Sabtu, 30 Juni 2012

Burung dalam sangkar


Berbagai macam kepuasan manusia, ada yang mengoleksi mobil mewah, rumah megah, membelu banyak tanah, rekreasi kemana mana sampai memelihara burung sebagai koleksinya. Masih banyak orang yang memelihara burung di rumahnya. Ketika ditanya hal itu bagian dari kepuasan yang tidak bisa terbayar oleh apapun, siapapun, dimanapun, pokoknya nggak bisa disogok meskipun diancam sampai berdarah darah. Itulah manusia.

Namun pernahkah kita juga memikirkan betapa burung juga menginginkan kebebasan, meskipun didalam sangkar yang terbuat dari emas, meskipun makanan kesukaannya terus yang enjadi pakannya. Tetap saja seekor burung lebih indah terlihat di alamnya, ketika kami menyusuri jalan didekat sungai, burung raja udang selalu tampil meskipun hanya sebentar, di padi kami sering menjumpai bangau putih terbang dengan bebas. Di jalan jalan menuju Ubud kadang tekukur melepas lelah diaspal. sungguh pemandangan yang sangat menyenangkan.

Banyak orang memelihara burung karena suaranya, karena keunikannya, karena semakin langka semakin membanggakan dan lain sebagainya. Beberapa hari yang lalu saya juga menyempatkan mampir ke pasar burung, banyak burung yang setres, pindah dari sudut kesudut kandang lainnya. sungguh pemandangan yang memusingkan kepalaku. semoga keadaannya tidak seburuk pradugaku padamu. bagaimana dengan anda, masih ingin memelihara burung di kandang.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Dari pasar pandai memilah makanan

Menyambangi pasar tradisional di samping Rel Kereta Tanah Abang - Palmerah di dekat Rumah Susun Kelurahan Petamburan Kecamatan Tanah Abang. Setiap pagi selalu ramai suara penjual dan pembeli tawar menawar harga pas. Pada jalan selalu macet, khas pasar di tengah kota. Pasar ini juga terletak di samping sungai kanal Jakarta yang mengalir ke Pasar Tanah Abang kemudian bermuara ke Pantai Utara Jakarta.

Dikisahkan pada masa lampau pasar ini merupakan pasar kaget, hasil konsumsinyapun diambil tidak jauh dari pasar, seperti ikan air tawar yang diambil dari sungai sungai di sekitarnya. Sayur mayur juga diambil dari sekitarnya seperti Kangkung, Katuk, Labu, buah pepaya, pisang, paling jauh diambil dari palmerah dan Kebayoran Lama melalui transportasi kereta api. Namun dikarenakan pertumbuhan kota, banyak yang telah berubah.



Tanah tanah diisi perumahan warga, sehingga penjual lebih jauh mengambil bahan bahan untuk dijual, meskipun ada bos yang mengantarkan memakai mobil bak terbuka. Sungai yang semakin lama kian tercemar juga tidak lagi memungkinkan mengkonsumsi ikan dari sungai, mereka ambil dari luar jakarta, di tambak atau empang yang memang memeliharanya untuk bisnis. Wajah pasar berubah sesuai perumbuhan kota. Pasar ini semakin termarjinalkan dikarenakan banyak swalayan yang tumbuh seperti jamur.

Orang orang kecil digusur kepentingannya oleh pengusaha yang menanam modal, membangun swalayan dari produk produk pembungkus plastik, dengan campuran bahan pengawet yang dalam memproduksinya kadang tidak diberitakan terdapat zat zat berbahaya di dalamnya. Yang penting kemasannya terlihat bagus dan tampak higienis. Marilah bersama sama kita pandai memilah dengan mengkonsumsi makanan sehat tanpa zat pewarna, makanan yang organik, pangan sehat untuk kita semua. Tidak mesti mahal, yang penting sehat.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Jumat, 29 Juni 2012

TNGL

Ekspedisi Mapala Stacia Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 1999. Taman nasional Gunung Leuser atau yang lebih dikenal dengan sebutan TNGL memiliki luas 1.094.692 hektar persegi. Luasannya dari sumatera Utara sampai Ke Aceh. Gunung ini memiliki ketinggian 3.404 mdpl. Hamparan hijau hutan perawan memiliki berbagai jenis flora fauna, dari orangutan, beruang sampai serangga, dari bunga bangkai sampai anggrek tanah. Perjalanan via darat menuju TNGL ditempuh dari Medan Sumatera Utara menuju Aceh Tenggara di Kuta Cane.


Perjalanan mencapai puncak Leuser bisa dicapai 4-9 hari jikalau tidak terburu buru. Kami menempuh waktu 14 hari perjalanan karena mengumpulkan herbarium basah dari puncak sampai ketinggian 1500 mdpl. Banyak sekali tempat yang kami lalui, dari jalur Kuta cane tantangan yang pertama harus kita lalui adalah mencapai pucuk angkasan, satu bukit yang bisa ditempuh satu hari.


Puncak LeuserSetelah pucuk angkasan jalurnya beragam, melewati punggungan, melipir, melewati hutan lumut, sabana yang luas, menebrangi sungai dengan tali sampai medan yang dinamakan Bivak kaleng yang pernah menjadi Camp Tim ekspedisi ketika di zaman Belanda. Apabila anda menginginkan petualangan tingkat tinggi di hutan hujan tropis anda bisa mengunjungi TNGL. Sangat mantab dan banyak cerita. Sesekali kita menemui jejak rusa, harimau, kotoran harimau kalau beruntung masih bisa melihat kotorannya yang masih baru sampai yang sudah kering. Di sekitar Bivak Lima banyak kejadian yang tak terlupakan. Hutan Leuser menjadi kenangan.


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Kamis, 28 Juni 2012

Wisata Hijau

Melepas lelah adalah waktu yang ditunggu tunggu untuk para pekerja, salah satu caranya adalah dengan berkunjung ke tempat tempat yang diinginkan, namun apakah kita berpikir dengan kita melakukan perjalanan akan memberikan dampak pada lingkungan seperti polusi misalnya,  menyisakan sampah dimana mana. Berkunjunglah dengan menghormati etika setempat, ketempat yang aman, nyaman serta berwawasan lingkungan.


Hindari kendaraan kendaraan yang berpolusi, kalau bisa jalan kaki ya jalan aja atau bersepeda bersama sama, pasti nuansanya akan lebih berbeda. Kalau jaraknya jauh ya gunakan kendaraan masal seperti kereta api, bus, kalau yang dekat ya bisa sepeda, delman atau jalan kaki. Lihat Jakarta, karena semuanya mau jalan sendiri sendiri maka polusi tak terhindari, pastinya juga macet sehingga waktu akan lebih lama.


Cari referensi dengan banyak orang yang kompeten, bagaimana melakukan perjalanan dengan segala penyiasatan. Keperhitungan logistikpun itu bisa ditanyakan, misalnya biasakan membawa makanan dari rumah dengan tempat makannya, makanan tidak mudah basi, berkalori tinggi seperti rendang kering, coklat, mau yang lokal ada tempe orek nggak mudah basi, bayangkan jikalau membeli makanan import yang masuk ke Indonesia saja dengan biaya polusi yang tinggi. Pakai botol yang kita bawa dari rumah untuk minumnya. Sekarang makin banyak paket wisata yang menawarkan makanan organik, wisata green atau ekowisata jadi bersiaplah untuk menjadi pelancong yang berwawasan lingkungan.


Beberapa tempat yang pernah saya hampiri contohnya di Taman Nasional Tanjung Puting di Kabupaten Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah, menawarkan berpetualang dengan memperhatikan etika lingkungan. Bersenorkeling di Desa Les di Bali Utara dengan penginapan bersama penduduk setempat, beberapa tempat makan di pantai Kedonganan di sebelah timur bandara Ngurah Rai juga melibatkan orang lokal yang terus menjaga kebersihan pantainya. masih banyak tempat yang unik dengan kehidupan yang asri dan harmonis bersama budaya yang dipegang selama berabad abad, serta tempat wisata lainnya. Namun yang tidak boleh dilupakan tetap berbuat baiklah pada alam.


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman



Tentang hiu

Banyak nelayan menemuinya di laut dangkal, dikisahkan sebagai pembunuh pencium darah nomor satu di lautan yang semakin lama terancam punah. Memang hiu banyak jenisnya. Dengan gigi yang tajam, gaya berenang yang sering dilihat sirip atasnya muncul di permukaan. Biasa juga ditemukan di laluna, terlebih hiu macan tutul. Di Sanfransisco 100 ikan hiu ditemukan  mati karena musim hujan, air tawar tercampur ke lautan, hal ini yang mengakibatkan anak hiu banyak mati.

Hiu memiliki berbagai ukuran dari 12 cm sampai 12 meter, mereka bernapas dengan menggunakan lima, enam sampai tujuh ingsang, tidak hanya di lautan, ada juga jenis hiu yang hidup di air tawar. Hiu sangat gesit di dalam air, hal ini dikarenakan pada tulang hiu terdapat banyak tulang rawan atau muda, meskipun tulangnya terbilang tua namun terdapat sedikit pengapuran pada tulangnya dibandingkan ikan yang lainnya.

Tahukah anda bahwa beberapa jenis hiu diambang kepunahan, bayangkan saja di Bumi dalam hitungan jam hiu mati 11 ribu ekor jadi bisa dihitung bagaimana perhari, perbulan, jadi dalam satu tahun ratusan juta hiu mati. entah karena di tangkap, tidak mampu bertahan hidup, kondisi cuaca yang ekstrim, keracunan dan banyak juga penyebab yang lainnya. Marilah mencintai kehidupan laut, agar kita bisa menjaganya.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Rabu, 27 Juni 2012

Apa yang bisa kita lakukan

Banyak tempat yang belum saya kujungi, begitu ungkapan traveler yang getol wira wiri. Ada yang memiliki hobi dengan membuat rumah yang megah, mobil mewah, mengumpulkan benda benda kuno,masih banyak hobi lainnya. Bagi para penggiat alam bebas yang fokus pada kegiatan mendaki gunung misalnya, mengejar gunung gunung tinggi yang terdapat glaciers di pucuknya.


Ketika Alm. Norman Edwin menggambarkan keindahan Pegunungan Soedirman, pada puncak tertingginya terdapat ice yang menjadi daya tarik banyak orang. Sekarang dikarenakan pemanasan global semuanya mencair. Air laut menjadi lebih tinggi. Tahukah anda bahwa ada Negara yang memiliki pulau banyak seperti dan menjadi Negara terendah di muka Bumi yakni Maladewa, dari 1.192 pulau hanya ada 200 pulau yang berpenghuni dan pulaunya terancam menyusut dikarenakan air lautnya naik.


Di Taman Nasional Gunung Kilimanjaro misalnya,  banyak orang yang melakukan pendakian di sana, pucuk cucuk atap Afrika kini berubah coklat karena ice nya mencair, di Gunung Kenya, di Ancocagua dan banyak yang lainnya. Dari kisah diatas, apa yang bisa kita perbuat dalam menyelamatkan Bumi ini. Dengan beradaptasi dengan suhu yang semakin memanas atau mencari pemecahan dari keadaan yang telah dan sedang terjadi.








Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Dengan media film

Dalam kunjungan ke Sekolah diperlukan metode agar yang ingin disampaikan bisa lebih diterima anak didik, dengan melakukan cerita, ceramah, monolog, dialog dan lain sebagainya. Dalam kunjungan ke Sekolah juga kita kadang memiliki patner untuk menyampaikan isu isu tertentu. Dalam menyampaikan isu mesti ada kekompakan untuk membawakannya. Sebelum masuk ke Sekolah perlu dilakukan pemetaan masalah yang pada akhirnya diperlukan metode metode untuk memecahkannya.


Dua kali dalam dua minggu kami membahasnya, metode ini mungkin bukanlah metode yang baru, namun bisa juga diikuti apabila memiliki waktu lebih lapang untuk mengerjakannya. Kami membuat film sebagai bahan pengantar isu "sampah" yang kami usung. Mengapa hal ini terpikirkan. Tak perlu dijawab, sebab metode memang terus berkembang, seiring dengan kebutuhan masalah dan pemecahannya. Diperlukan inovasi tanpa henti apabila kita tidak mau menemui permasalahan terlebih dahulu.


bahan bahan untuk film
Dayu dan Dewi fasilitator yang akan menerangkan materi sampah ke sekolah. Tahap pertama masih malu malu, sehingga kami memecahkannya, menyampaikan dengan media film. Dayu dan Dewi menggambar, menentukan isu, mengisi suaranya lewat video rekam. Satu bulan lagi kami masuk sekolah. Film ini akan jadi pesan untuk anak anak di Sekolah dan semoga Dewi dan Dayu semakin percaya diri dalam menyampaikan pesan pesan lingkungan.


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Rabu, 20 Juni 2012

Pulau Lancang

Kunjungan pertama bagi kami setelah sebelumnya mengunjungi Pulau Pramuka, Panggang, Tidung, Untung Jawa dan beberapa pulau wisata di Kepualauan Seribu. Pulau Lancang bisa ditempuh dari Muara Angke di Utara Jakarta, namun lebih jauh, biasanya orang orang berangkat dari Tanjung Kait Tangerang, Banten. Kami dengan beberapa fasilitator Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dari Klub Indonesia Hijau (KIH) mengunjungi 9 Sekolah di 9 Pulau di Kepulauan Seribu.

Materi PLH yang disampaikan terkait dengan masalah Abrasi, Intrusi Air Laut, Sampah, Terumbu Karang, Hutan Bakau serta Kehidupan sosial Masyarakat di Kepulauan Seribu. "Halloo.. Haii.." suara itu yang memecah keheningan sebagai pembuka pertamuan sebelum melakukan perkenalan antara pihak KIH dengan anak anak di Sekolah.

materi praktek abrasi, intrusiMateri yang kami sampaikan lebih banyak di luar kelas, dengan melakukan praktek anak anak lebih cepat memahami apa yang disampaikan fasilitator. Anak anak juga menjadi narasumber bagi kami dalam hal keseharian di laut. Kegiatan pengamatan alam yang dilakukan di luar ruangan juga sesekali diisi dengan permainan yang bermuatan edukasi. Sudah 11 tahun berlalu, kenangan itu masih kental dalam ingatan. Semoga pelajar dan pendidik terus melakukan penyelamatan lingkungan di Pulaunya.

"Tepuk laut
Luas.. -prok prok prok-
Bergelombang.. -prok prok prok-
Banyak Ikan.. -prok prok prok-"

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman


Senin, 18 Juni 2012

Cerita dari Sinabung

Setelah letusan dahsyat Gunung Toba daerah Sumatera Utara tidak memiliki Gunung lebih dari 3000 mdpl, namun demikian Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung tetap menjadi incaran para pendaki di daerah Sumatera Utara. Pada pertengahan tahun 1999 setelah mendaki Gunung Sibayak, kami melanjutkan ke Gunung Sinabung. Gunung Sinabung memiliki ketinggian 2.460 mdpl, meski demikian Sinabung merupakan Gunung tertinggi di Sumatera Utara yang berada di dataran Tanah Karo, Kabupaten Karo. Sinabung terletak di 3 derajat 10 menit LU, 98 derajat 23 menit BT. Empat orang dari Mapala Stacia Universitas Muhammadiyah Jakarta ditemani Jon dari Mapala Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Tanah Karo merupakan tanah yang subur, dipayungi dua Vulcano aktif, Sibayak dan Sinabung. Masyarakat di kaki Gunung hidup makmur dari pertanian yang mereka garap. Primadona para petani di sekitar Sinabung adalah Kentang. Pada waktu kami mendaki terlihat Kubis kubis segar di atas tanah, tomat, cabai dan Ubi Jepang. Hebatnya para petani memiliki tanaman musiman seperti Jeruk dan Kopi.

Kehidupan yang harmonis ketika para ibu mengenakan ikat kepala Uis Adat Karo sambil membawa hasil panen, dahulu banyak kain dengan pewarna alami, sekarang sudah ada yang menggunakan warna pabrikan. Melihat ibu ibu terus bekerja, mungkinkah generasi mendatang tetap mempertahankan tanahnya. Gunung Sinabung tak terlupakan, sampai di pasar kami menaiki Mini Bus menuju Medan, saya memaksa untuk duduk di atas atap. Jalan berkelok, hutan lebat, hasil panen, waw.. sungguh menyenangkan.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Pariwisata Bali

Malam minggu di Pesta Kesenian Bali. Malam final Pemilihan Jegeg dan Bagus 2012 dilakukan di Art Center Bali, kontestan yang mewakili 9 Kabupaten yang ada di Bali, Kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, Jembrana, Karengasem, Klungkung, Tabanan dan Kota Denpasar. Kesemua kontestan dengan rasa percaya diri memaparkan pertanyaan yang dilontarkan oleh juri, dari 9 kontestan Jegeg dan Bagus disaring lagi menjadi 5 kontestan. Pertanyaan pertanyaan juri dijawab dengan memilih satu diantara 3 bahasa yang diinginkan untuk menjawab, Asing, Indonesia atau Bali. Kontestan Jegeg Denpasar menjawab dengan bahasa Swis.

Begitu meriah, Dinas Pariwisata Kota bahkan mengundang duta duta lain yang berasal dari Banten, Jakarta, Semarang, Jawa Timur serta Sumatera Barat. Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengusulkan agar di tahun depan hadiahnya ditambah dua kali lipat, mengingat besarnya jasa Duta Pariwisata yang terus mempromosikan Bali hingga ke Manca Negara.

Pariwisata banyak memberi dampak  untuk menambah devisa. Banyak pengunjung datang ke Bali, dengan arus yang begitu kuat, mampukah Bali terus memegang teguh Budayanya. Karena Pariwisata pula banyak generasi muda yang lebih memilih bekerja menjadi buruh di Cafe, Hotel dengan meninggalkan ladang serta sawah warisan leluhurnya. Sawah dan ladang beralih fungsi menjadi bangunan semaunya, satu persatu ciri khas Bali hilang. Lihat bangunan di Kuta, Ubud, Seminyak, Bandara serta beberapa titik lainnya. Perubahan itu terjadi, hanya soal waktu. Semoga dengan semaraknya Pariwisata di Bali tidak menyurutkan masyarakat untuk terus menjaga identitasnya.

Salam berbagi,
Fadlik

Jumat, 15 Juni 2012

Satu rumah banyak kisah

Rumah kecil yang terbilang mahal pada eranya, ukuran 2,5 x 6 meter, 400 ribu perbulan. Mahal karena letaknya yang strategis. Rumah kecil itu menjadi lapang terasa dikarenakan setiap orang dari manapun dipersilahkan untuk mengunjunginya. Rumah memang tempat untuk bernaung, dikala hujan, terik, rasa panas yang kerap hadir, petaka banjir yang terjadi karena kesalahan kita, menutup pori pori tanah, menebang pohon, mempersempit saluran air, membuang sampah sembarangan hingga terjadi pendangkalan serta saluran mampet. Ya.. semua kisah dialami dalam rumah yang kecil itu, rumah yang terus diperpanjang dari hasil cicilan para anggotanya.


Dari rumah ini juga lahir ide, Qurban, Panitia I'tiqaf, Sevenist Smart Camp (SSC), Lomba Gerak Jalan 7ist,  yang arsipnya kadang tertinggal dan disimpan di rumah ini. Banyak kisah disini, dari makan kenyang hingga muntah karena keracunan, iya.. itu ujian karena kebodohan. Makan tapi nggak ngeliat batas pemakaian (ekspayer), walhasil untuk menetralisir, dikeluarkan amunisi norit yang memang ada di Kotak Obat PPGD dari tas hijau bra'i. Rumah yang selalu dihantui kebakaran karena letaknya yang berhimpitan, namun dari rumah ini dihimpun barang barang untuk banyak kegiatan Bakti Sosial. Rumah kebanjiran yang mambantu korban banjir.


Rumah ini tidak terasa seperti rumah yang aman, namun dari penjahat sampai jagoan pernah tertidur pulas disini. Sekretariat Sapta Pala SMAN 7 Jakarta sebagai rumah kami, menjadi lebih berkah ketika anak anak tetangga mau datang berkunjung, pintunya selalu terbuka untuk siapapun yang mau belajar. Rumah ini sering sekali dibersihkan, namun sesering itu pula kembali bau. Kencing tikus, genting bocor, kencing anak kecil, bau pakaian yang busuk, semuanya numplek di sini. Rak Perpustakaan buku yang digantung tepat di atas kepala ketika tidur, yang kadang buat nyelipin makanan, alat panjat sampai kaus kaki.


Berawal dari rumah ini juga dilakukan bisnis backing membecking, mungkin ada yang masih inget ckckck.. (backing yang positif kok), uangnya lumayan buat nutup kontrakan satu bulan. Dari Event fasilitasi Sekolah di Tanah Abang, fasilitasi anak anak sekitar kampung, jadi redaktur dadakan di Buletin CONTEX7 sampai menjadi tempat jasa penyewaan alat Mountenering kami lakukan. Rumah yang satu ini memang memuat banyak kisah. Rumah diberi dan memberi.


Tiap bulan puasa lantunan ayat suci terdengar dari rumah ini, terlebih kalau Pak Kyai, Bung Is serta Mhr didaulat datang. Rumah ini menjadi tempat belajar, kalau tempatnya terlalu sempit atau panas kita punya halaman yang luas di depan rumah, satu lapangan bola sepak, luas banget untuk diskusi, sofanya dari besi ala halte bus untuk pemain bola cadangan agar bisa saling bicara tukar cerita. Meski rumah ini tidak memenuhi kriteria aman dan nyaman namun banyak yang butuh, rumah ini menjadi tempat bisnis, banyak ide muncul, rumah ini menjadi sumber ilmu, tanya, ditanya dan masih banyak lagi. Semoga kita bisa punya rumah lagi, serta meninggalkan kerjaan yang dulu seharusnya nggak dilakukan. Hehe.., mengenang satu rumah banyak kisah. Nyanyian kode : "bibi lung", "ikan", "goGO-nguuuK" (palanye nongol waktu ngitung nasi goreng), "Medical Suplay" dan masih banyak lagi..


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Menanam dengan cara

Laju kerusakan hutan tercatat paling banyak di Indonesia. Permasalahan ini dipahami karena masih banyak orang mengandalkan Sumber Daya Alam sebagai menu pokoknya. Alasan ekonomi didalihkan lagi, padahal jika dicari jalan keluarnya lebih cerdas dan tanpa korupsi maka masyarakat di sekitar pinggiran hutan akan hidup lebih baik.


Karena hutannya gundul, sumber sumber peneduh dan oksigen berkurang hingga bumi semakin panas, hal ini mengakibatkan melelehnya beberapa titik es seperti di Kilimanjaro di Afrika, kutup utara dan selatan yang terus mencair. Kini banyak orang mencari solusi untuk pelan pelan membenahi kembali kehidupan.


tanam, siram, tanamBanyak cara menuju Roma, ada dua cara dalam menghadapi perubahan iklim, beradaptasi dengan iklim sekarang atau pelan pelan membenahi. Salah satu cara dengan menanamihutan kembali, dari pesisir sampai pegunungan, dari pemerindah, suasta hingga Organisasi Non Pemerintah turut serta. Namun dari sekelumit cerita, masih ada tanam gaya lama, cukup ditanam tanpa pupuk kemudian ditinggal hingga kering. Nominalnya tidak sedikit, 1 milyar pohon, 1 juta pohon, puluhan ribu pohon dan lain sebagainya, hingga yang menanam punya nama. 


Mestinya penanam melihat status tanah yang ditanam, apakah pas dengan pohon yang ditanam, berdampak apa untuk masyarakat ke depan dan banyak perhitungan lainnya. Belum lagi merawat tanaman, meski demikian mari tanam, siram, tanam menjadi penyejuk, cara sederhana. Dengan begitu daerah sekitar menjadi hijau, sejuk,asri. semoga ke depan kehidupan kita semua menjadi jauh lebih baik.


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Jumat, 08 Juni 2012

Hari Lingkungan Hidup (HLH) dan World Ocean Day (WOD) (5 dan 8 Juni 2012)


Dalam memperingati HLH dan WOD 2012, Yayasan LINI bersama Kelompok Nelayan Mina Lestari Desa Les, kecamatan Tejakula melakukan penanaman 6 rumah ikan, selain itu juga dilakukan pelatihan monitoring bagi belasan nelayan ikan hias. Yunaldi yang menjadi fasilitator kegiatan berharap para nelayan bisa sama sama mengamati apa yang terjadi di laut Desa Les. Selama dua hari pelatiahan dilakukan diwaktu senggang mereka. Yang menarik ketika tangan tangan keras memegang satu kamera digital yang kecil itu, tangan tangan kaku itu mencoba membuka case kamera under water. Satu persatu dari nelayan mengambil gambar.
Dalam dua tahun terakhir nelayan Desa Les terus berupaya menambah rumah rumah ikan dengan harapan untuk memperbaiki sumber daya ikan hias yang menjadi tumpuan mata pencarian mereka. Rumah rumah yang ditanam pada pertengahan tahun 2010, membuahkan hasil yang cukup menjanjikan. Hasil panen nelayan ikan hias Desa Les dari rumah rumah ikan buatan ini antara lain adalah : Blustun dan Udang Wayang.

Dengan adanya terumbu buatan sebagai rumah ikan, melayan ikan hias Desa Les berharap dapat mencari ikan yang lebih banyak. Meski dalam beberapa tahun terakhir lokasi penangkapan ikan semakin sempit namun Kelompok Nelayan Mina Lestari terus berupaya memperbanyak rumah ikan buatan.

Walhasil terumbu buatan yang telah ditanam di Desa Les adalah "Roti Buaya", Rumah ikan bentuk kubah "Fish Dome" dan Rumah Udang "Shrimp Pod". Selama ini Yayasan LINI bersama Kelompok Nelayan Mina Lestari telah menurunkan 39 Roti Buaya, 55 buah Rumah Ikan dan 780 Rumah Udang. Terumbu buatan ini diletakkan dikedalaman 3-35 meter dibeberapa Desa. Untuk mempercepat penempelan larva karang pada terumbu buatan ini, dilakukan pula transplantasi karang jenis Acropora.

Dalam kegiatan HLH dan WOD Yayasan LINI bersama Kelompok Nelayan Mina Lestari juga mengadakan lomba Mewarnai dan Menggambar tingkat SD dengan katagori Mewarnai dari kelas 1 sampai kelas 3, sedang menggambar dari kelas 4 sampai kelas 6,dari perlombaan ini diharapkan generasi nanti dapat makin mencintai kehidupan laut. Kegiatan ini diikuti 41 anak serta melakukan pemutaran film yang bermuatan pendidikan. Semoga kelak Desa Les dan sekitarnya memiliki pejuang tangguh untuk membela lingkungan di Desanya.

Salam,
Fadlik Al Iman



Kamis, 07 Juni 2012

Oceans Day 2012

Laut menguasai 3/4 planet ini, di Indonesia masih dinomor duakan setelah darat, padahal peran laut banyak sekali berperan dalam kehidupan manusia. Ada ungkapan "sayur tanpa garam" lautan dan daratan berpadu menjadi satu. Perlakuan manusia dalam mengisi kehidupan terhadap laut juga dinomor duakan. Beberapa kawan bercerita ketika menaiki kapal penumpang, di papan papan peringatan sering dibaca "jangan membuang sampah di laut" oleh karena itu mencemari, disiapkan tempat sampah di dalam kapal laut, setelah sampahnya terkumpul, Anak Buah Kapal yang nakal membuang sampahnya di laut. Alama..k, mati am..

Banyak pencemaran dari tambang serta pembuangan manusia bermuara ke laut, misalnya hewan di Muara Angke Jakarta prilakunya menyesuaikan dengan kondisi alam, karena hanya dengan itu mereka bisa bertahan hidup, monyet ekor panjang mengais tumpukan sampah yang diharapkan terdapat makanan di dalamnya. Oli, Solar, Bensin dan beberapa limbah lainnya juga menggenangi laut, dengan tanpa berdosa terus dibiarkan, beberapa minggu yang lalu genangan bahan bakar terdapat di pelabuhan Celukan Bawang. Orang orang menginginkan ikan dari laut dengan mencemari dan mengkebiri terumbu karang. Banyak masalah di laut yang harus diselesaikan termasuk pencurian ikan oleh beberapa negara tetangga.

Usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio De Jeneiro Brazil, Perserikatan Bangsa bangsa (PBB) mulai mengakui Ocean Day, lebih dari 1.200 Organisasi Non Pemerintah yang memiliki focus pada kehidupan laut terus menyosialisasikan pentingnya kehidupan laut. Pada tanggal 8 juni 2012 Yayasan Alam Indonesia Lestari (LINI) melakukan beberapa lomba dan pelatihan di Desa Les. Tahun ini pula di selatan Bali dirayakan Oceans Day yang di Indonesia kebetulan pusat perayaannya dilakukan di Bali. Semoga dari kegiatan ini, kita semua makin mencintai laut dengan segala kekayaannya.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Selasa, 05 Juni 2012

Hari Lingkungan Hidup

Tahukah anda bahwa Negeri ini sangat kaya, luas hutan Indonesia 10 persen dari luas hutan Dunia, namun luasan itu menyusut tajam beriring dengan kepentingan yang jelas sampai saat ini rakyat belum sejahtera. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan. [Badan Planologi Dephut, 2003]. Negeri ini memang kaya.., kaya alamnya, kaya perampoknya.., kini masyarakat sekitar kawasan hanya diwarisi bencana karena hutan yang gundul.


Mestinya kekayaan hutan bisa dikelola dengan baik, uangnya bisa disubsidi ke laut, armada sektor laut diperkuat. "Selama ini Negara di-ru-gi-kan". Di sektor laut Indonesia kalah perang, sering terjadi pencurian ikan dari luar, sementara armada kita belum mampu menjaga semua batas perairan yang luas ini. Walhasil indonesia rugi triliunan dari sektor kelautan. Uangnya dimakan negara luar. Nelayan mencari ikan dengan cara manual sementara orang luar seenaknya meraup hasil dari lautan. Indonesia memang kaya.., 


Indonesia memiliki potensi tambang yang luar biasa, mungkin jika dikelola dengan benar dari sektor tambang saja masyarakat Indonesia bisa tersejahtrakan, hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan menunjukkan, potensi kerugian negara pada sektor pertambangan mencapai Rp 488,52 miliar. Ini hanya yang ditemuan. Yang jelas, jika kita hidup mengandalkan Sumber daya Alam yang ada apalagi yang tidak bisa diperbaharui, maka yang terjadi kita akan merugi karena anak cucu kita hanya diwarisi celengan kosong. Selamat hari Lingkungan, berpikirlah terus untuk menyelamatkan lingkungan, mulai dari diri kita sendiri.


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman


#dari berbagai sumber.

Senin, 04 Juni 2012

Bukit Campuhan dan nama lainnya

Ada yang menyebutkan nama ini dengan "Sunset Hill" ada juga "Bukit Campuhan" namun nama sebenarnya adalah "Bukit Suci Gunung Lebah", entah kenapa dinamakan demikian,yang jelas kawasan yang indah ini juga dianggap suci dan bersejarah. Kawasan yang memiliki luas lebih dari 10 hektar ini menjadi tempat favorit untuk melepas lelah, bersepeda, mengambil gambar sambil menunggu waktu yang pas dikala matahari pulang keperaduan sesuai dengan nama lainnya yakni Sunset Hill. 



bukit Gunung Lebah
Dalam perjalanan suci Rsi Markandya dalam rangka mencari sinar ke Bali, keberadaan bukit lebah menjadi bagian mata rantai dari cerita proses pencarian, sedang untuk menjaga kesuciannya kepada para pengunjung dilarang berbuat yang tidak baik seperti berbuat mesum, membawa narkoba, berkata kotor, membuang sampah sembarangan, membuang puntung rokok karena disepanjang jalan tumbuh ilalang yang mudah sekali untuk terbakar. Dilarang juga berbuat onar, jika hal hal yang dilarang dilakukan maka akan dikenakan sangsi berupa sangsi adat.
Sunset Hill

Tempat ini juga dikenal dengan sebutan bukit Campuhan, di sekitarnya terdapat pohon pohon kelapa yang pada daunnya biasa dijadikan bahan untuk upacara, pohon kelapa memang sangat akrab dengan kehidupan orang Bali, selain itu kelapa kuning yang muda juga kerap digunakan untuk keperluan upacara. Selain pohon kelapa juga terdapat sawah yang tersusun sesuai dengan pola alam yang terbentuk, melepas lelah di Bukit Lebah takkan bosan kita disana, pemandangan yang memanjakan yang kadang disuguhi suara kicau burung yang lantang memecah sunyi.


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Minggu, 03 Juni 2012

Menyelesaikan permasalahan bersama

Manusia memiliki kemampuan dan beberapa hal yang belum dimilikinya, hal inilah yang menjadi menarik. Seorang guru berkeluh tentang anak didiknya yang susah sekali untuk belajar, mungkin guru belum menemukan metode yang pas untuk mengajari murid. Jadi bisa dipastikan bahwa perbedaan harusnya bisa mengajak kita untuk sama sama belajar, dalam tim ketika berbeda harusnya tim tersebut bisa menjadi kaya. Misalnya dalam satu tim sepak bola, ketika semuanya penyerang maka tim tersebut tidak akan kuat, harus ada yang menjaga gawang, disiplin pada posisinya masing masing.


menyelesaikan satu masalah yang ditemui bersamaKadang kordinator belum bisa memberikan contoh yang baik, bagaimana kita bisa memberikan pemahaman pentingnya posisi kordinator atau kapten kesebelasan sehingga kita bisa sama sama menyelesaikan permasalahan yang ada pada tim. Dalam melakukan aktivitasnya kadang kala kita memiliki benturan baik itu disengaja maupun tidak, hal ini harus diperhatikan sebagai smangat membangun untuk tim bukan menghancurkan. Dalam analogi melakukan sebuah perjalanan dikala kita ingin mencapai suatu yang sama maka kita akan sama sama bewujudkannya. Hal ini terjadi pada saat ingin memperoleh kemerdekaan, atau dalam tim sepak bola dan lain sebagainya. Harus ada targetan yang sama sehingga tim menjadi kompak. Harus sampai ke satu tempat atau melawan segala bentuk narkoba dan kekerasan, jikalau objek lawannya atau targetnya disatukan maka niscaya tim akan menjadi kompak.


Dalam melakukan aktivitas pasti ada proses yang dilakukan, menemui kendala dan solusi, jikalau hal tersebut tidak dikomunikasikan maka akan terjadi miskomunikasi, dalam hal yang lain juga hanya sentral tokoh yang mengetahui. Harus ada pengayaan pada semua person di dalam tim sehingga satu sama lain ketika menemukan masalah saling bahu membahu menyelesaikan masalah tersebut. Itu sebabnya ketika kami menemukan masalah, maka masalah tersebut diselesaikan secara bersama sama.


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman



Sabtu, 02 Juni 2012

Nasib kukang di tangan kita

foto Yayasan IAR IndonesiaTahukan anda tentang hewan kecil yang malu malu ini. Kukang dewasa memiliki panjang tubuh 19-30 cm dengan berat kurang dari satu kg.Di Indonesia hewan ini bisa ditemukan di hutan Sumatera, Jawa dan kalimantan, Pada tahun 80an terjadi pemburuan kukang besar besaran, dari daerah Jawa Barat saja bisa didapatkan 6-7 ekor kukang perhari untuk dijual di pasar pasar besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya. Di hutan sekarang jarang sekali kita temui kukang, satwa ini mudah sekali diburu karena gerakannya yang lambat. Meski penyebarannya cukup luas dari Afrika, India, Srilangka, Asia, di Dunia terdapat 8 marga kukang, dari 8 marga itu hanya ada satu marga di Indonesia yaitu Nycticebus.

Perlindungan kukang diupayakan lewat Keputusan Menteri Pertanian tanggal 14 Pebruari tahun 1973 melalui keputusannya. Tak hanya itu, peraturan juga dipertegas lagi oleh Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 serta Undang undang RI No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di pasal 21 ayat 2, jika hewan dan tumbuhan yang dilindungi itu ditebang, dibunuh, diperjual belikan maka dikenakan hukuman 5 tahun penjara dan denda 100 juta rupiah.

Namun peraturan hanya tinggal peraturan, untuk realisasi penegakan hukumnya belum sempurna dilakukan. Survey yang dilakukan kawan kawan di ProFauna tahun 2000 sampai dengan 2006 menunjukkan bahwa kukang diperdagangkan di pasar burung, yang sebagian besar adalah hasil tangkapan alam. Dari pemburu dijual ke pengepul hanya 20 ribu, dari pengepul ke penjual di pasar burung dijual 100 ribu, dari penjual di pasar hingga kepembeli paling rendah dijual 150 ribu rupiah. Hewan ini terlihat lucu tanpa taring di gigi.

Tahukah anda setelah kukang ditangkap agar terlihat lebih anggun dan jinak taringnya dipotong dengan cara dikikir atau dicabut, setelah dicabut untuk menghindari pendarahan kukang diputar putar dengan alasan menghentikan pendarahan, dari metode ini ada kukang yang mati. Ingatlah kawan ketika kita ingin membeli hewan yang terlihat manis, sesungguhnya hewan hewan itu lebih indah berada di alam. Ditahun 2002 kukang diselundupkan dari Sumatera ke Jawa sebanyak 5000 ekor, jumlah yang cukup tinggi dari sebuah simbul mentalitas dengan peraturan yang berjubel. Apapun makanan peraturannya, minumannya adalah mentalitas. Jaga hutan Indonesia dengan tidak membeli satwa dari Alam. Jadi bisa dipastikan, nasib kukang di tangan kita.

Salam berbagi,
Fadlik Al Iman

Mengenal Sabana



Padang rumput yang terdapat di hutan tropis dan subtropis dikenal dengan sebutan Savanna atau Sabana. Curah hujan yang relatif sedikit mengakibatkan sabana ada, sabana terdapat dibeberapa Benua seperti Afrika, Amerika Selatan dan Australia dengan karakteristik yang berbeda beda. Tempatnya tidak sekering gurun pasir dan tidak sebasah hutan hujan tropis. Panas ketika terik karena jarang sekali naungan pohon yang ada, dimalam hari pada musim kering terasa dingin. Sabana memang identik dengan Afrika namun jangan salah, di Indonesia terdapat banyak sekali dataran ini. Para penggiat alam bebas di Jakarta, Bogor, Bandung dan sekitarnya mengagumi tempat yang memiliki luas kurang lebih 50 hektar, diketinggian 2750 mdpl yakni Padang Surya Kencana di Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP).


Selain di TNGP sabana terkenal di Indonesia lainnya terdapat di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Taman nasional ini terletak di Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, persis di sebelah utara Banyuwangi. Taman nasional yang memiliki luas 250 kilometer persegi ini didominasi oleh Sabana. Ketika terdapat sabana pastilah terdapat hewan yang mendiaminya, hal ini yang saya lihat di tahun 1998 ketika melewati sabana di gunung Argopuro terdapat babi dan burung merak, orang orang percaya ketika terdapat merak pastilah terdapat si kucing besar yang ditakuti itu. Gunung dengan ketinggian 3.088 m.dpl ini memiliki trek sabana panjang, ada taman hidup, taman kering sampai ke puncak, tak lepas dari panorama Sabana. Sabana yang tak kalah menarik adalah di Taman Nasional Gunung Leuser, dari Puncak sampai di bawah Bivak Lima terdapat sabana yang menakjubkan, di tengah tengah sabana terdapat kulum badak, orang sekitar gunung percaya bahwa dahulu badak badak berendam di kolam itu. Kami semua menikmati sabana itu, sambil meniti dengan memikul beban di tahun 1999.


Akhir tahun 2011 kami ziarahi Rinjani yang juga memiliki sabana yang mengagumkan, terdapat di jalur Senaru dan Sembalun, di trek Sembalun inilah kita disambut sabana sepanjang 6 kilometer. Dari ketinggian sekitar 500 mdpl sampai ketinggian 2.630 mdpl kita bisa menikmati bukit bukit sabana layaknya di film Teletubbies. Satu lagi yang saya kagumi hingga dua kali saya hampiri di tahun 1997 dan tahun 1999 yakni sabana yang mencapai 100 hektar yaitu sabana Oro-oro Ombo di gunung Semeru Jawa Timur. Sabana ribuan hektar juga ada yang saya temui di Kabupaten Sukamara Kalimantan Tengah, melihat sabana ini mengingatkan kembali pada perjalanan kami di sabana Ngorongoro di Afrika 2001 silam. Sabana di kalimantan semakin luas, hal ini diprediksi karena pembakaran yang biasa dilakukan oleh pemburu rusa untuk menggiring rusa dengan asap bakaran rumput. Sabana semakin luas juga diprediksi karena pemanasan global. Kenalilah sabana untuk mengenal salah satu dataran Bumi ini.


Salam berbagi,
Fadlik Al Iman







Jumat, 01 Juni 2012

Gunung Merbabu

Gunung Merbabu menjadi salah satu target para pendaki. Meski dilihat memiliki potensi bencananya lebih ringan dibandingkan tetangganya gunung Merapi, namun gunung ini meski diperhitungkan memiliki potensi bencana. Merbabu memiliki lima kawah aktif, pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Pada tahun 1570 pernah juga meletus namun perolehan datanya belum begitu kuat. Gunung ini memiliki ketinggian 3.145 m. dpl. Letaknya secara geografis terdapat pada 7,5 LS dan 110,4 BT di Kabupaten Boyolali di lereng timur gunung Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2004 gunung ini statusnya menjadi Taman Nasional Gunung Merbabu.

Gunung Merbabu yang berasal dari gabungan kata "Meru" yang berarti gunung dan "abu" yaitu abu. Ada juga yang mengartikannya "babu" yang berarti wanita. Nama ini banyak dilihat pada catatan catatan yang ditulis pada zaman Belanda. Gunung ini terkenal dengan suasana savananya yang begitu luas, dengan puncak bayangan yang cukup banyak, ketika kabut tebal menutupi maka puncak terlihat samar. Sampai saat ini puncak bayangan di Merbabu dengan savananya cukup membuat pendaki kangen dengan keadaan alamnya. Suasana Savana nan indah memaksa kami memaku diri untuk sejenak rehat sambil menikmati minuman hangat serta makanan ringan sebelum sampai ke puncak.

Gunung yang kaya akan lembah, lereng. Punggungan demi punggungan yang menggoda, terkadang menyelinap diumpat kabut. Pohon ponon edelweis yang tumbuh berkelompok. Merbabu berstatus Taman Nasional  itu artinya semua yang datang harus menjaga aturan aturan yang telah ditetapkan terkait upaya perlindungan insitu. Taman nasional ini memiliki luas 5.725 Ha. Gunung ini berada ditiga kabupaten Magelang, Boyolali dan kabupaten Semarang. Tempat ini membuat kami rindu, rindu pada pinus, bintamin, puspa, peredu, adas serta tanaman efifit yang menjadi saksi jatuh bangun kami menjiarahi puncak.




Salam berbagi,

Fadlik Al Iman