Minggu, 30 September 2012

Semoga

Apa sih yang kita enggak bisa, di Dunia ini cuma ada dua yang kita enggak bisa. Satu, jadi Tuhan, kedua, makan kepala kita sendiri. Jadi singkat kata, apa sih yang enggak bisa kita lakukan. Nah sekarang semuanya pasti bermula dari ide, ide itu harus dilihat apakah kita mampu melakukannya atau enggak, artinya semua bisa diukur, saya kasih contoh, Stacia mau buat Ekpedisi dalam satu bulan ke depan dengan menjelajahi bulan. Ya.. itu mah sering sering aja tidur, entar juga beneran mimpinya, paling paling kalau jatuh, ya.. pasti jatuh dari tempat tidur.

Kalau mau buat Ekspedisi bisa dimulai dengan menggali potensi yang kita sudah miliki, selesai itu membaca apa kendala kedepan, buat langkah langkah penyelesaiannya dengan breefing dan evaluasi pasti terpecahkan. Jadi dalam bahasa sederhananya, semua akan bisa kalau dilakukan. Kalau cuma mampang program, sementara bentuk proposalnya aja mungkin nggak pernah dilihat, apalagi latihan, apalagi audensi, wah jadi tambah mumet. Percayalah, bahwa semua berangkat dari ide, ada ide besar ada ide kecil, ide besar perlu banyak kepala yang memecahkan.

Jadi evaluasi sendiri aja, selama ini apakah kita sudah serius melakukan semuanya untuk mimpi mimpi kita, atau mungkin itu mimpinya orang, mimpi kita mungkin hanya mau senang senang, menghabiskan masa muda yang cuma sebentar, jalan jalan tanpa beban, ngumpulin foto sebanyak mungkin untuk narsis di depan orang. Jadi bisa kita evaluasi lagi, apa selama ini kita uda serius, atau enggak serius karena ekspedisi itu bukan elu banget. Apapun keputusan yang diambil, gw harus ngomong "Woww" buat keberanian kawan kawan. Semoga kita semua tidak tergolong sebagai orang orang yang cemen. Amiiin ya Rob.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Halal Bihalal

Banyak yang ngira kalau istilah "Halal Bihalal" itu dari bahasa Arab. Maen aja ke Arab, pasti orang Arabnya pada bingung, tidak ada pula di zaman nabi Muhammad SAW. Halal Bihalal merupakan tradisi yang unik, di Indonesia biasanya dilakukan setelah bulan ramadhan, saling maaf memaafkan, mungkin aja selama satu tahun kemarin ada dosa yang dibuat, jadi pada saling memaafkan la yaw.., itulah enaknya jadi umat Nabi Muhammad SAW.

Kalau denger cerita lama, waktu Nabi Adam AS ada, bujug !, lama be'eng. Iya.., beliau berkata: "ada empat kemuliaan yang didapat umat Nabi Muhammad SAW,  yang tidak Allah SWT berikan kepadaku. Pertama, Allah SWT hanya menerima taubatku ketika Aku berada di Makkah sementara umat Nabi Muhammad SAW bisa bertaubat dimana saja. Kedua, ketika Aku berbuat dosa, seketika itu pula pakaian yang Aku pakai hilang seketika. Ketiga, ketika aku berbuat dosa, Allah SWT segera memisahkan Aku dengan Istriku. Keempat, ketika Aku berbuat dosa, Allah SWT segera turunkan aku ke Dunia, sementara Umat Nabi Muhammad SAW ada di Dunia dan jika bertaubat maka akan dimasukkan ke Surga. Enak ye.. taubat bisa dimana aja. Kalau buat salah bisa terus maaf memaafkan.


Jadi inget, Halal Bihalal merupakan salah satu sarana yang kita buat, ini pencerminan masyarakat Indonesia yang majemuk, rukun bukan hanya dengan keyakinan yang sama. Halal Bihalal mengajarkan sikap rasa persatuan, persaudaraan, silaturrahim yang kuat serta memberikan kasih sayang, terlebih dalam sikap pergaulan sehari hari mungkin ada sikap kita yang keliru, salah ucap dan lain sebagainya. Semoga di Halal Bihalal yang dilakukan Ikatan Alumni SMA Negeri 7 Jakarta kita bisa manfaatkan untuk bersillaturrahmi, saling memaafkan,  saling memotivasi diri menuju hari esok yang lebih baik. Sampai jumpa di Bangsal SMA Negeri 7 Jakarta.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Jumat, 28 September 2012

Anak

Mencintai anak anak harus dekat dengan canda, tak berhenti berharap, mempelajari yang diinginkannya, tak berjarak, mereka canda maka kitalah yang demikian, mereka tangis maka tangan dan rasalah sebagai rangkulan. Mereka adalah harapan harapan baru negeri ini dimana gumpalan masalah akan dipecahkannya lewat strategi yang diyakininya, bagai mengutak ngatik mainan yang dirusaknya dulu namun belum tentu diperbaiki, maka gunanyalah kita ada, mendampinginya, membiasakannya dengan jawaban yang mudah sekali dicerna dalam bahasa mereka, dalam minta kita memberi, bukan kasih yang salah kaprah.

Ini satu cerita yang sering terjadi, ketika anak anak belum cukup umur, meringik, meminta dibelikan motor, orang tua dengan perasaan kasihan dan sayang memberikannya, tak lama kemudian anaknya celaka karena berkendara. Anak anak masih labil, emosionalnya belum terlatih dalam imbang, mau menampakkan diri bahwa dia bisa, kebut dijalanan dilakukannya, karena dalam hidupnya ingin mendapatkan pengakuan, yang alamiah dan manusiawi dalam kehidupan sosial.

Anak merekam dalam diam, bertanya dalam gusar, marah dalam rasa ingin berharap lebih. Anak anak bagai air, api, tanah liat yang lembut, kaset kosong, embun, kapas dan anak adalah anak. Betapa dari anak kita banyak mempelajari kejujuran, polos, mencintai dalam arti tanpa celah intrik melirik. Anak adalah kembara dalam bahasa kita yang melihatnya, bertualanglah bersamanya, yakinlah bahwa kita banyak bisa belajar dalam bahasa mereka. Mari kita semua makin mencinta, memberi semua dalam hidup yang singkat ini.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Kamis, 27 September 2012

Ngeleles

Banyak kesan di Desa Les, mulai dari snorkeling sampai merasakan air terjun Yeh Mempeh. namun ada kisah yang lebih berasa di dalam perjalanan dari Desa Les yakni batu batu di pinggir jalan, kata katanya hampir mirip, desa Les dan Ngeleles. ya.. beberapa tahun yang lalu kami pernah memberdayakan batu batu yang tidak terpakai di jalan untuk ngeleles, ngeleles sendiri adalah satu sikap atau perbuatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang dengan mengumpulkan batu ada barang yang lainnya yang sudah tidak terpakai lagi untuk diberdayakan yang kemudian bisa difungsikan sebagai penghias taman agar semuanya nampak indah dan lain sebagainya.

Ada cerita senang dibalik itu semua, biasanya menjelang sore ketika waktu lengang kami isi dengan mencari sisa sisa batu besar, sambil mengintai kanan, kiri, depan, belakang, pasukan yang ada di dalam mobil matanya seperti burung hantu mencari mangsa. tengok kiri dan kanan sementara tangannya bagai cakar elang yang siap menerkam. Menerkam batu tentunya.

 Batu batu pinggir jalanIni bukan pencurian, ini memberdayakan, betapa banyak batu batu yang tergeletak di pinggir jalan dibiarkan, bisa jadi berbahaya bagi pengendara. Bagai pasukan kuning dari  Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kotawaringin Barat, membersihkan jalan. Namanya batu nggak bisa ngomong, mungkin sekarang dalam tempatnya di samping kolam ada yang bergumam, terima kasih sudah diletakkan di tempat yang indah, tidak lagi di samping jalan. Ada juga yang berkelakar, tertawa kegirangan karena tempatnya tenang. Tak terasa waktu itu berlalu, ngeleles menjadi spirit kreativitas membangun bersama sama, tanpa memikirkan kendala, semua bermula dari keterbatasan, melihat penghalang jadi peluang, memiliki mimpi yang dilakukannya sendiri.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Rabu, 26 September 2012

Jadi Rahmat

Ketika kita ada, berdiri di sekitar kita, bisakah kita berpikir menjadi bermanfaat buat semua. karena tidak sulit untuk melakukannya, tidak perlu biaya agar bisa terjadi. Ketika dalam kerumunan perayaan saya memposisikan sebagai tukang sapu dan pencuci piring, beberapa kawan bilang "jangan, biar yang muda muda aja yang melakukan". Kebiasaan saya terhenti sejenak karena beberapa orang bilang seperti itu. Menunggu sebentar membuatku tak sabar karena tak ada yang bergerak, akhirnya ku lanjutkan lagi kegiatan itu.

Banyak orang memiliki penyakit karena kebiasaannya terhenti, pegawai negeri yang pensiun tinggal di rumah, tak lagi memecahkan masalah, tak lagi mengerjakan pekerjaannya. Gerak badannya berkurang, disitulah bermula penyakit datang. Dalam hidup untuk apa menunggu waktu, lebih baik bergerak meskipun sedikit. Dalam bis kita bisa mempersilahkan ibu hamil, orang orang tua untuk duduk, tidak merokok dalam bis dan lain sebagainya.

Di rumah atau di tempat kita berada bisa membiasakan diri meletakkan sesuatu pada tempatnya, semuanya bisa karena terbiasa. Kebiasaan bisa menjadi candu, rutinitas yang kadang membuat kita juga merasa bosan, disitulah indahnya, fareasinya akan berkembang dikala dengan riang kita lakukan. Memungut sampah di jalanan dengan membuangnya ke tempat sampah bukanlah hal yang hina, jadilah rahmat bagi semesta alam.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman  

Kamar kamar


Kalau ada istilah Negara dalam Negara yang paling aman dan nyaman itu adalah rumah kita sendiri. Di dalam rumah biasanya terdapat bagian bagian yang dimaksudkan buat kebutuhan tertentu misalnya kamar makan, ruang tamu,kamar tidur, dapur, kamar mandi, halaman dan lain lain. Ada juga yang ruangannya cuma dua, satunya multi fungsi, yang satunya kamar mandi, ada juga yang kamar mandinya di luar. Yang jelas selain untuk berlindung dari terik dan hujan dari rumah dimulai sebuah cerita.

Bagi saya tempat yang paling penting di rumah itu cuma dua, kamar tidur dan kamar mandi. Dari tempat tidur justru saya banyak kerja, dari kamar mandi saya banyak ide. Jadi nggak perlu kamar yang besar tapi nggak nyaman dan aman, sing penting itu. Kalau aman dan nyaman kita bisa ngelakuin apa saja dengan tenang, semuanya mengalir.

Batasan waktu juga nggak ada kalu di kamar, apalagi kalau hari libur, kamar juga bisa jadi tempat rekreasi, kerjaannya juga bisa dikombinasi, tadinya tempat kerja dan dapat ide, sekarang jadi pelampiasan buat rapi rapi, dipel sana sini, kamar mandi juga bisa jadi dapur rekaman paling mantep, beberapa kali saya merekam suara dari sini, contohnya di link film ini : http://www.youtube.com/watch?v=o8RDEKVXkoA. Semoga saya tetap diberikan rasa syukur sehingga bisa terus berkarya.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Selasa, 25 September 2012

Garam oh garam

Negeri ini memang kaya, dari kedalaman sampai ketinggian mengandung kekayaan yang luar biasa, dari mulai minyak bumi, ikan ikan, bahan tambang, pepohonan dan masih banyak lagi. Indonesia juga dikenal sebagai Negara yang memiliki garis pantai terpanjang di seluruh Dunia, jadi nggak heran kalau Negara ini disebut sebagai Negara maritim, 2/3 luasnya pun dikuasai lautan. Namun heran banget bahwa Negara yang memiliki lautan luas, lautnya asin, tapi garam aja masih impor dari luar negeri.

Alasannya karena garam lokal pengolahannya masih sangat tradisional, jadi nggak higienis, nggak standar, sementara pabrik pabrik garam yang standar adanya di luar Negeri, bayangin dong, banyak orang pinter di Indonesia tapi mikirin kaya ginian aja nggak bisa. Untuk impor garam saja kita harus mengeluarkan dana 1 triliyun rupiah. Ini biayanya sebanding dengan satu juta anak SD yang kita biayain untuk 1 juta anak, dari kelas satu sampai kelas enam, sampe lulus SD. Bayangin, kalau dilihat lagi bisa juga memenuhi prioritas yang lainnya.


Mungkin atau pastilah ada yang memiliki kepentingan dibalik impor beras, impor garam, impor impor yang lainnya. Orang pinter yang lahir malah buat minterin yang lain. Gara gara garam yang beryodium atau enggak, gara gara kadar NaCl yang di Indonesia ini cuma 98% sementara yang dari luar itu 100% sehingga impor garam berlanjut sampai sekarang. Mikir secara sederhana coba.., masa buat pesawat bisa, tapi buat garam enggak bisa. kalau terus begini, kasihan petani garam kita, semua pada lesu dengan keadaan laut yang airnya nggak berkurang.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Kitolod

Mungkin anda pernah mendengar istilah "cuci mata", apa lagi di mall, di tempat tempat keramaian, di pusat olah raga dan lain sebagainya. Namun ini bukan cuci mata biasa. Kejadian ini berawal ketika saya berada di Kalimantan, usai kunjungan dua minggu ke lapangan rasa lelah kerap terjadi, namun untuk mata kami punya solusinya. "Bunga kitolod" yang sering kita lihat di pinggir pinggir jalan, daeran pesawahan, pokoknya enggak susah nemuinnya, karena tumbuhan ini bisa tumbuh di sekitar kita.

Tidak hanya untuk cuci mata saja, "Kitolod" mampu menghilangkan penyakit di mata seperti tumor, mata minus serta katarak. Warna bunga putih, bentuknya seperti bunga melati namu Kitolod mempunyai ukuran lebih besar dari bunga melati. Ketika saya mencobanya, tetesan pertama perih juga, sehingga membuat mata menangis, namun beberapa menit setelah itu pandangan mata lebih terang dari biasanya.

Mungkin kawan kawan semua mau mencobanya. Cari bunga Kitolod atau dalam bahasa jawanya "Kintolo" di Bali biasa disebut dengan bunga Bintang, karena bentuknya yang menyerupai bintang. kalau mau menggunakannya diharuskan mencuci tangan terlebih dahulu, bunganyapun harus dicuci apalagi yang tumbuh liar dipinggir jalan. Setelah semuanya sudah barulah kita menyediakan air putih yang benar benar steril kemudian dicelumkan ke air tersebut. Putiknya akan menempel dengan air, beberapa detik kemudian kita bisa teteskan ke mata kita. Selamat mencoba.


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Menjaga Semangat

Bangun tidur inget banyak kerjaan yang belum kelar, jadi males melakukan semuanya. Ketika inget si Cantik jadi semangat lagi. Penggalan cerita tadi banyak sekali dialami oleh banyak orang, bahkan ceritanya berangam. setiap orang punya caranya sendiri untuk menjaga hari harinya tetap semangat. Semangat merupakan energi yang sangat kita butuhkan untuk menjalani hari hari, tanpa itu semuanya melempem kaya kerupuk, gembos kaya ban mobil. Lemes kaya oncom kukus.

Masalah memang selalu ada, nggak ada manusia yang lepas dari masalah. Semua masalah punya cara sendiri sendiri untuk menyelesaikannya, mungkin dengan upaya diam masalah itu bisa diselesaikan, mungkin juga harus dengan keringat bercucuran masalah akan terurai. Kenali kenapa, apa masalah itu. Jikalau kita telah mengenalmasalah tersebut kita dengan pasti mampu menyelesaikannya, ya beda beda, ada yang dengan nanya orang tua, kawan bahkan musuh sekalipun.

Hidup emang terus seperti itu, masalah jadi nafas kita sehari hari, justru dengan itulah kita bisa menjadi dewasa, lihat aja orang yang semuanya dibantuin dari kecil, dia nggak cepat dewasa, ada masalah sedikit larinya ke Papi, masalah satu lagi larinya ke mami. Perlu semua itu dipecahkan, dengan semangat kita bisa menyelesaikan semua itu. mari bersama sama menjaga bara api, karena dengan itu kita punya semangat, dengan itu kita punya modal untuk memberikan rasa hangat, terang benerang kepada orang lain.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Membuang puntung dimusim kering

Musim kering dimana mana, kekurangan air, antri air lagi, pohon pohon di pinggir pinggir jalan warnanya hijau kecoklatan karena ditutupi debu yang dihempas kendaraan. Musim kering memang siklus, dari musim kering tanaman tanaman bisa bertahan lebih kuat, ibarat manusia ada puasanya. Dari berita audio visual banyak berita tentang lahan, hutan, gunung terbakar hal ini dikarenakan musim kering yang berkepanjangan.

Diluar faktor alam ada lagi yang menyulut terbakarnya satu wilayah, misal saja di daeran savana kita mendengar ada rerumputan yang dibakar untuk memudahkan para peburu rusa menggiring buruannya. Di daerah Gunung Rinjani, lahan peredu di bakar untuk memudahkan mengambil kayu kayu bakar. Banyak lagi daerah lain, di sekitar pemukiman sapuan sampah organik dari daun, ranting ranting, batang yang menghalau jalan ditebang dan dibakar.

Kebiasaan membakar menjadi solusi yang paling mudah diselesaikan oleh warga, di kalimantan ada peraturan pemerintah yang membakar lahan lebih dari dua hektar hal ini dikarenakan banyak warga membakar areanya untuk membuka ladang baru. Kebakaran juga kerap diakibatkan pola membuang sampah yang sembarangan, banyak para perokok ketika selesai merokok membuang puntung seenaknya di hutan peredu, semak, alang alang yang kering. Musim kering yang sesak oleh debu beterbangan belum cukup, ditambah kebakaran lahan yang kita semua menganggap hal itu sudah biasa, padahal biasa terjadi karena kebiasaan kita sendiri. Semoga bumi ini tidak bertambah panas dikarenakan banyak orang yang membuang puntung sembarangan.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Senin, 24 September 2012

Jalak Bali

Perkiraan orang Bali yang mengatakan beberapa tahun lagi kita lebih banyak melihat Jalak Bali di dalam kandang dari padadi habitat aslinya kini terbukti. Setelah satu tahun lebih saya tinggal di Bali belum menemui satu ekorpun Jalak Bali hidup liar. Namun ketika mengunjungi kebun binatang di Ragunan baru saya menemukannya. Jalak Bali sangat terkenal karena kicauannya, warna bulunya yang putih bersinar serta di kepala dan ekornya yang biru kehitaman.

Kini Jalak Bali terancam punah, banyak upaya dilakukan untuk memulihkan kondisi jalak bali di habitat aslinya, namun perjuangan didak melulu memiliki kisah manis. Kisah 28 jalak bali yang dirampok di Taman nasional Bali Barat yang dibuat untuk mengupayakan jalak bali kembali pulih menguak tabir betapa perjuangan tidak berakhir mulus. Apakah nanti nasib Jalak Bali sama seperti Harimau Bali yang dinyatakan punah.

Banyak jalan mengupayakan jalak bali terus lestari, salah satunya adalah dengan upaya eksitu. Jalak Bali banyak sekali terdapat di Kebun Binatang terkenal di Dunia, sama seperti upaya harimau Afrika yang ada di Indonesia, Panda dari Cina, Kanguru dari Negeri tetangga. Semua itu diupayakan untuk pelestarian. Kini di depan mata saya terlihat Jalak Bali yang tak sehat karena mungkin daya jelajahnya hanya beberapa meter saja, warnanya pucat, tidak normal. Semoga kita semua bisa melihat lagi jalak Bali membahana mendobrak Kicau Bali.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Kamis, 20 September 2012

Untuk "PA"

Beberpa poster terpambang dengan gambar gambar petualangan yang cukup memompa orang untuk mengikutinya. Bersamaan dengan itu ajakan ; Jadilah "Pecinta Alam Sejati". Tertanam dalam pikiran saya, apakah mereka mengetahui makna kata kata itu, menghayatinya hingga keluar kata kata seperti itu. Banyak orang salah kaprah, dalam keyakinannya bahwa "Pecinta Alam (PA)" adalah seorang yang menjelajah gunung, memanjat tebing tebing curam dan tinggi, mengarungi sungai, menelusuri goa dan sebagainya.

Banyak "Pecinta Alam" yang menjelajah alam dimana saja, namun hakikatnya bukan seperti itu, mereka bisa berpikir dengan sehat sebelum melakukannya, bisa mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan dengan upaya upaya menjaga alam, bukan dengan merusaknya. Menjelajah dengan golok tebas di pinggangnya, mencari kayu bakar dengan pohon pohon baru yang enggak akan nyala meskipun dibakar berulang ulang. hakikatnya bukan itu dan semoga itu dalam rangka mencari hakikatnya.

Sudahkah kita dengan arif melakukan semuanya, misal dalam hal yang kecil saja, mematikan lampu di ruangan yang memang sudah terang, mematikan monitor jika tidak diperlukannya lagi, sebelum merokok dia memikirkan terlebih dahulu dimana membuang puntungnya, mengurangi sampah plastik, menanam dari sisa sisa makannanya kemudian dijadikan kompos. banyak sekali upaya penyelamatan Bumi. Marilah mulai sekarang melakukan upaya konservasi menuju Bumi yang lebih baik.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Senin, 17 September 2012

Berbagi

Sudah setahun saya di Bali, sudah hampir setahun juga KTT tentang Ozon dilaksanakan di Nusa Dua, Bali. Ada orang yang prihatin pada Bumi, namun masih banyak orang yang tidak menghiraukannya. Hal ini harus terus menerus disosialisasikan, betapa ketika kita menjaga Bumi maka semuanya akan terasa lebih baik. Bayangkan saja ketika kita berada di dalam hutan, kesejukan terasa karena pohon pohon sebagai sumber oksigen terus memberi tanpa henti kepada semua yang memerlukannya.

Di luar itu, bayak yang melakukan aktivitas seperti membakar sampah, di perkotaan semua kendaraan berkontribusi terhadap kelabunya kota, asap rokok terlihat sedikit namun banyak sekali yang merokok hingga menyaingi asap asap kendaraan, kebakaran hutan dimusim kemarau dan masih banyak lagi. Bukan hanya itu, penggunaan mesin pendingin yang memakai CFC atau Cloro Floro Carbon, makin memacu lubang ozon menganga. Penggunaan sprei, pengharum ruangan juga memicu zatnya lepas ke udara sehingga membuat ozon berlubang. Zat zat yang lepas keudara tadi ketika bertemu matahari maka semakin mempercepat ozon menganga.

Tentu kita semua tidak mau Bumi semakin panas, untuk itu dari sekarang mulailah kita menanam. Sinar matahari di atas jam 9 pagi sangat berbahaya karena sinar Ultra Violet B membuat kulit bisa terkena kangker, mata bisa katarak dan banyak sekali penyakit penyakit baru akan timbul, untuk itu pakailah penutup tubuh, gunakan kacamata, topi atau berteduh di bawa pohon apabila matahari menyengat. Mari menjaga Bumi lebih lestari agar semuanya menjadi jauh lebih baik. Selamat hari Ozon se Dunia 16 September 2012.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman


Minggu, 16 September 2012

Kenangkanlah

Dalam keterpurukan kini mestinya kita belajar dari kejayaan masa silam. Banyak yang bisa dipetik dari sana. Ketekunan serta semangat pantang menyerah dengan menjelajah melintasi benua. Tak heran ada ungkapan bahwa "Nenek moyangku sorang pelaut", kenangkanlah pada abad ke tujuh. Kerajaan mendominasi jalur perdagangan di Asia Tenggara. Pusat kegiatannya berada di Sungai Musi, daerah Palembang yang kita kenal sekarang ini.

Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pengajaran agama Budha pada waktu itu, didukung oleh armada maritim yang kuat dengan ilmu kelautan yang baik, Sriwijaya mengekspor hasil buminya seperti rempah rempah, kayu manis, barus dan lainnya sampai ke Afrika. Di Madagaskar, banyak pertukaran budaya disana. Jejak jejak Sriwijaya masih tersimpan disana terbukti dengan arsitek bangunan serta bahasa bisa dirasa.

Kenangkanlah, pada waktu itu bangsa bangsa di Eropa belum maju seperti itu, mereka masih memecahkan misteri alam semesta, masih menyatakan bahwa bumi ini datar dan lautan yang berujung jurang yang amat dalam. Nenek moyang kita telah mengarungi samudra jauh sebelum Vasco de gama berlayar. Kenangkanlah, dalam sejarah yang panjang bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kuat dan beradab.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Sabtu, 15 September 2012

Kamboja

Rumah orang tua saya di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat membelakangi kuburan Cina, banyak sekali tanaman Kamboja di sana, dari warna merah, kuning, putih dan lainnya. Sekolah Menengah Atas saya di Karet Tengsin, dekat dengan pemakaman Muslim di Karet Tengsin, banyak sekali pohon pohon Kamboja, terserah ingin menyimpulkannya sebagai apa, yang jelas pohon Kamboja dengan bunga yang harum sesekali mengisi masa kecil yang sederhana. Ketika melamun, kelopaknya yang wangi saya preteli satu persatu, daunnya pun bisa dijadikan untuk membuat topi, pakaian perang. indah nian masa kecil bersama pohon Kamboja, oh ya.. batangnya yang besar sering saya tunggangi, berhayal punya robot yang bisa ditunggangi kaya di film Gaban.

Ketika dewasa bunga bunga itu sering saya maknai sebagai bunga yang terus memberi aroma wangi, meskipun sudah jatuh di atas tanah, kamboja terus memberi. Hal itulah yang menjadi alasan kenapa orang orang menanamnya banyak di pemakaman. Kenapa banyak orang menabur bunga, karena ada yang meyakini bahwa bunga itu akan mendoakan sang mayit sampai bunga tersebut kering.

Berjalannya waktu mengantarkan saya hidup di Bali, Jutaan Kamboja tumbuh di Negeri ribuan pura. Hal ini mudah terjadi, apa yang menyebabkan itu. Pohon Kamboja sangat mudah sekali di tanam, bahkan untuk daerah daerah yang kering sekalipun tanaman ini mau tumbuh, dengan stek batang serta ditancapkan ke tanah, maka sang Kamboja terus tumbuh memberi makna, tidak hanya itu, Kamboja juga banyak memberi manfaat bagi kesehatan. Mari belajar dari ayat ayat tersirat.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Kering

Tumbuh dari tanah, berbilas air, udara dan mentari
Smilir angin, ribut dan jenaka
Wajah kepongpong jadi kupu kupu
Kecebong jadi kodok
Malam,siang berganti bulan dan matahari

Melewati beberapa gempa
Meredam ombak lautan
Menjadi karang karang sendiri jauh dari negerinya
Kami pernah lewati..

Dalam empat musim berlalu
Dalam ribuan hari
Dalam kusut dan benang merah
Dalam dalam kita diam
Meredam kelam melihat spion ke belakan
Tak berkaca
Kecuali mata kaca, goyang senang mengikuti angin

Semua berlalu,
Melewati semangat orang membalik tanah, menebar jala
Bukan di ketiak kami ada
Namun di atas restora..
Restorasi ideologi langsing nasi
Ideologi tanpa pengawet
Ideologi tanpa perangsang
Ideologi ketergantungan
Ideologi remot

Ideologi hutan bukan jalanan
Ideologi desa bukan perkotaan
Ideologi ideologi menunggu angin..
Merangsang maksud

Kami menunggu kering
Sempoyongan dan sakit perut
Lemah syahwat dan otak
Lemah jingkrakan dan pertolongan tanpa tualang

Kami menunggu kering dalam selimutan berlalu pisau
Kami menunggu kering dalam hantu hantu geretak dan angan sentosa

Jikalau itu
Tak kalah ini
Tiuplah..
Atau menunggu angin

Kami yang kering
Membagi kisah

fadlik.kedewatan 2012


Jumat, 14 September 2012

Sulut Api

Ada dua orang anak, anak yang pertama merayu ayahnya untuk dibelikan mainan, anak yang kedua menjelaskan bahwa dia sudah menabung sedikit dan berniat untuk membeli mainan. Kira kira sang ayah suka dengan anak yang mana ?, analogi ini cukup sederhana, namun banyak memiliki makna. Bahasa indahnya merayu dengan modal. Keinginan akan tercapai apabila kita melakukannya sedikit demi sedikit. Bukan membuat mimpi berharap semua jadi tanpa halang rintang.

Keinginan adalah sumber penderitaan. Jadi kalau mau bermimpi coba tolong nyicil sedikit sedikit, berkorban sedikit demi sedikit, kenapa begini dan begitu, tak ada persoalan yang tak selesai, tak ada badai yang tak berhenti. Ayolah semangat, bukan hanya semangat nanya, itu mah  cuma pinter ngasih bumbu, tapi nggak tau makanannya apa, rasanya gimana.

Maaf kalau ngomongnya ngacak, yang jelas seya senang melihat anak pulang sekolah dengan riang, bukan punya niat mau sekolah tapi nggak pernah sekolah, saya senang melihat anak tanpa seragam sekolah dimana dia berada namun terus belajar  daripada anak berseragam tapi nggak pernah ngerti kalau dikasih tau, saya lebih senang mendengar orang menceritakan kendalanya ketika mereka telah berhasil melakukan sesuatu. Mari buat semuanya lebih berharga dengan terus menjaga api semangat. Buat rencana bukan untuk ditanya, tapi dilakukan. Ambil keputusan jikalau mau punya kepribadian, engkau lebih mengerti masalahmu. Baca sikon, hitung langkah maka kemenangan akan diraih.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Kamis, 13 September 2012

Go Green

Banyak tempat menjual jasanya dengan sebutan "go green", mau ke tempat wisata, rumah makan, cafe, mall dan sebagainya. Hanya gaya, biar dibilang maju dari yang lain alias perhatian, tapi coba lihat lagi apa yang disajikan. Mesin pendingin untuk menyejukkan ruangan segede gede bagong, air terjun buatan yang dibuat nggak hemat listrikpun ada disitu. Bahkan sialnya lagi, listrik untuk penerang ruangan selalu dinyalakan dengan alasan karena ruangannya gelap. Weleh weleh, punya konsep "go green" dari mana, kok semuanya nggak jelas.

Belum lagi dengan kemasan makanan, kalau ada yang mesen partai banyak, kerap styrofoam ngejublak dengan paket di dalamnya nasi dibungkus dengan plastik, sayurnya juga, lauknya juga, kerupuknya juga, buahnya juga, tusuk giginya, sendoknya plus kartu nama, bener bener cilaka 12. Tidak cukup hanya itu, makanannya kadang enggak bebas bahan pewarna kimia, pengawet dan penyedap rasa yang kuat seperti vetsin, ditemani minuman kaleng, botol plastik bersama kawan akrabnya sedotan, demi meraih untung, pembodohan dilakukan, apa mungkin emang "be 90".

Sudah selayaknyalah hak hak konsumen diutamakan, dengan mendapatkan informasi yang sejelas jelasnya. Produk yang dijual, sajian yang dijanjikan, untuk para konsumen juga harus jeli, karena sajian yang disajikan adalah hak kita untuk menanyakannya karena kita sudah membayar untuk itu. Apa yang terjadi jika listrik berlebihan, penggunaan AC, bahan bahan plastik serta makanan yang nggak jelas pewarna serta bahan bahan pengawetnya. Apakah anda juga tahu bahwa vetsin penyedap rasa yang banyak sekali merugikan kesehatan kita. Mari berjama'ah mengkondisikan hari esok yang lebih baik, untuk satu bumi yang kita cintai.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Rabu, 12 September 2012

Mengenal Laut

Jika ditanya apa nama genangan terluas di bumi, yakni lautan. Lautan tidak boleh dilihat sebagai penghambat dari pulau ke pulau. Justru lautan sebagai penghubung semuanya, ungkapan philosofi ini haruslah dimaknai sebagai semangat mambuka peluang. Sumber daya alam yang melimpah terdapat dari lautan, karena dibandingkan di darat laut memiliki lebih sedikit orang yang mau mengamati dan meneliti. Orang orang yang menyukai ikan terlebih ikan laut semestinya memiliki peran juga terhadap pelestarian laut, sedah ada beberapa species laut yang mau punah. Semuanya haruslah dijaga sebagai warisan dunia.

Melihat potensi Desa Celukan Bawang, Kab. Buleleng, Bali.Selain ikan ada kerang mutiara, rumput laut dan beberapa yang lainnya bisa dibudidaya, hal ini makin memperbesar ruang masyarakat pesisir dalam menjaga kehidupan laut, terlebih lokasi yang memiliki spot spot indah bisa dijadikan tempat wisata, baik wisata berbasis ilmu pengetahuan atau yang lainnnya. Temuan temuan para peneliti dari laut menghasilkan peradaban manusia kearah yang lebih baik, dari mulai kecantikan, kesehatan, gaya hidup dan masih banyak lagi diperoleh dari hasil laut, tentunya diharapkan upaya upaya yang lestari untuk menjaga laut.

Isu yang mengatakan bahwa diabad mendatang Bumi akan kekurangan air sudah bisa dipecahkan oleh peneliti, air mineral bisa juga didapatkan dari laut melalui proses proses yang teruji dan terkontrol. Kedepan lautan menjadi asupan air dunia. Betapa tidak, pembangkit listrik tenaga arus laut makin memberi solusi bagi dunia, air yang melimpah dilaut jangan hanya dilihat menyimpan potensi bencana karena keserakahan kita, namun harus dilihat betaba lautan menyimpan kedahsyatan sumber daya yang terkandung didalamnya.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Mendulang Emas di Lautan

Laut memiliki kekayaan yang tak ternilai namun belum dimaksimalkan, banyak juga yang mengambil keuntungan tanpa melihat dampak ke depan. Misal pengusaha jasa wisata yang menawarkan paket paket wisata, namun banyak juga yang tidak menghiraukan persoalan lingkungan. Masih ada saja yang membuang sampah di laut, membiarkan para pengunjung menginjak karang, mengambil banyak karang tanpa berani memberikan informasi dampaknya terhadap alam ke depan seperti apa.

Pohon pohon bakau sebagai pelindung pulau juga lama kelamaan semakin menyempit, yang pada akhirnya mengakibatkan abrasi pantai. Lahan lahan darat diperluas demi keuntungan sebanyak banyaknya tanpa memperhatikan faktor lingkungan, lihat saja di utara jakarta atau di Makasar dan banyak lagi daerah daerah di Indonesia. Jikalau kita secara sadar menjaga kelestarian alam maka dengan pasti banyak juga potensi di dalamnya yang belum kita ketahui.

Misalnya saja, air laut ternyata mengandung emas, saya juga kaget. Para ahli mengatakan bahwa "konsentrasi emas dalam air laut adalah 0,00005 bpj (bagian per juta). Satu bpj dalam kasus ini adalah 1 miligram benda padat yang larut dalam 1 liter air. Satu kilometer kubik sama dengan 1.000.000.000.000 liter atau 10^12 liter, jadi di dalam satu kilometer kubik air laut terdapat : 10^12 liter x 0,00005 mg : 1 liter x 1 gram : 1000 mg = 50.000 gram emas atau 50 kg emas. Jikalau harga emas sekarang Rp. 300.000,-/gram maka bisa dijumlahkan saja, mencapai 15 milyar rupiah. Masalahnya sekarang belum ada alat yang mengekstrasi air laut menjadi emas. Jaga terus kekayaan alam Indonesia, agar kita tetap memiliki Sumber Daya Alam yang berkualitas.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Selasa, 11 September 2012

Di kaki langit

Seperti botol plastik, kosong dan mudah dipermainkan
Seperti es krim, sebentar saja berubah
Bunga yang kelopaknya tak berharga setelah lama

Kapan ibu bunting
Mengganti kiamat sedang
Satu generasi hilang
diburu maksud yang tebar tingkah

Seperti pasar yang berdekatan
Seperti jarak yang dekat
Melihat makhluk berambut, mana kepala mana dubur
Bersama Dajjal

Sampai kapan
entah kapan

Sendiri,
Tak terenyahkan

Sendiri,
Tak melawan

Sendiri membuat istilahnya sendiri,
Bahwa kau sudah mati..
Di kaki langit yang tak bertiang

Buntinglah fikiranku
Normal dalam kejap
Kiamat kecil, sedang, sampai yang meniupkannya pun mati

Hanya di kaki langit
Aku sendiri
tersingkir atau diusir sihir



Kedewatan9/11/12

Medan Rawa


Pulau Borneo dikenal dengan sebutan Negeri sejuta rawa, bagi yang biasa mendaki gunung, menyusuri sungai, menelusuri gua, memanjat tebing, menyusuri pantai bisa mencoba medan yang berbeda seperti rawa. Ketika medan yang dihadapi berbeda tentunya perlengkapan yang disiapkan juga berbeda. Pertama tama saya membawa semua perlengkapan untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan, namun berjalannya waktu semuanya bisa ditinggalkan menginggat membutuhkan pergerakan yang cepat dan waktu yang tidak lama.

Medan rawa yang sering sekali pasan dan surut yang dipengaruhi debet air. Hujan, anak sungai yang bermuara kekolam kolam kecil yang membentuk rawa atau rawa besar yang menggenang sepanjang tahun. Air rawa disini berbeda karena kadar asamnya tinggi 3-4. Rasanya asam, warnanya cokelat jika terus menerus diminum bisa mengakibatkan gigi ompong. Cerita yang lainnya bahwa didaerah rawa sebelah barat kawasan Suaka Margasatwa Suangai Lamandau terletak lokasi Danau Burung, daerah ini dihuni oleh berbagai macam burung, buaya senyulong, ular pyton, rusa dan lainnya sementara tumbuhannya rasau, rasak, peredu sampai tanaman keras juga paku pakuan dan anggrek.

Jalan dimedan rawa sangat mengesankan bagi kami, terlebih perasaan menginjak pyton jika menginjak dasar rawa atau menyentuh tubuh buaya senyulong, terbayang beberapa tahun yang lalu ada yang dimakan buaya di daerah sungai, untuk itu perlu persiapan yang matang dalam menyusuri medan rawa. Jika anda melakukan perjalanan satu hari Pulang Pergi  (PP) bawalah perlengkapan yang benar benar dibutuhkan.

Kita urutkan dari kepala hingga ke kaki untuk perlengkapan pribadi, membawa topi untuk pelindung kepala, lengan panjang, sarung tangan, terlebih rumput rumput di medan rawa tajam seperti silet. bawalah makan dan minum secukupnya. Jangan berpisah dari kelompok, usahakan membawa tali, tongkat untuk pengaman, jikalau kita berjalan perlahan tentunya banyak hewan yang ditemukan. Sungguh medan rawa memberi tantangan tersendiri bagi kami. Sepatu boot, tracking tidak ampuh disini.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman



Senin, 10 September 2012

Karya


Semut-semut ditutupi awan

Leuser dan cantiknya
Bulu-bulu kaki pitagar payung
Menjadi manisan bermusim
Mewakili bukit-bukit yang damai

Sekali lagi dan seterusnya
Kabut turun merambat perlahan
Seperti mampir kondangan
Membawa kado harapan
Menyelipkan angpau yang surga
Tak terpikir,

Tak terkira bodohnya aku
Dengan bangga menembus bivak kaleng
Celupkan muka di kulum badak

Oy.. lapangan golf rencong
Di tengah  sutra rimba

Oy.. air jernih mengalir
Seperti air liur tumpah
Dari para pewangi nirwana

Menggapai mimpinya yang terindah

Menyepak pojok abadi
tertambat bola-bola
Kedamaian serambi mekah

Selimut-selimut ditutupi kabut
semakin sedikit
Karena kerakusan

Alas meminta..
Aku murka pada tanah yang rela
Maka dingin menyuntik
Sedang ingus baru meleleh
Seperti rumput laut yang encer

Oy.. aku menggapai puncaknya

Aceh_Agustus 1999


Bersama dalam irama restora

Dalam telanjang memburu biru
Keceriaan menjadi kelabu
Mana lokal dan interlokal
Cemburu berbalik arah karena keceriaan membela

Mari teruskan
Kebersamaan purba yang hampir punah

Ubud Bali 2002     

      
Kemerdekaan bangga pada sang sabar

Dingin tak punya kavlingnya sendiri
Hingga ke mana diri pergi dingin bergerigi
Ketika lima lapis menutupi
Jenjang waktu terkelabuhi
Dan tidak pada es nya

Bergelimang tantangan
Pada kencing di tengah menerawang malam
Hari ini yang mati !
..atau diri ku

Penyakit ketinggian mengirimkan proposalnya
..diterima rasa 90%
Namun niat seribu gugup bangunkan
Merubah virus jadi gelombang

Gelombang Nusantara
Gelombang Aroma
Gelombang tempur
Gelombang yang sebenarnya..

Pada point sesudahnya
Tepat pukul enam ketika semua turun
Termasuk badai dingin menusuk
Kami menyicil langkah ditelan muntah

Matahari melongok
Penghisap es ribuan tahun
Mengeluarkan lidahnya,
merapikan es yang lumer disekitar bibir
Memberikan sisanya pada kami
Hingga uhuru di atas kaki

Kemudian sabar
Kemudian tangis
Kemudian Indonesia Raya
Kemudian tak ingin pergi
Kemudian arungi
Kemudian hidup
Kemudian sengal-sengal mati
Kemudian mengingat-Mu
Kemudian merdekalah segalanya.

Salam gurun untuk kami
“Jangan lupa yang di bawah”

Tanzania Afrika Timur 2001




Badak berundak

Kerangka sebelum aku lahir
Rahang Pemalu
Kini dijabarkan
Dalam mati
Tanpa Perawatan

Satu sisa purba
Sebagai mesin alat peraga
Manusia pemenangnya
yang kini Profesor karena kerangka tadi

Ujung Kulon 2002




Mandara Hut

Pagi yang pagi
Beberapa Camp kecil yang terbaring
Berekor monyet putih mengintai memakan biji

Dalam lamunan bolong
menantikan hidangan di meja panjang
Semai-semai komunikasi antar bangsa
Menukar tatapan yang pernah dirasa
Memberi pengalaman dalam berbagi

Pemasak-pemasak terbiasa
Pohon-pohon bahagia
Rumput rumput harapan
Mentari tersenyum
Memandang fungsi 2727 mdpl

Tanzania 2001

Jumat, 07 September 2012

Wabah Galau

Galau dimana mana, bahasa lamanya Gelisah, bingung, ya.. gitu deh. Kita runut cerita, kenapa banyak orang galau. Dari kecil banyak orang disini nggak dibiasakan ambil keputusan sendiri, semuanya yang mutusin orang tua, debat terbuka yang membangun yang kearah lebih baik juga seperti dipasung, dengan dalih durhaka sama orang tua. Dari kebiasaan itu jadi cari titik aman yakni nggak berani mengambil keputusan. Banyak orang pinter tapi nggak berani ngambil keputusan, walhasil.. "Galau"

Dari kecil banyak yang main sama sebaya nya. Hal itu bagus, anak nggak diajak individualistis. Banyak kelebihan bermain bersama, merasakan apa itu "rasa" kadang anak kecil sering berantem, nggak kenapa itu alamiah aja. Namun sekarang anak anak dibiasakan menghadapi layar datar yang semu. Kita hitung hitungan kualitas aja ya.., banyak anak nggak ceria bersekolah, lebih banyak dia habiskan waktunya untuk main yang namanya "PS" gilole.. dari kecil sensitifitasnya nggak terlatih, ada apa apa di sekelilingnya dia malah cuek bebek. Kalau ada sesuatu yang prioritas bilangnya "sebentar.., lagi tanggung nih"(Siapa yang salah ?!)

Dari kecil nggak dilatih memecahkan masalahnya sendiri, agak besar dikit didiamkan main yang begituan, saya juga nggak nyalahin, tapi banyak banget yang saya lihat uda pada "Lebay" kalau main PS sampe jam 2 malem dijabanin, sampe lupa "CD"nya uda dua hari belum dicuci. Tuh kan, yang jadi prioritas jadi terkalahkan sama kecintaannya sama yang semu. Makan juga jadi jarang jarang, kasian wal'afiat deh pokoknya. Hidup cuma di depan monitor, menjadi lupa bahwa persoalan di luar banyak yang harus dipecahkan. Kalau ditegur "Marah" mengatasnamakan "Galau" jadi tandingan. Banyak juga orang yang maunya leyeh leyeh, jadi kalau ditanya bisa bantu ini dan itu nggak, jawabannya "enggak, sibuk kuliah, banyak tugas dan lain lain. Padahal leyeh leyeh di rumah atau pacaran sampe putus, walhasil "Galau", ada ungkapan begini "Negara ini nggak akan berkurang pemimpinnya kalau pemudanya menjelajah alam dan pasti berkurang kalau terjebak "Galau" dan Narkoba. Mari membuka diri, menuju hari esok yang lebih baik.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman