Senin, 22 April 2013

Kegiatan Konservasi di Hari Kartini

Pontianak, 21 April 2013. Topografi kota ini makin merendah dipinggirian kota, banyak hutan rawa yang membentang di mana mana. Dengan demikian sangat sulit dipikirkan jika Pontianak memiliki hasil bumi yang terkenal berupa tanaman Jeruk. Sungai yang membelah kota, Kapuas  serta sungai Landak menambah kayanya keanekaragaman hayati yang hidup di dalamnya.

Di sungai Landak yang semakin lama kualitas airnya menurun. Kami bersama Mapala MATA Universitas Muhammadiyah Pontianak mengadakan Pelatihan Konservasi. Pelatihan ini di lakukan di sebuah pulau yang bernama pulau Hanyut. Pulau ini sendiri diapit oleh sungai Landak, di hulu air memecah dalam luasan 11 hektar air itu bersatu kembali.

Pagi itu kami melakukan beberapa aktivitas seperti Pengamatan Burung, membuat herbarium. Waktu yang berjalan lebih kurang 4 jam memang sangat kurang untuk melakukan kegiatan ini. Untuk itu kami semua bertekat untuk membuat kegiatan lanjutan yang kemudian memiliki tujuan pendataan flora dan fauna di area pulau.

Sabtu, 20 April 2013

Pelatihan Konservasi di Sungai Landak

Siang yang terik di sebuah sungai bernama Landak. Mungkinkah dahulu terkenal dengan hewan landaknya. sungai Landak sendiri berhulu di Ambawang, Kalimantan Barat. Dari hulu sungai ini memecah, yang besar bernama Sungai Kapuas, dan yang kecil bernama sungai Landak. Sungai landak sendiri dari dulu terlenal sebagai habitat Arwana.

Beriringnya waktu Arwana makin langka didapatkan. Bujang, nama inisial memeparkan bahwa dahulu banyak sekali Arwana di sepanjang sungai. Ketika beliau kecil sering menepuk nepukkan dayung ke air sungai, hal itu mengakibatkan Arwana menumpahkan anak anaknya dari mulut. Masalah lainnya dari kepunahan Arwana diperkirakan karena tercemarnya air sungai.

Bukan hanya Arwana yang makin sulit didapat, ikan lainnya seperti gabus, belidah serta tapah juga makin sulit. Sistem menangkap ikan yang tidak ramah lingkungan seperti menyetrum dan menuba masih dilakukan. Berangkat dari permasalahan di atas, Mapala MATA UMP berupaya untuk melakukan Pelatihan Konservasi dengan target peserta dari Sispala dan Mapala di Kalimantan Barat.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman


Rabu, 17 April 2013

Sosialisasi

Melewati hutan lebat, naik turun bukit, melewati jalan jalan basah berlubang. Nanga Bulik adalah Ibu Kota Kabupaten yang terdapat di Kalimantan Tengah. Terdapat beberapa sekolah yang kami kunjungi untuk mengkampanyekan Orangutan. Dulu di wilayah Nanga Bulik merupakan tempat penyebaran Orangutan, kini tempat orangutan semakin menyempit. Anak anak di Sekolah mengetahui Orangutan, namun tidak tahu perbedaan antara Kera dan Monyet.

Ketika tim dari Mobile Education and Library Unit (MELU) menjelaskan barulah mereka mengetahui. Indra seorang fasilitator dari Yayasan Orangutan Indonesia memberitahukan perbedaan Kera dan Monyet. "Monyet itu berekor, sementara Kera tidak berekor" ungkap Indra. Fasilitator yang lain menambahkan, jadi kita termasuk Kera atau Monyet. Spontan semua anak sekolah menjawab "Kera". Indra langsung menyambut "hehe.. ngaku sendiri". Kita ini manusia ungkapnya. Karena ketika buang hajat kita berekor, tapi setelah itu ekornya masuk ke jamban, candanya bersambut.

Pendidikan lingkungan kerap dilakukan oleh Yayasan Orangutan Indonesia dari MELU yang tidap bulannya masuk ke beberapa sekolah di tiga Kabupaten, Sukamara, Kotawaringin Barat dan Lamandau. Selain masuk ke Sekolah Yayasan Orangutan juga berobsesi membuat rumah baca di tiap desa pinggiran hutan yang dinilai perlu. Ada 30 rumah baca yang akan dibangun ungkap Indra.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Poster




Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Selasa, 16 April 2013

Hutan Hilang

Hutan sepanjang mata memandang yang dimiliki satu orang penduduk asli sudah makin langka saja. Nggak perlu kerja keras, berpanas panas apalagi keluar keringat. Cukup dengan menjual tanah sepetak demi sepetak. Hidup makmur dengan menganggur. Hal ini banyak sekali dilakukan oleh penduduk asli yang memiliki tanah luas. Kebiasaannya menjual tanah mengalahkan tenaganya yang seharusnya dilatih untuk bekerja.

Tahun berganti, tak terasa banyak pendatang yang memiliki lahan sendiri, dengan kebiasaannya bekerja dengan tekun, dia sudah bisa jadi tuan rumah di rantau. Sangat berbanding terbalik dengan kisah di atas tadi. Kebiasaan tidak mengolah tanah yang menyebabkannya ekonominya terus nyungsep. Kabar baru saya terima dari kawan seperjuangan di kalimantan, bahwasannya di sebuah desa kecil di pedalaman, seorang pria membunuh anak dan istrinya.

Usut punya usut, masalah ekonomi kian mencekik. Dari himpitan ekonomi mebuat tekanan yang kian paran sehingga seorang ayah tega berbuat demikian. Ini baru sekali terjadi, namun kemiskinan hampir menyelimuti seluruh penduduk asli. Melihat keadaan demikian akan berpeluang kejadian berikutnya terulang. Hutan yang hilang digantikan perkebunan telah mencetak sejarah baru, bahwa hutan hilang makin membuat masyarakatnya menjadi tamu dan miskin.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Dodol Buleleng

Ketika ada pengamen diberi uang recehan saya kaget ketika dia mengelak, sambil berkata "uang recehan kayak gini aja dipake untuk beli dodol aja nggak dapet." Dodol menjadi indikator makanan murah. Banyak daerah membuat dodol untuk hari kemenangan, perayaan upacara upacara besar dan lain sebagainya. Kelihatannya murah, tapi bikinnya bisa sampai seharian, hal ini diupayakan agar cita rasa dodol lebih enak dan tahan lama.

Bahan bahannyapun tidak neko neko, biasanya ketan, santan, gula dan garam, cuma emang ngaduknya yang nggak ketulungan. Sama halnya dengan dodol Bali, mbok Luh menuturkan bahwa membuat dodol ini biasanya dilakukan dengan cara mengaduk secara bergantian, maklumlah karena kekentalan dodol ini. Apinya juga harus stabil sehingga dodol tidak hangus.

Made menambahkan bahwasanya dodol Buleleng dahulu dibalut dengan daun jagung, ketika ramuannya pas pasti antara dodol dengan pembungkus daun jagung yang kering tidaklah menyatu alias lengket. Untuk pengikat dodolnyapun juga dari daun jagung, jadi semuanya organik, beriringnya waktu dengan alasan bahwa tali pengikatnya sering putus, maka kemasan pengikatnyapun sekarang diganti dengan tali rapia.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Ngalor Ngidul Seni Pertunjukan

"Tak lagi menarik, sulit dimengerti,kurang interaktif", sekelumit alasan tadi dari banyak alasan poteret semakin buramnya seni pertunjukan. Orang orang lebih memilih interaksi yang memiliki tantangan, misal lewat games online. yang menyentuh perasaan dan mudah dipahami seperti lewat lagi. Seni pertunjukan seperti kisah barong ini malah diminati pendatang yang ingin melihat kisah Barong lebih dekat.

Kisah ini syarat makna, di balik kita ingin mempercayainya atau tidak. Barong adalah hewan purba yang melambangkan kebajikan. Barong bisa dilihat dalam gambar baju khas Bali. Namun banyak pemakai baju itu belum tentu tahu apa itu barong, ditambah dengan kisahnya yang sudah dianggap usang.

Tiap fase selalu ada yang lahir serta berakhir dengan kepunahan, lihat saja badak Jawa, hewan pemalu yang sekarang hidup di sebelah barat Jawa. Jika tidak dijaga nasibnya akan sama dengan saudaranya Harimau Jawa, sang penjaga hutan yang luar biasa fokus dalam mencari mangsa.Kini tergantikan Transformer, naruto, Doraemon. yang mengajak imaji lompat kemasa depan.

Barong adalah imaji masa silam yang perlahan tergantikan. Layar layar TV adalah seni pertunjukan gaya instan yang lebih diminati dibandingkan seni pertunjukan konvensional. Semuanya adalah sarana untuk memetik makna, sehingga manusia lebih arif dan bijaksana.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Majapahit

Sekilas seperti jeruk Bali, banyak orang juga menyangka seperti itu, maklum daun dan buahnya mirip sekali, terlebih buah ini tumbuh di Bali. Ternyata bukan, buah ini ketika kering batoknya bisa dimanfaatkan sebagai tempat air. Tumbuh di depan teras Istana Tampaksiring, beberapa guide menceritakan tentang buah ini. Menurut sejarah kerajaan majapahit namanya diambil dari buah ini. Karena buah Maja, begitu namanya terasa sangat pahit, sehingga disebutlah kerajaan Majapahit. Nama kerajaan sendiri juga tadinya merupakan nama Desa yang disadur dari nama pohon tadi.

Majapahit sendiri merupakan kerajaan kuno Indonesia yang berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Rajanya hayam Wuruk merupakan raja terkenal yang memegang tampuk kepemimpinan yang berkuasa dari tahun 1350 - 1389. Yang luar biasa dari kerajaan ini bahwasanya Majapahit menguasai kerajaan di semenanjung Malaya, Borneo, Bali dan Filipina.

Siapa sangka bahwa Majapahit adalah Kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia, yang merupakan kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Semenanjung Malaya. Kekuasaannnya membentang dari barat Sumatera sampai ke Timur Indonesia, utara Malaysia dan masih banyak daerah yang masih diperdebatkan sampai sekarang sebagai kekuasaan Majapahit. Siapa sangka bahwa semua cerita tadi terinspirasi dari sebuah buah Maja yang pahit.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman  

Senin, 15 April 2013

Norma

Apa cita citamu ?, ada yang mau jadi Presiden, Dokter, Pilot jarang sekali yang saya temui mengungkapkan menjadi petani. Beriring berubahnya waktu anak anak merubah cita citanya sesuai kemampuan yang dimiliki. Lama kelamaan dia ingin menjadi sesuatu, yang mereka semua tau bahwa itu dirinya. Menjadi diri sendiri sebetulnya cukup mudah, jujur sesuai kata hati. Dengan kemilaunya warna kehidupan banyak orang yang mencampur warna dengan idolanya sehingga tidak menjadi diri sendiri.

Dalam kehidupannya banyak hal yang yang dilawan, diikuti, diperdebatkan, menjadi diri sendiri menjadi langka, banyak orang mengejar standar yang sama. Menurut Imam Ghozali ada tiga norma yang ada dalam kehidupan ini, pertama norma adat, kedua norma ilmu dan yang ketiga adalah norma agama, yang melanggar norma adat dianggap gila, yang melanggar norma ilmu dianggap bodoh dan yang melanggar norma agama dianggap fasik.

Norma merupakan patokan prilaku dalam kelompok tertentu, jadi banyak sekali norma dalam kehidupan masyarakat. Dengan norma norma yang berlaku orang terlebih dahulu memperhitungkan bagaimana tindakannya dinilai oleh orang lain. Dari norma pula orang bisa mendukung atau menolak prilaku seseorang. Seperti isi dan muatannya, mampukah batako ini mempertahankan masa uap ketika matahari datang menyinari, norma berganti norma yang baru, sesuai dengan keadaan. Mampukah kita menjadi diri sendiri yang mampu menjaga atau meninggalkan norma, bagai uap pergi ke udara.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Jumat, 12 April 2013

Kelola

Pembangunan yang dilakukan kadang melupakan aspek aspek lingkungan. banyak hal yang dilakukan oleh orang orang yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri, pengerukan sumber daya alam tidak memperhitungkan kehidupan yang lestari. Pembangunan investasi yang dilakukan investor secara sengaja maupun tidak sengaja berimbas kepada hak hak masyarakat.

Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) hanya syarat biasa yang bisa diperjualbelikan. Perlu sekali masyarakat mengetahui bahwa perusahan wajib mentaati amdal dalam melakukan usahanya. Dalam penyelenggaraannya demokrasi ekonomi harus dibangun antara masyarakat sekitar dan pperusahaan yang hidup di dalamnya.

Kita tentunya mengingat pelajaran SD bahwa dalam pasal 33 ayat 3 menyebutkan bahwa Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Sementara perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Jika semuanya menghayati dengan baik mungkin pengelolaan wisata tidak mungkin terbengkalai dan terus lestari.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Kamis, 11 April 2013

Monyet di tempat wisata

Banyak sekali obyek wisata di Bali dengan kemasan kehidupan yang asri, biasanya di dalam hutan masih terdapat monyet yang berkembang biak. Beberapa tempat diantaranya adalah Monkey Forest di Ubud, Pura Ulu Watu, Pura Alas Kedaton dan beberpa tempat lainnya di Bali. Bagi para pengunjung yang belum terbiasa dengan satwa ini biasanya panik. Bahayanya jika kepanikan itu menular ke yang lainnya.

Terlebih jika sebelum masuk sudah diwanti wanti dilarang membawa makanan, kaca mata, hal hal yang menarik perhatian monyet. Pikiran pengunjung bisa kemana mana, jangan jangan emang monyetnya badung. Hewan bisa beradaptasi dalam kesehariannya, instingnya untuk terus hidup dan menyelamatkan diri dengan cara makan dan berlindung. Untuk para pengunjung yang uda parno banget, bisa pakai tenaga guide untuk mengantar atau orang yang dipercaya. Di balik semua itu yang paling penting adalah menguasai pikiran bahwa hal itu emang enggak berbahaya.

Jadi untuk meminimalisir kecelakaan, hal hal yang sudah dilarang jangan dilakukan, lihatlah keindahan lainnya yang lebih menarik atau berbicara bersama teman dengan topik topik yang segar. Monyet monyet ini enggak akan mengganggu, karena pada perinsipnya dia juga takut sama kita, terlalu dekat dengan monyet juga membiasakan mereka hidup manja dengan tidak mencari makannya sendiri.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Danau Bratan

Beberapa hari ini memang hujan, meski sedikit, tak berkala dan hujan lokal. Harap harap cemas selalu dipikiran, namun demikian kami tetap berangkat menuju danau Bratan. Danau ini sendiri terletak di Bali. Kenangan ini nggak akan dilupakan ujar salah satu Alumni SMA 7 Jakarta yang berkunjung dalam jumlah puluhan orang ini. "Danau ini ada di gambar uang 50.000,- loh," tambahnya.

Jikalau ingin berbelanja sayur mayur, di sekitar danau terdapat area berbelanja. Saya teringat ketika tahun 2002 pernah singgah ke danau ini untuk pertama kalinya. Di sini juga terdapat Kebun Raya yang merupakan satu satunya Kebun Raya di Bali. Fasilitas lainnya adalah restoran, menyewa perahu boad, hawanya yang dingin sangat memanjakan, ditambah dengan danau yang tenang seolah menopang pura yang berdiri kokoh menjorok ke danau.

Danau Bratan sendiri terletak di Kawasan Bedugul, tepatnya di desa Candikuning, Kecamatan Baturutu, Kabupaten Tabanan. Di kawasan ini terdapat dua danau lainnya yang terdapat di dalam kaldera yang besar, danau itu bernama Tamblingan dan Buyan. Jika anda mendambakan kesejukan bisa mengunjungi danau Tamblingan dan Buyan, karena letaknya lebih tinggi dari danau Bratan. Sementara danau Bratan berada di jalur propinsi yang menghubungkan kota Denpasar dan Singaraja.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Rabu, 10 April 2013

Bukan salah mata

Bukan matanya yang salah, ketika melamar keindahan jutaan rasa, mungkin nuraninya masih belum bersilatirrahmi dengan mata lewat negosiasi. Negosiasi pasti ada, meski tak mencetak undangan yang terbuat dari kertas, coba bayangkan jika setiap negosiasi melahirkan kertas yang semakin hari semakin mahal nilainya. Bukan salah mata jika melihat luluran cahaya di balik kaca, mereka hanya jualan, sementara nurani belum terbiasa bersilaturrahmi dan mengambil palu di pengadilan, hanya untuk memutuskan memejamkan mata.

Mata kadang keluar belek, air mata, lelah, gatal dan keluhan lainnya, mungin masanya tubuh menegur mata lewat isyaratnya. Mungkin masih ranum, namun ujian itu meski disikapi dengan kesabaran. Bukan salah mata ketika kelopaknya tenggelam dan bersandar di peraduan, ia menagih hak, perlu singgah dan bersila. matikan lampu, beri selimut untuk mata yang makin redup.

Bukan salah mata ketika kita melihat dan duduk di kursi yang lusuh, semua memiliki makna, dalam cerlaknya yang cepat, dalam nguapnya yang diisyaratkan mata lewat mulut. Bukan salah mata jikalau umur menjemput, rebah di sudut tanpa pembela. Mata hanyalah alat, bentuknya indah, aneh atau tak melihat. Bukan salah mata jikalau membaca tulisan yang sulit dimengerti seperti ini. Yang penting bisa merenggut makna.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Untuk pohon di tepi pagar

Ada sentuhan baru ketika kita mulai menanam, terlebih pada lereng lereng yang curam. Jauh dari itu memiliki fungsi dan manfaat untuk kehidupan. Dalam masa yang ku lupa ketika menyimak orang menanam dan penyatakan perlu lewat paruhnya yang tajam. Melayangkan ucapan berulang ulang sambil mengambil waktu ketika itu. Namun banyak yang tak bergeming, semua semangat musnah karena melihat rupiah, untuk menghapus dosa dibuatlah lahan sejuta gambut, yang sebenarnya pilu lalu.

Tak berhenti oleh itu, tanahnya digali, demi mencari bahan tambang, pasirnya dijual dengan tidak menampakkan dosa di wajahnya. kami yang segelintir dalam semangat hanya senyum dengan mata berkaca kaca, bahwa sebenarnya yang kau lakukan adalah salah. Kemudian gumam pohon : "Ku ingatkan kembali pada lembar yang belum dibuat setelahnya, bahwa nanti akan ada pahlawan yang dengan gigih tanpa takut, meskipun tubuhnya kecil, dia selalu mengeluarkan air mata dari lukanya selama ini."

"Semua lapisan langit melihatnya, darah yang menetes ke Bumi menaburkannya semangat, pohon pohon di lereng mendoakannya, karena dia lah harapan semua, orang yang dipandang bodoh dan miskin, tak bertenaga, semuanya musnah, yang dimilikinya hanya tayamum dan doa meski semua menyakitinya."

"Di sapunya sedikit demi sedikit rasa lusuh, disusunnya batu demi batu demi menggapai angan. Hingga hari ini beliau masih ada, bertemu kawan yang mendoakannya, di lereng sebelah bukit." Akar, kayu kayu ratusan tahun itu berbisik, menceritakan perjalanannya beberapa jam, ku buru lewat gambar di tepi pagar. Aku hampir menangis mendengarkan harapannya. Doa ku untukmu.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Kerajinan Perak

Dari dulu perhiasan perak banyak digemari, semua lapisan umur membeli perak untuk perhiasan juga infestasi jangka panjang, perak sama seperti emas, mudah dibentuk dengan berbagai macam model. Di Bali ada sebuah desa yang dari dulu sudah terkenal dengan kerajinan peraknya, dahulu selain bertani masyarakatnya juga sebagai pengrajin perak.

Mereka semua terampil membuat perak, pangsa pasarnyapun tidak hanya lokal namun sudah menembus ke luar negeri. barang barang yang dihasilkan dalam bentuk patung, hiasan meja, gelang, anting, cinjin, kalung, aksesoris penjempit rambut, pin, bross dan lain sebagainya. Bagi anda yang ingin berbelanja perak pastikan bertanya terlebih dahulu yang lebih mengetahuinya, karena bisa saja terjadi penipuan sehingga harga perak lebih mahal dari harga emas.

Tak hanya itu, perak bisa dibuat juga untuk alat alat seperti sendok, garpu, bagi para kolektor perak tentunya banyak sekali mengumpulkan barang barang ini dengan berbagai bentuk serta fungsinya. Di Bali tempat yang terkenal untuk mencari Perak adalah desa Celuk, di sepanjang jalan kanan dan kiri kita bisa melihat aneka ragam perak dan langsung melihat pengrajinnya membuat. Harga sangat berfareasi, dari harga 35.000,-, hasil karga tangan tangan pengrajin bisa dilihat di Ubud, Nusa Dua, Kuta dan tempat lainnya di Bali.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Istana Tampaksiring

Istana Tampak Siring ramai dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri. Di dalamnya terdapat air suci, bisa juga digunakan sebagai tempat pemandian. Letaknya di ketinggian membawa hawa yang sejuk. Ketika Hari Raya Galungan dan Kuningan tempat ini makin banyak dikunjungi, Galungan dan Kuningan sendiri dirayakan setiap 210 hari penanggalan.  Istana ini terletak di desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.

Nama Tampaksiring berasal dari bahasa Bali yaitu "tampak" dan "siring" yang berarti tapak dan miring, menurut lagenda yang tercatat di daun lontar konon telapak kaki yang bernama Mayadenawa. Raja ini amat sakti namun memiliki sifat yang sering murka. Ia menganggap dirinya dewa dan menyuruh pengikutnya menyembahnya. Tabiatnya itu membuat Batara Indra marah dan menyuruh bala tentara untuk menangkapnya, dalam pelarian Mayadenawa berlari dan berjalan dengan memiringkan kakinya untuk mengecoh, namun demikian Mayadewa berhasil ditemukan.


Dalam pelarian Mayadewa membuat air beracun untuk membunuh para pengejarnya tersebut. Batara Indra kemudian menciptakan mata air yang lain sebagai penawarnya yang diberinama "Tirta Empul" (air suci). Kawasan hutan yang dilalui dalam pelarian dinamakan Tampaksiring. Dalam masa kemerdekaan Presiden Soekarno memprakarsai pembangunan Istana, dibangun pada tahun 1957 dan berakhir pada tahun 1963, kawasan Istana memiliki luas 3.200 m, dengan memiliki beberapa Wisma seperti Wisma Merdeka, Wisma Yudhistira, Wisma Negara dan Wisma Bima. Arsiteknya sendiri bernama R.M. Soedarsono, tempat ini sangat cocok untuk tamu negara yang menginginkan suasana asri dan nyaman, jauh dari kebisingan kota.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Senin, 08 April 2013

Alas Kedaton

Orang yang memberi makan monyet atau monyet yang memberi makan manusia, celetukan spontan ini keluar dari salah satu mulut Alumni SMA 7 Jakarta yang beramai ramai mengunjungi Pura Alas Kedaton. Betapa tidak, dari ratusan monyet yang hidup ini dapat membuka peluang kerja bagi ratusan orang yang kerja sebagai Staf Pura, tukang parkir, menjajakan dagangan di kantin, dagangan oleh oleh dan beberapa yang lainnya.

Tukang kacang rebus yang berjualan di Pura ini juga mendapatkan hasil dari menjual kacang rebus yang diperuntukkan untuk monyet dan para pengunjung yang berminat membeli. Pura ini terletak di desa Marga, libih kurang 4 km dari kota Tabanan. Dari barat kita bisa melihat pintu masuk ke arah Pura, beberapa larangan masuk ke pura terpampang di pintu masuk. Bagi wanita yang sedang datang bulan dilarang memasuki Pura.

Para pengunjung akan dipandu petugas, untuk yang gemar bepergian dengan membawa makanan, khusus di tempat ini lebih baik anda tidak membawa makanan, minuman atau hal hal yang bisa menarik perhatian monyet monyet seperti kacamata, topi, permen serta lainnya. Jikalau monyet mendekati upayakan agar tidak mengepal tangan, karena monyet menyangka bahwa itu terjadi karena anda sedang menggengan makanan atau hal lain yang diinginkan monyet.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Pura Istimewa

Oleh oleh kaos bali yang dipakai pelancong menggambarkan bahwa beliau pernah ke Tanah Lot, kekagumannya atau alasan lainnya. Yang jelas Tanah Lot memang patut diingat, pulau karang ini memiliki jarak 13 km dari Tabanan, dari Denpasar hanya 25 km. Untuk para wisatawan bisa menggunakan dengan jasa travel, menyewa mobil atau motor.

Setiap tempat di Bali memiliki lagenda, hal ini tak luput dari Pura Tanah Lot. Pura ini memiliki nama Pura Pekendungan yang dibuat pada abad 16 oleh seorang penyebar agama Hindu bernama Danghyang Niratha, beliau berasal dari Belambangan, di daerah Lombok dikenal dengan sebutan "Tuan Semeru" yang merujuk pada nama Gunung di Jawa Timur yaitu Mahameru.

Pura ini memiliki keistimewaan, orang Hindu meyakininya bahwa pura tersebut adalah Pura Sad Kahayangan yang merupakan satu dari beberapa Pura yang menjaga Pulau Bali. Pura lainnya yakni di Besakih, Pura Ulu Watu, Pura Gunung Batur, Pesaring Jagat, Pura Batukaru dan beberapa lainnya. Untuk para pelancong bisa datang mengunjungi Tanah Lot di sore hari, karena pemandangan matahari tenggelam dari sini begitu sempurna.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman


Kamis, 04 April 2013

Tak tergoda

Ada menteri yang menjelaskan programnya dengan mengenalkan produk makanan impor, nggak PeDe sama sumber daya negerinya, hal ini aja uda menunjukkan ada yang sakit dalam pengelolaan negeri ini, bayangkan saja, negara hutan hujan tropis terkaya dengan ratusan ribu keanekaragaman hayatinya. Kini dijajah secara perlahan. Pemerintah hanya punya program ketahanan pangan, namun implementasi dilapangan belum tergambarkan.

Lihat saja kasus baru baru ini yang menimpa saudara saudara kita di papua, 95 nyawa melayang akibat busung lapar. Tanah yang subur, dikalahkan dengan pengelolaan yang tidak berpihak, walhasil ada saja korban, mungkin ada lagi, bahkan ada lagi, tumbang tumbang lagi, entah sampai kapan kita merana karena keserakahan manusia.

Pemerataan ilmu pengetahuan, akses kesehatan, pangan dan beberapa lainnya menjadi penghambat penting yang harusnya diselesaikan, jangan cuma kampanye doang, mau turun ke masyarakat, buat kesehatan geratis, sudah dipilih nggak kelihatan lagi batang hidungnya. Makanan numpuk di Jawa, pulau pulau lainnya merana, seperti pada saat ini saya berada, warung kaki lima yang menggoda, namun saya tak tergoda karena mengingat persolalan di atas tadi.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Rabu, 03 April 2013

Pakaian

Menjaga kondisi sangat diperlukan, terlebih ketika melakukan kegiatan kegiatan luar ruangan. Berkeringat itu normal, yang menjadi masalah ketika keringat keluar dan sirkulasi udara serta penyerapan bahan di pakaian jelek, maka bisa menyebabkan bau. Kalau petualang jaman bahela memakai tambahan bahan dengan sarung yang dikenal dengan sebutan sarung bag.

Jikalau suhu berubah menjadi dingin misalnya. Pada kegiatan luar ruangan bisa mengakibatkan hipotermia, hal ini jugalah yang menyebabkan banyak orang kehilangan nyawanya ketika terkena hipo.Di tempat dingin memang dianjurkan untuk memakai baju yang berlapis lapis. Diupayakan tubuh terlindung dari angin, panas, salju dan hal yang bisa mengganggu bahkan membunuh kita.

Jadi dalam kegiatan luar ruangan sebisa mungkin mempertahankan agar suhu tetap hangat, jikalau menghadapi cuaca dingin kita juga memerlukan beberapa alat untuk melindungi tubuh seperti,  sarung tangan, sepatu yang baik dan nyaman, penutup kepala, kacamata yang mampu mencegah sinar UV masuk, kaus kaki yang nyaman. Namun dibalik itu menjaga tubuh dengan berolah raga sangat dianjurkan sehingga kita tetap aktif dalam berbagai kegiatan.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Buah lokal

Jumlah penduduk yang bertambah banyak mengakibatkan kebutuhan terhadap bahan pangan yang tinggi, permasalahan ini berbanding terbalik dengan keadaan di lapangan, harga pupuk tinggi, petani gagal panen dan lain sebagainya, belum lagi buah buahan yang datang menyerbu negeri. Makan buah saja impor.

Bayangkan saja, jikalau dulu kita belum mengenal strawberry, buah cherry, coccoa, sekarang malah mendominasi serta ditanam di dalam negeri. Ada lagi bayang bayangnya, apel nya bukan apel lokal, duriannya dari luar, pepaya juga, padahal negeri ini sangat kaya dan lama dikenal dengan hasil buahnya, sebut saja duku Palembang, apel Malang, mangga Indramayu, jeruk Pontianak, salak Bali, pisang Ambon dan masih banyak lagi. Beriringnya waktu akankah semuanya bertahan.

Dari iklannya aja uda beda, iklan buah lokal hanya dari mulut ke mulut, sementara buah dari luar bisa dilihat di media online. Saya teringat ketika di kalimantan, ada buah jenis durian yang biasanya disebut dengan terantungan, buah ini sangat enak, mungkin buah ini adalah buah paling enak diantara keluarga durian lainnya. Banyak orang sudah mengembangkan bahwasanya durian tak kenal musim, namun kita masih mengandalkan musim. Memang banyak hambatan menyelamatkan buah lokal, namun hal ini tidaklah mustahil, agar buah lokal menjadi terkenal dan go internasional.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Selasa, 02 April 2013

Rindik

 Nyoman Yarta yang merupakan asli desa Les kini tetap saja sepi, mengingat di tanah kelahirannya sendiri beliau Yakap (menggarap tanah yang tidak dimilikinya). Beliau menanam ketela, pisang, jagung dan lainnya. bapak tiga orang anak ini dikenal sebagai sosok yang pendiam, namun siapa kira dibalik kesederhanaannya dan sifat pendiamnya, pria berusia 65 tahun ini gemar memaikan rindik.
Rindik adalah salah satu alat musik yang terbuat dari bambu, yang dirangkai. Alat musik ini biasanya dimainkan pada saat upacara keagamaan, upacara perkawinan dan acara acara besar lainnya, memang tidak sedikit yang pandai memainkan musik ini. Terlebih sampai saat ini masyarakat bali masih memegang kuat adat istiadatnya.
Di sisi lain alat yang memerlukan bahan baku bambu ini sudah semakin mahal, hal ini disebabkan karena permintaan pasar yang tinggi, biasanya masyarakat Bali selalu memakai bambu dalam tiap upacara, seperti memasang janur, membuat ogoh ogoh, untuk ngaben dan banyak lagi. Beriring semakin tuanya pemain musik, serta bambu yang semakin mahal, akankah musik rindik tetap diminati masyarakat. Pesatnya arus musik dari luar juga mendorong aktif tertimbunnya musik tradisi.
Salam berbagi,
Fadlik Al Iman
  
 

Tanaman Tempuyak


Pulau Bali lekat sekali dengan harmoni alam, setiap rumah memiliki halaman yang dimaksimalkan, dari tanaman bunga, buah sampai bumbu dapur terdapat di sekitarnya. Hal ini tidak luput dilakukan oleh Gd Widnyana yang akrab dipanggil Bli Wid, di sekitar homestay ditanami bunga bunga serta tanaman obat. Salah satunya adalah tanaman Tempuyak, dalam bahasa sunda biasa dikenal dengan sebutan Babadotan. Menanam tanaman ini tidaklah sulit karena juga merupakan tanaman liar yang biasa tumbuh di selokan, jalan, lahan yang tak terawat.

Hal ini wajar, bunganya yang telah kering dibantu angin dalam melakukan penyerbukan sehingga banyak tumbuh di sembarang tempat. Selain mudah didapatkan, tanaman ini juga memiliki banyak khasiat, seperti pengalaman Bli Wid yang selalu menggunakan Tempuyak untuk menghilangkan pusing di kepalanya. Biasanya beliau menyampurnya dengan minyak yang kemudian dioleskan ke kepalanya.

Tanaman lainnya juga banyak memiliki khasiat, namun karena kehidupan yang serba instan, banyak masyarakat yang tidak mau membuat ujar Bli Wid. Semua mengandalkan obat resep dari dokter, padahal banyak sekali obat yang sudah dibuktikan ampuh menghilangkan penyakit tambah beliau. Bli Wid juga akan berupaya menanam tanaman obat lainnya di sekitar pekarangannya, hal ini dilakukannya agar bisa memberikan nilai edukasi kepada semua yang singgah ke homestaynya itu.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman