Rabu, 31 Oktober 2012

Dasar Leak

Semakin lama menyeramkan, orang memohon untuk dipilih, masuk ke kampung kampung, pasar, mengadakan pengobatan gratis, menanam pohon, bagi bagi kaos dan banyak aksi aksi unik sehingga masa tertarik. Semua biaya keluar. Dana kampanye tersedot besar dan itu dari uang Negara. Ada juga tambahan yang lainnya dari proyek proyek halal dan tidak, pokoknya apa aja dilakukan sing penting ronde selanjutnya dipilih lagi. Kalau perlu setiap hari kerumah warga miskin untuk mendapat simpati.

Babak kedua terjadi, semua gambar ada di audio visual, dari gambar sok alim, ngasih bantuan sampai mendukung cabang olah raga yang banyak menyedot masa. Gambarnya ada di mana mana, dari jalan sampai tembok luar kelurahan, nemu bidang datar, mulus, strategis pokoknya dihajar, tanpamemperhitungkan keindahan, kebersihan, apalagi sampahnya yang berseliweran ketika janji janjinya dicetak dikertas mahal untuk dibagikan ke warga.

Babak ketiga, orangnya enggak kelihatan, sekali kelihatan membela partainya, bukan rakyat yang memilih dia, sekali nongol mendukung kegiatanyang enggak jelas, pembabatan hutan sampai mendukung artis yang enggak ada sangkut pautnya sama kursi yang dia duduki. Bener bener deh pokoknya, kalau uda begini ceritanya apa perlu kita memiliki wakil rakyat, yang kita juga sama sama saksikan bahwa lembaga yang didudukinya adalah lembaga terkorup namber one. Dasar leak.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Selasa, 30 Oktober 2012

Cerita biasa

"Jika" namaku, Jika baru saja belajar menanam, dua tahun memang Jika bersamanya. Dahulu tak banyak aturan, main saja di hutan dan semuanya akan tumbuh sesuai musim, air yang jatuh serta mengalir, meresap ke dalam ditambah tanah memberi arti dan musim jadi polisi. Semuanya teratur, ada buah busuk itu biasa, hewan yang rakus memakan buah, pucuk daun, kulit kayu, serangga, madu, bahkan semua yang bergerak diganggunya.

Waktu bergulir, detik itu membawa beban, beban karena waktu, renta yang semakin. Jika pernah mengeluh karena usai kuliah Jika memegang kotoran sapi langsung ditangannya dengan alasan agar tanah tanah di sekitarnya bisa subur, ada benih benih, ada bibit, rupa hasil dan kenyang dimakan. Waktu juga punya warna, berlari, marah, senantiasa protes, jenaka dan Jika sering dibilang kekanak kanakan. Bagaimana tidak, disitu ia bisa merdeka, disitu ia bisa memberi nafas yang telah diberi.

Dan kini, halaman baru telah ada dengan tempat dan tanah yang berbeda. Tanaman ini sebatang mawar yang manja. Mau mawar yang hanya di pot, yang memenuhi halaman, untuk dipotong bunganya saja, yang merambat di pagar atau ada juga yang bisa berfungsi menjadi atap. Ada yang besar, kecil atau yang sedang, warnanya juga berbeda dan kesemuanya itu perlu perawatan.   Jika hanya lihat mawar tatangga yang sedikit dibiarkan, layu dengan alasan musim kering. "Sekali lagi ku ingatkan, Jika hanya ingin bernyanyi", stop menyuruh dengan dalih perhatian.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Senin, 29 Oktober 2012

Bakau

Berkali kali para pelajar diajak menanam bakau, dengan biaya cukup besar dana dikeluarkan untuk penanaman. Tidak hanya itu, kaki penuh lumpur, baju cemong, kulit mukapun hitam, keringat keringat itu lahir dari harapan bahwa kedepan garis pantai hijau, pulau terlindungi, ikan ikan kembali banyak dan yang paling penting adalah sebagai sumber oksigen dan bisa membuat bumi ini semakin sejuk.

Saya pikir semuanya memiliki angan seperti itu, terbukti pada hari hari besar lingkungan semua kalangan dengan gagah berani turun ke pantai untuk menanam, gerakan itu sangat membanggakan, berbanding terbalik dengan surat izin Gubernur yang dikeluarkan yang dengan kata lain akan membasmi Bakau. Betapa tidak, hutan seluas 102,22 hektar di selatan Bali akan beralih fungsi untuk kepentingan pariwisata seperti spa, restoran dan lainnya. Diprediksi 60-90 tahun kedepan lahan di sebelah selatan Bali akan terpisah dari Pulau Bali itu sendiri akibat pohon Bakaunya hilang.

Atas nama uang, lingkungan diabaikan, padahal ketika kita mau menghitung ulang berapa kerugian jika pohon bakau hilang. Tahukah anda bakau sebagai tempat ikan ikan berkembang biak, nelayan mencari ikan tanpa Bakau akan diprediksi penghasilan ikannya akan semakin sedikit. Belum lagi sebagai sumber oksigen, dan penahan ombak sehingga pulau tidak tenggelam, bakau juga berfungsi sebagai filter masuknya air laut sehingga intrusi air laut tidak parah, air asin tidak masuk ke darat, orang orang pesisir tidak merasakan payaunya air yang semakin lama semakin asin. dapat dipikirkan apa nasib pencari ikan ke depan, serta kita akan semakin sering kegerahan.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Minggu, 28 Oktober 2012

Kami putra dan putri Indonesia

Kami putra dan putri Indonesia sekarang sedang menelan penindasan yang satu, globalisasi kebablasan, dari alat alat kamar mandi sampai mainan anak anak semua produk luar Negeri.

Kami putra dan putri Indonesia berbangsa satu, bangsa yang melayani kepentingan luar Negeri, bebas biaya cukai untuk produk asing, menggemboskan produk produk dalam Negeri, produk dalam Negeri dinilai mahal sehingga semuanya impor, rasa asin Negeri ini juga dari hasil impor, garam impor.

Kami putra dan putri Indonesia sekuat tenaga mempelajari bahasa globalisasi, bahasa internasional, dengan sedikit demi sedikit menghilangkan bahasa kedaerahan, bahasa kebinekaan, semua ditendang keluar demi uang, semoga momen hari Kebangkitan Nasional bisa menginggatkan kepada kita semua, masih kokohkah kita, masih Indonesiakah kita, saya menampar diri saya dalam bukti yang mungkin didalamnya saya ikut berpartisipasi menyelaraskan cerita tadi.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Senin, 22 Oktober 2012

Dalam Selokan

Setan menara meneriakiku dalam lorong selokan
Malaikat pembantu kehabisan batrai pada pengeras suaranya yang dibeli patungan
Aku disumbat sampah sampah, didesak kotoran manusia yang juga masuk dalam selokan
Mengapa semua orang teriak lantas melakukannya
Teriak dan diulanginya lagi,

Apakah dengan mudah bisa kita percaya orang yang sudah bersumpah di bawah kitabnya
Mungkin dia lebih banyak membaca buku buku komik konyol atau stensil yang di jual di warung atas selokan.
Si atas selokan kau terus terang, di bawah komik komik konyol serta stensil aku tetap bau.

Fadlik, Denpasar10.12

Kamis, 18 Oktober 2012

Kota

Iklan media audio yang sebentar namun berulang ulang, mengulurkan tangan memberikan angin mimpi gaya hidup yang indah indah, dengan kesenangan tanpa kerja keras. Sementara tanah tanah di Desa diisi orang orang tua, membalik tanah, mencari rumput, berkeringat dalam terik matahari yang panas.

Keadaan di kota jauh berbeda, udara dingin, bisa disesuaikan suhu dalam ruangan, air air dikeran yang bisa langsung diminum, banyak lagi kemudahan yang kota tawarkan untuk banyak orang, hasilnya semua mau mengadu nasib ke kota. Tanpa memiliki kemampuan, modal nekad aja nanti liat aja kerja apa kek yang penting uda sampe kota dulu.

Tanah tanah kota menjadi mahal, tiap jengkal untuk kepentingan, dari parkiran sampai wc umum bisa jadi uang. diatas selokan kalau perlu ditutup karena bisa buat usaha. Semua punya kepentingan, yang salah didiamkan, hingga banyak yang sedikit sedikit salah jadi meradang. Kota semakin sakit, tanpa solusi yang tidak pasti. Banyak lagi masalah kota, semoga pemimpin kita bisa membenahi kota menuju yang lebih baik.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Minggu, 07 Oktober 2012

Pagi

Keseharianku bermula dari pagi, menyentuh teh pahit dan makanan alakadarnya. Pagi di desa memang begini, kicauan burung tanpa klakson kendaraan, awan tenang tanpa kepul asap pabrik. dari sini aku belajar bersemedi, tak membuka acara tv, tak membaca kabar murahan. Semua menjadi tenang. Pagi disini merasakan angin yang desir, sesekali menyapu lantai atau sekedar melihat sungai yang lebar, lebih lebar dari Ciliwung yang tercemar.

Pagi disini tak ada negosiasi beli nasi, tak ada radio komporisasi, tak ada wabah dengki dari gosip gosip di televisi. Sesekali kucing kucing menemani, ditiap tempat selalu saja ada kucing yang bisa mengisi hari. Anak anak kecil menantang main, bernyanyi, buat ini dan itu. Pada pagi kadang diisi pekik, terlebih ketika membayangkan birokrasi siang hari yang akan dilewati, lobi ini, lobi itu, harus dandan rapi, senyum senyum, rambut disisir, pakai kemeja, celana panjang dan sepatu.

Pada pagi disini aku sering membuang sampah dari sisa potongan makanan organikku. Mengumpulkannya pada satu lubang agar tanahnya makin subur. Pada pagi ku sirami tanaman, ku singkirkan benalu, kupandangi semangat batang, ranting, buah, bunga serta dedaunan yang terkena matahari. Tanpa basa basi dialog kota yang menanyakan status atau masalah pribadi. Semoga aku bisa terus berkencan dengan pagi pada desa yang desir.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Sabtu, 06 Oktober 2012

Permen jadi Preman

Banyak alasan orang memakan permen karet, biar tidak jenuh, seperti punya teman, gaya aja, biar nggak gerogi dan lain sebagainya. Tau nggak sih kalau permen karet itu sebetulnya bukan dari tanaman karet, tapi dari tanaman pantung yang kebanyakan tumbuh di daerah rawa, getahnya diambil hampir sama seperti proses mengambil getah dari tanaman karet. Tanaman ini banyak tumbuh di Kalimantan. Dari proses olahan yang moderen, higienis, maka permen karet bisa dikonsumsi semua kalangan.

Di balik alasan dan dari mana tanaman pantung itu ada, masih banyak alasan juga bagi para korban yang terkena dampak orang ketika selesai memakan permen tersebut. Sering sekali ketika kita sekolah, kawan kawan meletakkannya dibawah kursi, karena lengket maka permen tersebut bisa disimpan dimana saja. Pliss deh, sebelum makan permen karen, pikirin dulu tempat aman untuk membuangnya.

Oke deh, biasanya permen karet itu punya bungkusnya, ketika membuka permen dari bungkusnya maka bungkus tersebut jangan dulu dibuang, ketika selesai memakan permen karet barulah menyimpannya kembali ke dalam pembungkusnya tadi. Ketika itu barulah dibuang pada tempatnya. Kenapa seperti itu.

Sudah banyak sekali korban, dari manusia, pakainan, rambut sampai ke hewan yang hidup liar seperti burung, ayam atau yang lainnya, tertipu karena memakannya. Jadi selesai dari gaya gayaan tadi kita bisa mengancam keselamatan dan kenyamanan orang lain, bahkan mengakibatkan kematian pada hewan. Untuk kawan kawan yang berkegiatan di alam terbuka, olah raga, rekreasi, bengong sambil ngunyah, inget, permen karet bisa berubah fungsi jadi preman karet karena anda.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman