian fitnah yang menyebabkan dunia modern menjadi laksana sepenggalan malam yang gelap-gulita, telah membentuk dirinya menjadi sebuah peradaban dunia yang penuh kezaliman dan penyimpangan dari petunjuk Allah, Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa alam raya.

Pantaslah bilamana seorang penulis muslim berkebangsaan Inggris bernama Ahmad Thomson menyebut dunia modern sebagai sebuah Sistem Dajjal.

Ia menulis di dalam bukunya:

Dajjal memiliki tiga sisi/aspek:
• Dajjal sebagai oknum.
• Dajjal sebagai gejala sosial budaya global.
• Dajjal sebagai kekuatan yang tidak tampak/kekuatan gaib/kekuatan sihir.

Menurut pendapat ulama, dua aspek yang terakhir akan didirikan sebelum Dajjal sebagai oknum muncul. Artinya, ia akan muncul ketika sistem pendukung yang dibutuhkan berada di tempatnya di seluruh dunia baik secara langsung atau tidak langsung.

[Sistem Dajjal; Ahmad Thomson; Penerbit Semesta, halaman 1]

Yang lebih mengkhawatirkan lagi ialah kenyataan bahwa berdasarkan sebuah hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam ternyata kondisi masyarakat dunia dewasa ini telah memenuhi dua pra-syarat menjelang keluarnya Ad-Dajjal. Pertama, kebanyakan manusia sudah tidak peduli membicarakan persoalan Ad-Dajjal.

Dan kedua, bahkan para juru da’wah-pun sudah tidak memperingatkan ummat akan betapa bahayanya puncak fitnah tersebut.

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَخْرُجُ الدَّجَّالُ حَتَّى يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ وَ حَتَّى تَتْرُكَ الْأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ

Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, “Ad-Dajjal tidak akan keluar sampai manusia tidak lagi menyebut-nyebutnya dan sampai para Imam tidak lagi menyebutkannya di atas mimbar-mimbar."

[HR. Ahmad No. 16073]

Manusia modern menganggap pembicaraan soal Ad-Dajjal merupakan pembicaraan yang tidak realistik dan bermuatan mitos atau legenda. Barangsiapa membicarakan soal urusan yang satu ini pasti dianggap orang aneh dan ketinggalan zaman alias orang jadul (zaman dulu). Padahal para sahabat justeru sangat peduli sehingga urusan Ad-Dajjal sering masuk dalam obrolan di antara sesama mereka.

Demikian pula para penyeru da’wah, ustadz, imam, kyai, pemuka agama, ulama dan muballigh di atas mimbar-mimbar dewasa ini semakin sedikit yang memandang penting memperingatkan ummat akan bahaya puncak fitnah ini. Padahal tidak seorang Nabi-pun yang diutus Allah kecuali telah memperingatkan ummatnya masing-masing akan bahayanya. Dan peradaban dunia modern yang dikomandani kaum kuffar Barat sangat cocok untuk dijuluki sebagai sebuah Sistem Dajjal.

Bila kita memahami masalah di atas dengan jujur dan obyektif, niscaya kita dapat mengerti mengapa begitu banyak masalah pelik terjadi di negeri ini bahkan di seluruh dunia. Ideologi yang ditawarkan ialah materialisme, sekularisme, pluralisme dan liberalisme.

• Politiknya, Machiavelli;
(tujuan menghalalkan segala cara) dan Demokrasi (bukan Allah yang berdaulat melainkan manusia).

• Ekonominya ribawi-yahudi.(mengandalkan bunga bank).

• Tatanan sosialnya berhirarki alias berkasta.
(sesama manusia saling menyembah/menghamba satu sama lain).

• Hukumnya mengabaikan hukum Allah berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
(yang berlaku hukum bikinan manusia alias hukum thaghut).

• Budayanya hedonisme
(menghamba kepada pemenuhan hawa nafsu).

• Militernya berprinsip right or wrong is my country
(tidak bertujuan hidup mulia di bawah naungan syariat atau mati syahid).

•Media-massa mempunyai motto bad news is good news
(sehingga cenderung tebar fitnah, gosip, fenomona kemusyrikan, kekerasan, glamour dan seks bebas).





Sabtu, 24 Mei 2014

CLEAN HOUSE, CLEAN PLANET

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

10 BAHAYA HASAD

Hasad atau dengki adalah sifat seseorang yang tidak suka orang lain lebih darinya atau tidak suka orang lain mendapatkan kenikmatan Allah. Baik dengan keinginan nikmat tersebut hilang dari orang lain atau tidak, bila disertai perasaan ingin menghancurkan merupakan hasad tingkat tinggi dan paling jelek, seperti hasadnya iblis kepada adam.

BAHAYA HASAD:
1. Merupakan sifat orang yahudi yang dilaknat Allah, siapa yang memilikinya, berarti menyerupai mereka.
2. Orang yang memiliki sifat hasad tidak dapat menyempurnakan imannya, sebab ia tidak akan dapat mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.
3. Ada dalam sifat hasad ini ketidaksukaan terhadap takdir yang Allah berikan kepadanya.
4. Setiap orang lain mendapatkan kenikmatan, semakin besar dan kuat api hasad dalam dirinya, sehingga ia selalu penasaran dan duka serta hatinya terbakar api hasad tersebut.
5. Menimbulkan sifat egois yang tinggi dan tidak menyukai kebaikan pada orang lain.
6. Hasad memakan dan melumat kebaikan yang dimilikinya.
7. Menyusahkan diri sendiri, sebab ia tidak mampu mengubah taqdir.
8. Hasad mencegah pemiliknya dari berbuat kebaikan dan kemanfaatan.
9. Hasad dapat memecah persatuan, kesatuan, dan persaudaraan kaum muslimin.
10.Hidupnya tidak akan pernah tenang dan tentram, apalagi bahagia. Selalu dalam keadaan gundah gulana dan resah melihat orang lain lebih darinya.

BAHAYA SYIAH

DI era 80-90-an, tak ada yang paham mengapa Saddam Hussein membunuh sebagian rakyat Iraq di negerinya sendiri. Jutaan orang mengecam dan menyumpahserapi Saddam. Ia ditahbiskan sebagai seorang pembantai kejam.

Dua puluh tahun kemudian, terungkap bahwa orang-orang yang dihabisi oleh Saddam tersebut adalah penganut Syiah di negerinya. Selama lebih dari dua dekade, kenyataan ini dilindungi dan disembunyikan oleh pers Barat.

Sejak lama Saddam sudah tahu akan bahaya Syiah. Di zamannya, sudah berbondong-bondong penganut Syiah dari Iran masuk ke negerinya. Jika hanya sekadar tinggal, mungkin Saddam tidak akan begitu peduli. Tapi para penganut agama Syiah ini merusak semua tatanan kehidupan yang ada, terutama dengan konsep kawint mut’ah-nya yang memang tak ada bedanya dengan prostitusi.

Di wilayah Timur Tengah sendiri, satu-satunya negara yang menyadari keberadaan Iran sebagai negara Syiah adalah Iraq. Saddam—memerintah hampir bersamaan dengan Khomeini pada tahun 1979, jauh-jauh hari sudah melihat pengaruh besar Iran ke Iraq dan negara-negara Arab lainnya.

Sejarah juga menunjukkan bahwa Iran lah yang kemudian mendesak PBB untuk memerangi Saddam. Iran juga yang menyediakan pangkalan militer ketika Amerika menyerang Iraq, mulai dari laut, udara, dan darat.
Beberapa ulama di tanah Arab mengambil kesimpulan bahwa Saddam mati dalam keadaan khusnul khatimah. [sa/islampos]

KENYANG

قال الامام الشفعى رحم الله: ماسبعت منذ ست عشرة سنة، لان السبع يثقل البدن، ويقسىى القلب، ويزيل الفطنة، ويجلب النووم، ويضعف صاحبه عن ﺍﻟﻌﺒﺎﺩة

(جامع العلوم والحكام،٥١٨
,
berkata imam asy syafi'i rahimahullah: aku tidak merasakan kenyang selama 16 tahun. karena kenyang memberatkan badan, mengeraskan hati, melunturkan kecerdasan, membuat ngantuk/ banyak tidur, dan melemahkan semangat ibadah---jamiul ulum wal hikam/ 518

kitapun jarang kenyang, karena yang sering adalah kekenyangan

Jumat, 23 Mei 2014

Mukhairiq adalah sebaik-baik orang Yahudi

Di antara orang yang terbunuh dalam perang Uhud adalah Mukhairiq. Ia berasal dari Bani Tsa’labah bin al-Fithyaun. Ketika terjadi perang Uhud, ia berkata: “Wahai orang-orang Yahudi, demi Allah kalian tidak mengetahui bahwa membantu Muhammad adalah kewajiban kalian.” Orang-orang Yahudi berkata, “Ini adalah hari Sabtu.” 

Mukhairiq berkata: “Tidak ada hari Sabtu bagi kalian.” Setelah itu ia mengambil pedang dan perbekalan. Ia berkata: “Jika aku mati, hartaku menjadi milik Muham-mad. Ia boleh menggunakan sekehendaknya.” 

Kemudian ia berangkat menuju Rasulullah dan berperang bersama beliau hingga terbunuh. Rasulullah SAW., bersabda: “Mukhairiq adalah sebaik-baik orang Yahudi."

Lebih Besar Dari Gunung Uhud

Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya Al-Bidayah wan-Nihayah mengutip riwayat : Saef bin Umar meriwayatkan dari Thulaihah dari Ikrimah dari Abu Hurairah dia berkata, “Suatu hari aku duduk di sisi Rasulullah bersama sekelompok orang, di tengah kami hadir Ar-Rajjal bin Anfawah. Nabi bersabda,

إن فيكم لرجلا ضرسه في النار أعظم من أحد

“Sesungguhnya di antara kalian ada seseorang yang gigi gerahamnya di neraka lebih besar dari Gunung Uhud.”

Kemudian aku (Abu Hurairah) perhatikan bahwa seluruh yang dulu hadir telah wafat, dan yang tinggal hanya aku dan Ar-Rajjal. Aku sangat takut menjadi orang yang disebutkan oleh Nabi tersebut hingga akhirnya Ar-Rajjal keluar mengikuti Musailamah (nabi palsu, red) dan membenarkan kenabiannya. Sesungguhnya fitnah Ar-Rajjal lebih besar daripada fitnah yang ditimbulkan oleh Musailamah.” Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Is-haq dari gurunya, dari Abu Hurairah ra. (Lihat buku Hartono Ahmad Jaiz, Nabi-nabi Palsu dan Para Penyesat Umat, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, mengutip Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah, Maktabah Al-Ma’arif , Beirut, juz 6 halaman 323-326)

Ir. Soekarno

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman